Gudang sekolah menjadi saksi bisu pertemuan antara diriku dan dirimu, dan saksi kedekatan kedekatan antar keduanya. Derai hujan yang menerpa atap sekolah dan memunculkan bunyi-bunyi rintik merdu, sembari mendengarkan lagu ballad kesukaanmu dengan headset putih yang terkait di kiri-kanan telinga dua insan, kita. Yang sampai saat ini masih membekas di pikiran ku.
--
Bangkok, 4 Desember 2022.
"Belum, Bu, Fot hari ini jadi pulang kok. Ini lagi nunggu kereta-nya."
"Oh, ya sudah kalau gitu, ibu tutup ya."
"Iya, Bu."
Aku Fourth, kerap disapa Fot oleh orang terdekat. Dulu ada seseorang yang memanggilku begitu, suaranya pun selalu menggema dan terngiang dipikiran ku. Namun, lambat laun suara itu semakin samar, dan membuat ku lupa. Umurku 32 tahun, dan ya, aku masih sendiri, tanpa pasangan. Tidak terlalu berminat untuk mencari, dan mungkin aku masih terjebak masa lalu.
Hari ini aku pulang kampung, kerumah orang tua ku. Aku menetap di Bangkok karna pekerjaan, sedangkan orang tua ku di Pattaya. Aku mengambil cuti karena hari ini karena anak ke-2 dari kakakku ulang tahun, acaranya di laksanakan di rumah orang tua ku. Karena jarak antara rumah kakakku dan suaminya tidak jauh dengan rumah orang tua.
"Permisi."
"Iya silahkan."
Aku telah sampai di kediaman keluarga, saat aku masuk rumah sudah hampir di penuhi oleh para ibu-ibu yang menyiapkan makanan dan kue untuk acara nanti malam. Suara gemuruh dari mereka saat menyambut salam dariku.
Aku langsung menemui ibu yang ada di dapur, memeluk dan menyalami nya, bukan hal asing lagi untuk anak yang sudah lama tak jumpa orang tua.
"Ayah mana, bu?"
"Biasa, lagi di kandang bebek."
Setelah ayahku pensiun, Kesehariannya adalah peternak bebek dan ayam. Aku menemui bapak yang berada di kandang, saat aku ingin menyalaminya, beliau membersihkan tangannya yang sehabis memberi makan bebek dan ayam.
Aku merindukan keberadaan rumah karena 1 setengah tahun yang lalu adalah terakhir aku pulang ke rumah, aku tidak mencari kakakku karena aku tahu dia sedang tidak dirumah.
Aku pergi kekamarku untuk istirahat, mengganti baju sembari menata baju-baju ku, ingin meletakkan bajuku ke-lemari, tetapi saat aku membuka lemari. Kenapa sangat kotor sekali? Lemariku seperti menjadi gudang tersembunyi. Ah, aku sungguh risih. Kenapa juga ada mainan anak-anak di lemariku, itu pasti mainan keponakanku, lantas siapa lagi.
Saat aku memilah-milah barang yang ada di lemari. Aku melihat ada kotak kayu usang yang berada tepat di bawah tumpukan mainan, kardus dan kain yang menumpuk.
"Astaga, kotak ini..." Aku tahu persis itu kotak apa, badanku langsung bergetar dan gelinang air mulai menggenangi mataku. Dengan cepat aku mengusap air mataku. Aku tidak boleh lupa, bahwa aku berjanji untuk tidak menangisi hal itu lagi, karena nya.
"Ternyata masih tersusun rapih...." Aku membuka kotak itu. Disana, ada suatu hal berharga.
Saat melihatnya lagi, rasanya jiwaku seakan kembali ke-zaman di mana aku masih SMA, kilasan masa lalu terulang lagi. Kepalaku pusing.
Kira-kira... Berapa ya, 16 tahun yang lalu? Cerita unik yang tak kusangka jika aku adalah pemeran utamanya dan hal sepele yang membuatku terpana padanya.
Pattaya, 4 Desember 2006.
"Hei, bocah! Jangan ngagetin, dong!" Siswa SMA berumur 16 tahun yang membentak adik kelasnya, dengan embel-embel bocah padahal mungkin dia dan dirinya hanya beda 1 tahun, beberapa bulan, atau bisa jadi seumuran.
Tentu bisa tahu itu adik kelas. Keliatan dari bet seragam.
"Maafin saya, kak..." Balasnya kikuk dengan rasa bersalah.
Siswa itu memakai kacamata, rambut tak beraturan yang menutupi separuh kuping dan mata. Dasi kencang di leher, dan jam tangan di tangan sebelah kanannya.
"Lagian kau ngapain disini, sih? Aneh."
"Kakak sendiri... Ngapain disini?"
"Kau tidak lihat aku bawa apa?" Siswa itu menyondorkan tangan penuhnya yang sedang membawa ember, lap, pel-pelan, dan kemoceng.
"Mau bersih-bersih ya, kak?" Tanyanya dengan ekspresi senyum-senyum.
Tak menjawab, ia memilih untuk membersihkan gudang itu.
"Mau saya bantu, kak?"
"Kalo ada orang bertanya itu di jawab kak, jangan di cuekin."
"Kau ada masalah apa? Bisa diam tidak? Jangan banyak omong."
"Ya maaf kak."
"Huh."
---
KAMU SEDANG MEMBACA
[GeminiFourth] - Semburat Bintang Di Mata Indahmu
Romance(DISCONTINUED) Menghabiskan waktu denganmu memang tak selama yang aku harapkan. Selalu terpikir di ingatanku, tentang bisakah waktu berulang kembali? Sampai kapan aku harus terjebak di dalam kesedihan yang berkepanjangan ini. Saat bersamamu akan sel...