01.)

16 8 0
                                    

Pattaya, 26 November 2006.

"Kok bapak gitu, sih! Dia yang mulai pak, kok saya saja yang di marahin?"

Ini kisah Fourth, saat masih SMA. Siswa bandel yang tempramen dan punya jiwa preman, mungkin akan terkesan berlebihan, tetapi mustahil jika 1 bulan dia tidak masuk BK.

"Bapak tau, tap-." Belum usai bicara Fourth memotong ucapan guru bimbingan konseling itu. Namanya Pak Anton.

"Dia yang nyenggol saya di kantin sampai nasi saja tumpah, pak, terus dia numpahin minumannya kecelana saya, pak! Dia juga meletakkan lem di bangku saya. Ya gak salah pak, kalo saya ngebales dia. Hidup itu harus adil, pak! Namanya ju-"

"Fourth Jirochtikul! Berani sekali kamu memotong perkataan saya. Apapun itu alasannya. Kamu juga tidak boleh membalas temanmu dengan melempar tai kucing ke wajah temanmu, memasukkan tikus ke-bekal makanannya, itu berlebihan."

"Ya masa saya harus diam saja, jika semuanya tak beres?" Fourth kekeuh menjawab pertanyaan Pak Anton

"Kamu minta maaf"

"Loh kok saya sih, pak. Kan dia yang mulai."

"Bukan kamu, tapi Winny. Winny, minta maaf ke Armaya"

"Saya pak? Ck. Aku minta maaf, Fourth."
Winny mengulurkan tangan kanannya dengan sedikit ragu dan rasa gengsi.

"Minta maafnya gak ikhlas banget, ya?" Balas Fourth dengan hanya menepuk tangan Winny.

"Huh."

"Fourth." Panggil pak Anton.

"Ada apa lagi, pak?" Balas Fourth.

"Kamu saya diskors! Buat tulisan 'saya menyesal' di 4 lembar kertas, selama 1 Minggu. Bapak sudah menghubungi orang tua mu, mereka sendiri yang membuat keputusan kamu di diskors."

"Loh-"

"Gak ada lah loh lah loh." Saut Pak Anton dengan sigap.

"Pft, mampus." Cibir Winny yang berada di samping Fourth .

"Apa kau bilang? Mampus? Telingaku berfungsi ya berengsek." Armaya langsung berdiri dan menjambak rambut Winny.

"Aduh!"

Pak Anton melerai mereka berdua dan kembali menasehati Fourth. Yah, namanya Fourth, pasti bawaannya temperamen.

-

Keesokan harinya, Fourth bangun dengan tergesa-gesa karena melihat jam dinding di kamarnya menunjukkan pukul 06.37. Dia keluar dari kamar dan langsung berlari ke kamar mandi.

Saat berada di kamar mandi dan ingin mengunci pintu. Fourth baru sadar bahwa ia di diskors dan tidak akan bersekolah selama 7 hari.

"Astaga, aku kan gak sekolah, ya, lupa deh."

Fourth berjalan kedapur, dan melihat disana ada kakak ke-1 nya dan ibunya, kakaknya sedang berada di meja makan sembari menata berkas-berkas yang dimasukkan ke-tasnya, dan ibu yang sedang memasak.

"Dek, dek. Kerjaanmu itu berantem terus, di diskors terus, mau jadi apa kamu?" Celetuk kakak pertamanya saat Fourth baru ingin duduk di meja makan.

Sedikit informasi, kakak pertama Fourth adalah seorang pria, bernama Neo, berumur 22 tahun yang kuliah dengan mengambil jurusan teknik elektro, semester 7, yang sedang sibuk-sibuknya menata skripsi.

"Mau jadi kaya bapak, angkatan laut."

"Ya bagus itu, biar ada penerusnya bapakmu." Jawab ibu.

Mungkin ada yang janggal karna Fourth tidak di marahi habis-habisan oleh keluarga nya? Fourth lahir di-keluarga harmonis, saling melengkapi, dan saling mengerti, mereka tahu betul Fourth bagaimana, dan mereka percaya, jika Fourth berkelahi, pasti ada sebab.

"Fot lapar, Bu. Pengen sarapan."

"Iya sebentar, ini hampir matang."

Aroma masakan ibu dari tadi sudah memenuhi ruangan. Kare ayam adalah makanan yang di sukai keluarga Fourth, apa lagi jika yang memasak adalah sang ibu. Chef andalan keluarga.

Setelah masakan Ibu matang, Fourth langsung menyerbu Gulai tengkleng buatan ibu. Bagaimana dengan anggota keluarga yang lain? Ayah bekerja, kakak pertama sudah berangkat dan memilih sarapan roti, kakak kedua juga sama, adik Fourth masih tidur karena sedang sakit.

Perut Armaya serasa hamil 3 bulan, karena perutnya sedikit menggembul setelah pesta kare. Mungkin sudah menambah nasi sebanyak 3 kali, sepertinya dia lupa bahwa ini masih jam sarapan.

Karena tidak ada kegiatan lagi, Fourth memilih untuk membersihkan diri. Setelah itu dia merapihkan kasurnya, mengambil guling yang jatuh ke-lantai, karena brutalnya dia saat tidur.

"Saatnya mengerjakan tugas!"

Fourth mengambil buku dan menyobek 4 lembar kertas untuk menuliskan kalimat "saya menyesal" di kertas itu dengan penuh. Ada ada saja memang.

Belum sampai satu halaman. Ibu meneriaki Fourth meminta tolong

"Fot!"

"Iya Bu!" Dengan sergep Fourth bangkit dari meja belajar yang belum lama ia duduki, dan berlari ke-arah ibu.

"Tolong belikan ibu kecap sama cabai merah setengah kilo, di toko Bu Pur. Nanti kembaliannya kamu ambil aja."

"Siap, bu."

Fourth pergi ke toko kelontong yang ada di RT sebelah, pemiliknya dipanggil Bu Pur biasanya, orangnya memang agak ketus.

"Bu, beli terasi 2 sama cabai merah seperempat."

"Kembaliannya berapa, Bu?"

"4 ribu."

"Kembaliannya saya ambil es lilin sama keripik pedas ini aja Bu."

"Terimakasih, Bu."

Pulang lah Fourth ke kediaman nya setelah membeli titipan sang ibunda, tentu saja dia senang karena kembaliannya di belikan jajan. Fourth jalan melewati rumput yang berjajar di pinggiran jalan, sambil memakan es lilin nya.

--

"Ini Bu, terasi sama cabe merah nya."

"Allhamdulilah, kembaliannya mana, nak?"

"Loh, tadi katanya ibu kembalian nya buat Fot, ya sudah Fot pakai untuk beli es krim dan keripik pedas."

"Ibu tadi bilang gitu, ya? Ya sudah kalau begitu, ibu ke dapur dulu."

"Iya, Bu."

Fourth pergi ke kamarnya untuk melanjutkan tugasnya. Alih-alih melanjutkan, ia telah diserang rasa malas, karena niat mengerjakan nya hilang karena telah disuruh, alhasil Fourth hanya duduk di depan TV dan memakan keripik pedas yang dia beli barusan. Sembari menikmati serial anime Kamichama Karin yang sedang tayang.


[GeminiFourth] - Semburat Bintang Di Mata IndahmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang