ALESHIA(End)

2.bandara

"jika kamu kehilangan sosok ibu,itu tandanya kamu harus siap jika banyak yang berubah,ntah itu ayah yang menikah lagi atau bahkan ayah yang sibuk dengan pekerjaannya"

.............

Hidup berjalan seiring dengan waktu,sudah enam bulan Ale menjalankan hari-hari nya tanpa sosok seorang ibu.banyak hal yang dilalui olehnya,baik itu senang,sedih,kecewa.

tok,tok,tok

"Non Ale ditunggu tuan makan malam"teriak bi marni dibalik pintu Ale

"Iya bi,ale bentar lagi turun"

Ale segera turun,langkah kakinya melangkah menuju ruang makan yang sudah terdapat dua orang laki-laki menunggunya.

"Malam ayah,malam juga Ade"sapanya yang dibalas senyum keduanya

"Duduk le,ayo makan"ujar Hendra,ayah Ale

Hening.hanya ada suara dentuman sendok dan garpu,hingga makan malam selesai.tak lama suara Hendra memecahkan keheningan tersebut

"Ale,setelah makan temui ayah diruang kerja"kata Hendra yang langsung bergegas pergi membuat ale bingung

Ale sudah berada didepan pintu ruang kerja sang ayah,dengan cepat iya mengetuk pintu tersebut

tok,tok,tok

"Ayah,Ale masuk ya"kata ale

Pintu terbuka,menampilkan hendra yang sedang menatap laptopnya dengan fokus

"Duduk le,ada hal yang ingin ayah bicarakan"kata hendra

"Ada apa yah?"tanya ale

"Ini soal ekonomi kita le"sahut hendra membuat ale diam"perusahaan ayah terancam bangkrut,dan yang bisa bantu keluarga kita saat ini hanya Tante Ratih tapi"lanjut hendra menggantung ucapannya

"Tapi apa yah"ucap ale yang benar-benar penasaran

"Ayah harus pergi ke Singapura besok,Tante Ratih mau membantu kita dia memberikan dua syarat,dan untuk syarat pertamanya ia mau ayah memenangkan tander perusahaan di Singapura"jelas hendra

"Syarat kedua?"tanya ale

"Untuk syarat kedua ayah belum tau,karna tante ratih hanya menyarankan untuk menepati syarat pertamanya terlebih dahulu"

"Kapan ayah berangkat?berapa lama?"

"Besok setelah sholat subuh,untuk berapa lamanya ayah kurang tahu.bisa sebulan,dua bulan atau bahkan satu tahun"ucapan hendra membuat ale tersenyum miris

"Ayah setuju dengan syaratnya?gimana kalau nanti syarat kedua itu yang aneh-aneh? kenapa ayah ga pikirin itu dulu sebelum ayah setuju?gunanya Ale sebagai anak ayah apa disini? seharusnya ayah bisa berbagi cerita sama Ale biar kita cari jalannya bareng-bareng"ucapan ale membuat hati hendra teriris,benar yang dibilang Ale seharusnya dia berbagi dengan anaknya

"Maaf Ale,tapi mungkin cuma ini jalan satu-satunya untuk ayah mempertahankan perusahaan dari bunda kamu"sahut hendra dengan rasa bersalahnya