prolog

3 0 0
                                    

    Seorang pria dengan pakaian kaos dan celana pendek berdiri terdiam di antah berantah gelapnya malam yang mencekam, namun dengan kemampuan matanya ia tetap merasakan hawa siang hari di saat itu. Dengan penerangan seadanya dia membuat sekitar ratusan obor yang dibuat hanya dalam waktu seharian penuh dan digunakan untuk persiapan malam ini.

    Pria itu hanya menatap sekitar dalam diam sambil melirik jam tangannya yang berada di tangan kanannya terlihat hampir menunjukkan tengah malam yang berarti sekarang pukul 23.58 setelah menit di jam berganti ke 59 terdengar suara yang dari kejauhan yang mengarah mendekati nya.

    Pria itu tetap menatap sekitar dan sudah terlihat banyak musuh yang mengepung nya dari segala arah, namun ia masih dengan santai nya menyatukan dan memisahkan tangan nya beberapa kali yang memunculkan aliran listrik kecil disana.

****
2 jam sebelumnya di bumi (earth)

Sesosok wanita yang sudah mengenakan gamis dan hijab syar'i nya kembali menatap kaca di meja riasnya untuk kesekian kalinya, terdengar bunyi dering dari  ponsel nya yang tergeletak di nakas sebelahnya, dengan cepat wanita itu mengambil ponselnya dan mengangkat telpon untuk dirinya

"Fa, Lo udah otw kah? Gw otw nih?!" Ujar suara wanita dari seberang sana

"Bentar, ini aku mau otw na. Tunggu bentar ya kalo nanti sampai" Jawab wanita yang bernama Zulfa

Kemudian ia langsung menutup telepon nya dan menaruh ponselnya di tas kecil miliknya kemudian pergi keluar dari kamarnya menuju pelataran rumah yang sudah ditunggu oleh supir nya

    Setelah keluar dari kediamannya ia langsung masuk dan duduk di bagian kursi belakang mobilnya

"Percepatan pak, saya buru-buru" Ucapnya halus ke supir nya, dan supir nya hanya mengangguk dan mulai bergerak dengan lihai dan cepat meninggalkan tempat itu menuju tempat yang mereka tuju malam itu

Setelah sampai di sana, ia keluar mobil meninggalkan sopirnya dan menghampiri temannya yang sudah duduk di kursi yang sudah dipesan di tempat itu

"Hampir terlambat Lo fa" sungut Kirana yang menghampiri Zulfa untuk menyambut nya

Setelah itu mereka kembali duduk di taman itu dan melihat langit malam yang sunyi, berhiaskan bintang karena hanya beberapa lampu remang yang menyala disana

"Makasih na, mau nemenin aku malam ini" ucap Zulfa halus sambil meraih tangan kiri Kirana. Kirana hanya tersenyum beberapa waktu.

"Lo juga kangen dia kan, Rendy Lo. Sama tuh kaya gw kangen Umar punya gw. Jadi ... Gpp kita malam ini kayanya senasib, saling kangen pasangan kita masing-masing" Jawab Kirana yang membuat Zulfa terharu. Tak lama bel dari menara jam berbunyi dan seketika langit malam yang berhiaskan bintang yang indah itu ditaburi kembang api yang membuatnya nya semakin indah. Zulfa hanya menangis haru melihat langit disana, sambil bergumam ...

"Happy new year, honey ..."

***

Kembali bersama pria yang dikepung tadi, yang merupakan Rendy itu Sendiri ~

    Setelah dirasa jaraknya dengan para musuhnya cukup, Rendy mengangkat tangan nya dan berteriak "DEFENDS MECHANISM, VOLTAGE EARTHQUAKE !!" setelah nya dalam sepersekian detik tangan nya langsung ditaruh diatas tanah disana, kemudian area sekitar nya bergetar, celah antara tanah satu dan lainnya terbuka, lalu memunculkan kilatan petir dan gurih yang langsung menjadikan musuhnya yang merupakan ratusan monster itu tergeletak di tempat.

    Ia hanya menyaksikan itu dengan wajah datar, ia juga menatap langit malam di sana sambil berseru.
"Ini kembang api disini, happy new year ... Darling"

.

.

.

.

.

    Namun setelah mengamati kembali para monster yang sudah tergeletak di sana ada beberapa musuh yang masih sanggup berdiri kembali Rendy pun bergumam "level one, dancing knife ..." Yang langsung mengubah bentuk tubuh nya dengan kaki yang memunculkan sedikit duri kecil di bagian betis belakangnya, begitu pula bagian pergelangan tangan hingga telapak tangannya berubah dengan sedikit menonjol dan mengeras dengan sebuah corak merah dan putih di sana, jari jemarinya pun memanjang sedikit, seakan siap menusuk-nusuk musuhnya di tempat.

    Setelah perubahan itu Rendy mengambil posisi bertarung dan berseru "mutation, raja kepiting Tasmania dan belalang gurun ... Siap menghancurkan" sejurus kemudian ia langsung melompat ke arah musuhnya berada, yang merupakan singa yang bercampur dengan elemen api di sekujur tubuhnya. Namun Pria bernama Rendy itu tak gentar dan langsung mendarat di mukanya membelah dan memisahkan kepala dan badan monster singa itu kemudian ia juga melompat ke arah lain dan tetap melakukan hal yang sama, benar - benar bagaikan pisau yang menari, ia hanya menusuk dan membelah musuh-musuhnya untuk mengakhiri pertarungan dalam beberapa waktu saja.

    Setelah pergulatan Solo nya ia sedikit berhenti di saat semua monster yang bangkit tadi telah binasa, ia menghirup udara disana dengan rakus guna mengendalikan dirinya sendiri yang sedikit menggila karena pertarungan ini. Kemudian Rendy duduk bersila sambil mengotak-atik jam di tangan nya, mengambil bola kecil dan melemparkannya ke udara.

    Kemudian bola itu memindai area sekitarnya dan mengirimkan hasil pindai ke jam yang melekat di tangan Rendy, ia hanya diam dan mengamati informasi monster-monster batu dan lama yang ia dapat dari pertarungan ini.

    Setelah bola kecil tadi hancur Rendy kembali bangkit dari duduknya dan perubahan mutasi yang berada di dirinya kembali ke wujud manusia normal

"Ok, waktu nya kembali ke bunker dan tidur ... Sebelum pulang ke bumi nanti" jelasnya ke diri sendiri dengan berjalan pelan meninggalkan area pertempuran di tengah malam itu

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 22, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

mutation Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang