Eiden perlahan merasakan sinar matahari yang mulai menyilaukan matanya, entah kapan tepatnya tapi Eiden tertidur selama perjalanannya menuju Kerajaan Timur, ia mencoba untuk membuka matanya, beberapa kali ia mengusap usap matanya tersebut agar ia bisa memfokuskan pandangannya
Diluar sana terasa sangat terang yang membuat Eiden kembali menutup matanya ketika merasa terlalu silau, hal tersebut terus ia ulang beberapa kali hingga sebuah bayangan hitam yang membantunya untuk menghalngi sinar yang masuk secara berlebihan
Ketika Eiden membuka matanya, ternyata bayangan tersebut adalah tangan seseorang, membuat Eiden mulai bisa memfokuskan pandangannya dan beradaptasi dengan cahaya dan lingkungan di sekitarnya
"Tidurlah beberapa saat lagi, masih ada waktu dua jam untuk sampai istana"
Si pemilik tangan yang tidak lain dan tidak bukan adalah Khalid mulai menutup paksa mata Eiden, tangannya yang besar bahkan dengan mudah metutup seluruh wajah Eiden, membuat sang empunya wajah mencoba agar Khalid melepaskan tangannya dari wajahnya itu
"Aku mau li-hat!"
Eiden benar benar terpana ketika ia berhasil melepaskan tangan Khalid dari wajahnya, saat ini ia sedang menunggangi sebuah kuda yang dimana dikendarai oleh Khalid, tubuhnya bersadar di dada bidang pria tersebut
Saat ini mereka sedang menembus tebing tebing terjal yang pemdangannya sungguh memanjakan mata, disisi kanan jurang dapat Eiden hamparan bioma gurun yang selama ini tidak pernah ia lihat sebelumnya
Cuaca terasa sangat panas dan matahari tepat berada diatas mereka tetapi Eiden tidak merasakan sengatan matahari itu secara langsung karena Khalid menutup kepalanya menggunakan jubah yang ia gunakan saat mencari Eiden kemarin
Sedangkan pria tersebut membiarkan tubuhnya yang hanya mengenakan baju tanpa lengan terpapar sinar matahari langsung, kulitnya yang berwarna tan, terlihat mengkilap dibawah sinar matahari, Khalid terlihat menikmati sebagaimana matahari yang sangat panas tersebut menghangatkan tubuhnya
"Wah ini benar benar indah"
Eiden terlihat sangat menikamati pemandangan yang disuguhkan di depannya, membuat Khalid mulai tersenyum karena ia merasa bangga, tidak banyak yang menyukai Kerajaan Timur sepeeti ia menyukainya, hal ini karena perbedaan suhu yang berubah drastis dari Kerajaan Nuveleon
Yang selalu Khalid dengar dari para delegasi ataupun pengunjung hanyalah 'panas' 'terlalu gersang' dan masih banyak keluhan lainnya, Eidenlah yang pertama kali ia lihat menikmati pemandangan Kerajaan miliknya ini
"Setuju"
Khalid merapatkan tubuhnya dengan Eiden, dapat Eiden cium aroma tubuh milik pria tersebut, aroma yang Khalid keluarkan seperti aroma citrus yang dimana terasa segar dan juga menenangkan, Khalid mulai memegang tali kudang dengan lebih kencang sembari berbisik kepada Eiden
"Siapkan dirimu, ayo kita melaju lebih cepat!"
"Ayoo!!"
Eiden terkesan dengan cara Khalid membawa dirinya sembari mengendarai kuda, pria tersebut memastikan agar Eiden dapat duduk dengan tenang walaupun kecepatan kuda yang mereka tunggangi diluar kata normal, hembusan angin terasa sejuk menerpa wajah Eiden, ini pertama kalinya ia menghirup udara sebebas ini
Mereka menghabiskan waktu tanpa adanya pembicaraan berarti, hanya beberapa kali Eiden bertanya tentang tempat tempat yang mereka lewati, selebihnya di isi dengan kesunyian, Khalid benar benar berbeda dari apa yang ia baca di novel
Jika di novel pria tersebut yang obsesinya sangat besar kepada Aloysia, bahkan ia memtuskan untuk membantai siapa saja yang menolak ketika dirinya menikahi Aloysia, dia bahkan berkata akan menghancurkan tanah kelahirannya tersebut jika masih ada yang menolak Aloysia
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Becoming A Side Character of Yandere Novel
Historical FictionAskha tidak akan pernah menyangka bahwa diam diam membaca dan mengganggu adiknya yang seorang Fujo bisa membuat dirinya transmigrasi kedalam Novel yang selalu dibaca Cecilia adikknya itu! bahkan apesnya dia menjadi Eiden pemeran sampingan yang harus...