Same But Not The Same

99 16 7
                                    

LISA

Aku terbangun dengan kepala berat seakan semua masalah hidup datang menghujaniku hanya dihari itu saja.
Aku bergumam lirih dalam diriku:

"oh God ! aku ingin mati saja bila seperti ini jadinya"

Semua badanku,ku tumpahkan pada kasur empuk dikamarku,tak ingin rasanya beranjak pergi dari sana dan memulai hari yang tak ingin aku jalani.
Aku melirik kecil pada jendela kaca kamarku,melihat matahari berusaha masuk ke dalam celah gorden yang menjuntai ke lantai. Seakan kamarku adalah tempat tersuram,gelap,tak ada yang bisa masuk kecuali aku izinkan tuk masuk,seperti itu pula hatiku saat ini,aku padamkan semua harapan oranglain tuk masuk hanya karna aku ingin bertemu dengan orang yang sebenarnya mencintaiku, menerimaku apa adanya,membuatku bersyukur setiap kali mengingat aku memilikinya,dan membuat hari suramku cerah,secerah mentari pagi yang setiap hari selalu datang untuk menyinari dunia bagaimanapun cuacanya.
Aku hanya ingin mendapatkan seseorang yang sama hangatnya seperti sosok yang hilang itu.

Aku tersadar dalam lamunanku,ketika seseorang mengetuk pintu kamarku pelan.
Dengan suara besar dan lembutnya dia berkata:

"Lisa yaa,bagaimana keadaanmu ?
Are you ok ?"

Aku melihat sebentar ke arah pintu itu,lalu kembali memalingkan kepalaku ke arah jendela kamar,setelah aku dengar dengan jelas pemilik suara itu.
Ya itu Daddy,orang pertama paling berharga dalam hidupku. Aku mengumpulkan tenagaku tuk bangkit dari kasur empukku,satu-satunya tempat yang membuatku nyaman untuk saat ini.
Aku berjalan kecil dan membuka pintu kamarku,terlihat jelaslah sosok pria paruh baya dengan wajah khawatirnya.
Dia tersenyum ketir padaku.
Aku tau dia sangat khawatir,aku tersenyum mencoba menenangkannya dan berharap itu bekerja.
Dalam senyumku aku berkata:

"Ya daddy :) aku baik-baik saja,dan jangan khawatir aku sudah besar sekarang. Apakah bibi sedang memasak? Baunya harum dan sepertinya itu enak."

Aku berusaha mengalihkan fokus ayahku saat itu,yang sebenarnya aku tak ingin melakukan apapun hari ini,aku hanya tak ingin ayahku terus khawatir.
Aku berjalan maju dan menggandeng lengan ayahku menuruni tangga.

"Sepertinya kita butuh liburan,bukan begitu,anakku?"
"Ah,ya.. aku setuju"
Yang sebenarnya berat untuk saat ini.

"Baiklah kalau begitu setelah sarapan kita bersiap² pergi"
"Kemana kita akan pergi dad?"
Tanyaku khawatir. Karena yang aku butuhkan saat ini hanya berbaring dikasur dan merenungi hidupku yang suram ini.

"Bagaimana kalau kita berlibur dipulau Hawaii?"
Leganya saat mendengar itu bukan tempat yang membawa sejuta kenanganku bersamanya.

"Baiklah sudah diputuskan!"
"Dad,aku lupa belum mandi,aku pergi dulu" aku berlari menaiki tangga dan membuat gemuruh kecil.
"Hey ! Hati-hati !"
"Ahahaha okeee daddy i love you!!"
Aku tertawa senang saat mendengar teriakan khawatir dari ayahku.
Jika ada suatu hal yang berharga didunia ini aku pastikan yang pertama adalah moment bersama ayahku.
Setelah sarapan selesai dengan khidmat bersama daddy dan bibi,aku bersiap² mengambil topiku dan membuat senyum lebar agar mereka bersemangat melihatku seperti ini.

"Dad,apakah aku sudah terlihat siap?"
"Ya kau sangat siap untuk berlibur hahaha"
"Kenapa kau tertawa dasar pria tua!"
"Aku melihat dunia seperti akan roboh tadi pagi,tapi sekarang kau terlihat secerah mentari pagi,bukankah itu lucu?"
Tawa riangnya mengisi ruangan tempat kita berdiri tuk bersiap pergi.
Pria tua itu menertawaiku,membuatku lega ternyata poker face ku bekerja dengan baik.

Aku sudah berada dalam sebuah kapal besar berlayar menuju pulau itu,menerjang ribuan ombak membuat kapal itu terombang-ambing,angin laut yang terus mengibaskan kemeja biruku dan membuat rambut panjang hitamku berterbangan,aku memejamkan mataku dengan mengarahkan daguku ke arah langit,tanganku bertumpu satu sama lain diatas pagar besi kapal,aku berusaha menikmati suasana ini meski dalam hatiku masih gelap dan berat,sesak rasanya membawa ini kemanapun dalam keadaan apapun tapi hati tak ada sedikit pun minat untuk itu. Aku menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan,itu tak kunjung lega. Itu hanya membuatku mengingat satu moment pentingku bersamanya,yang membuat kubangan air dimataku berusaha jatuh. Aku tak bisa menahannya,itu sakit sekali.
Aku membutuhkan dia,dalam hidupku selamanya. Ya,dia adalah sosok yang belum ku temui minggu² ini,dia adalah ibuku.
Aku tak bisa lagi menahan air mataku yang berjatuhan. Aku bergumam dalam diriku. "Ya Tuhan apa yg salah dariku dan pria tua itu? Kenapa kau mengambil sosok itu yg sangat berharga bagiku dan dia."
Aku menangis memejamkan mataku,sesekali ku melirik langit yg cerah berusaha menghiburku.

Aku berusaha menghapus semua air mataku dan menyadarkanku,bahwa aku sekarang sedang pergi berlibur bersama ayahku,aku tak ingin merusaknya karena kepedihanku sendiri.

*Makasih vote nya*

Complicated Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang