Same But Not The Same II

59 12 4
                                    

Ruby Jane

Terjebak dalam sebuah tradisi,yang mana kau tak bisa menolaknya,hidup seperti dalam bunker raksasa dipenuhi dengan drama yang membuatku lebih memilih diam mengikuti alur yang ada,jauh dalam lubuk hatiku.. aku menginginkan terbang bebas seperti burung yang ku tatap saat ini.

Aku terus berjalan gontai,bersama dengan angin yang mendorong ombak ke tepian pantai.
"Bagaimana mungkin! aku akan hidup bersama orang yang bahkan aku tidak mengenalnya,dan dia tidak mengenalku!." Gumamku.
Aku terus berjalan sampai tempat dimana hanya aku,puncak bukit bebatuan,laut serta langit yang membuatku nyaman saat ini.

"Untunglah hanya aku yang tau tempat ini,disini sangat menyegarkan,aku bisa melihat langit,laut dan kapal yg lalu lalang secara bersamaan."

Aku berusaha berdiri dalam pijakkan tak pasti diatas batu yg tadi ku duduki,memejamkan mata dan membuka kedua tanganku.
Disaat itu pula aku merasakan angin kencang dari sisi kiri ku sehingga aku terpleset dan membuat tangan besar berurat menangkapku,sontak mata ku terbelalak membuat lingkaran sempurna dan membuat kepalaku refleks menoleh ke arah sosok yg mempunyai tangan itu. "Apa!!! Siapa ini!!!" Aku bahkan tak bisa membuka mulutku untuk sesaat karna rasa terkejutku.

~

LISA

Aku menghampiri ayahku,memastikan bahwa dia tak melihatku saat aku menangis tadi.
Terlihat dua pria paruh baya sedang bertukar cakap sembari sesekali meneguk gelas champagne nya.

"Hey dad."
"Oh kemarilah,lihat siapa yang kebetulan berada dalam tour kita?
Dia adalah salah satu bos dari pemegang saham perusahaan kita nak,Mason Park."
"ah,Salam kenal,namaku Lalisa Manoban" sembari menganggukkan tubuhku,aku melirik pelan melihat sosok yang anggun jauh beberapa meter dibelakang pria paruh baya berselimutkan jas hitam itu,dengan mengapitkan tangan dalam gelas champagne nya,dia berkata menggodaku:

"Apakah ini anakmu yg kau maksud tadi?"
"Ya dia anak semata wayangku."
"Oh my.. gorgeous!! Ini melebihi ekspektasiku! Dia sangat cantik,lihat.. betapa porposional nya tubuhnya serta stylenya,dia bagaikan 2 orang dalam 1 tubuh,dia sangat cantik dan juga gayanya yg sangat tampan."
"Oh come on .. uncle jangan memujiku seperti itu,itu sedikit berlebihan."

Aku mengikuti alur pembicaraan mereka selama beberapa saat,dan kembali bertanya²,
"Siapa perempuan itu,kenapa dia selalu melirik ke arah pembicaraan ini." Ingin rasanya aku menghampirinya. Tapi aku tidak bisa bertindak gegabah karna aku sangat menghargai dan menghormati posisi ayahku,dia adalah pemegang perusahaan restaurant terbesar diAsia,Manoban Kingdom "Caffe & Rezto" itulah nama yang ayahku banggakan,dan dia sangat memelihara perusahaannya dengan baik sekalipun tak ada lagi partner dalam hidupnya.
"Siapa perempuan itu" gumamku dalam hati.
Dia sesekali melirik ke arahku dengan tatapan rasa ingin tau,tetapi seakan ada yg menghalanginya yg membuat pandangan nya kembali ke arah ipad yang sedari tadi dia mainkan.
Matanya seperti aku pernah melihatnya,tapi aku benar-benar tidak kenal siapa dia,"ah itu hanya perasaanku saja."
Aku beranjak pergi bersama ayahku saat kapal mulai berhenti didermaga.

"Dad,apakah kau melihat itu?."
"Apa?"
"Lihat diatas bukit itu ada sesorang yang sepertinya akan bunuh diri."
"Dimana nak? Apakah itu benar?! Oh shit!! Dia benar² akan melompat."
"Dad aku akan kesana,panggilkan tim penyelamat sekarang!!!"
"Apa kau tak apa?"
"Ya tentu saja,aku yg akan mencegahnya terlebih dulu,tidak ada waktu untuk berdebat dad!!"
"Baiklah be careful honey!"
"Oke serahkan padaku."

Aku berlari sekuat tenaga,dan dengan rasa ingin tau,kenapa ada orang sekonyol ini untuk menghindari masalah hidup? Apakah rasa sakitnya melebihi rasa yg ku rasakan saat ini? Apakah dia sangat membenci dirinya?
Dengan pikiran yg berkemul dalam kepalaku aku terus berlari dan berharap dia belum betul² melompat dari batu itu.

*Plak!

Suara tamparan keras membangunkan lamunanku saat mata kita benar² saling bertemu. "Apa dia gila?" Refleks tangan kananku memegang pipi yg baru saja terkena sambaran tangan kanannya,melepaskan tubuh mungilnya menjauh dariku,aku mengerutkan keningku,aku tau dia akan membenciku karena telah menggagalkan misi bunuh dirinya itu. Tapi siapa peduli? Setiap nyawa sangat berharga,masalah apapun bisa dilewati dan diselesaikan meski itu pahit sekalipun.

"Siapa kau?! Berani sekali menyentuh tubuhku dengan tangan kotormu itu!"
"Apa!!? Apa kau bercanda?!! Aku menyelamatkan nyawamu dan ini balasanmu huh?!!"
"Siapa yg nyawanya ingin diselamatkan? Aku hanya terpleset dan aku bisa mengatasi itu!"
"Bukan untuk melompat bunuh diri?"
"Hahahaha kau pasti bercanda! Nyawaku sangat berharga dibandingkan nyawamu kau tau!"

Apa²n ini? Ternyata aku salah mengira,aku kira dia akan bunuh diri karena posisinya yg ku lihat terakhir kali sangat meyakinkanku bahwa dia akan melompat bunuh diri dengan tangan terlentangnya. Aku menghela nafas dan berusaha mencerna keadaan ini,lalu memberanikan diri :

"Oke,am sorry.. aku kira kau akan melompat dan mengakhiri hidupmu."
Aku harap dia akan memaafkanku,tindakan gegabahku bisa saja benar menyelamatkan nyawa seseorang,ya aku tak menyesali itu.

"Baiklah,karna kau tak tau apapun aku terima permintaan maafmu."

*Makasih votenya*

Complicated Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang