Malam hari Wisnu seperti tersambar petir. Wisnu mendapatkan kabar bahwa kedua orang tua nya meninggal ketika mereka akan kembali ke perjalanan pulang ke rumah. Karena sebuah mobil boks yang sopir nya mengantuk, menghantam sedan mereka dalam kecepatan tinggi. Padahal baru beberapa jam mereka berkomunikasi lewat handphone dan berjanji akan makan di luar bersama untuk merayakan ulang tahun Hanan yang belum sempat mereka rayakan beberapa hari yang lalu.
Seminggu sudah Wisnu melewati hari hari lesu tanpa orang tua. Sedangkan sang adik? Dia masih terlalu belia untuk bisa mengerti mengapa orang tuanya tak pernah kembali.
. . . . . . . . . . . . . . .
5 tahun telah berlalu semenjak ayah bunda pergi meninggalkan mereka. Sudah 5 tahun juga mereka menghadapi hari hari yang sulit. Kini Hanan tahu mengapa sang ayah dan bunda meninggalkan mereka.
Wisnu memutuskan untuk berhenti sekolah, dia memutuskan untuk mencari nafkah untuk biaya sekolah hanan dan kesehariannya. Hanan hanya bisa menuruti, dia tahu itu adalah rencana sang kakak untuk bisa bertahan hidup. Sesekali Hanan membantu Wisnu bekerja. Namun dia dapat membantu pada hari sabtu dan minggu. Sisa harinya dia harus sekolah.
Tanpa kenal lelah Wisnu setiap harinya selalu bekerja dan bekerja. Dia bahkan tidak punya waktu untuk berbincang bincang dengan Hanan. Di balik itu Wisnu sesekali mengeluh. "Kenapa harus seperti ini ayah?. Kenapa kau meninggalkan kami?. Aku lelah, aku tidak sekuat yang kamu kira sampai sampai kau meninggalkan kami".
Keesokan hari pada pukul 06.00, Hanan melihat Wisnu tertidur pulas. Dia heran, tidak seperti biasanya Wisnu belum terbangun dari tidurnya. Hanan mendekati Wisnu, dia memeriksa kondisi sang kakak. Dia mendekatkan telapak tangannya ke dahi Wisnu. Badannya normal dia tidak sakit. Dia lalu membangunkan Wisnu. Setelah Wisnu terbangun dia bertanya kepada Wisnu, " Kenapa kamu tidak seperti biasanya?, biasanya kamu selalu bangun pagi dan meninggalkan ku untuk bekerja". Wisnu menjawab dia hanya ingin mengambil libur sekali saja dan kebetulan hari ini adalah hari weekend.
Wisnu mengajak Hanan untuk diam di rumah dan menghabiskan waktu berdua. Hanan sangat senang, jarang jarang dia dan Wisnu menghabiskan waktu bersama. Mereka menghabiskan waktu bersama di ruang keluarga. Hanan bercerita tentang bagaimana dia menahan kentut di sekolah ketika pelajaran sedang berlangsung. Mereka bercerita hal hal random yang mereka lakukan setiap harinya.
Malam harinya setelah membersihan diri dan mengisi perut, Wisnu dan Hanan berkumpul kembali di ruang keluarga. Mereka sedang asik menonton kartun kesukaan Hanan. Namun tiba tiba Hanan memeluk Wisnu yang tepat berada di sampingnya. Wisnu terheran dengan tindakan yang baru saja Hanan lakukan. "Kak. . . Terimakasih untuk semuanya. Terimakasih telah membesarkan ku, terimakasih telah membiayai ku. Kau seperti orang tua setelah ayah dan bunda. Aku bersyukur memiliki kakak seperti dirimu. Bahkan di saat teman teman ku mengeluh mempunyai seorang kakak, tapi aku sangat bersyukur mempunyai seorang kakak yang sangat sangat sayang kepadaku". Wisnu hanya bisa tersenyum mendengar itu. Dia menahan air mata yang akan keluar dari matanya. Wisnu mempererat pelukan.
Beberapa menit kemudian setelah berpelukan, Hanan mengatakan sesuatu "Kak!. . . aku ingin kue ketika aku berulang tahun, aku ingin diatas kue itu ada gambar aku, kakak, Bunda dan Ayah!. Apakah boleh?". Wisnu tersenyum dan menjawab " Tentu boleh adikku".
*3 bulan kemudian
Malam hari Hanan baru saja pulang karena dia lebih dulu menyelesaikan tugas kelompok di rumah temannya. Dari kejauhan dia dapat melihat rumahnya masih gelap. Dia berpikir Wisnu belum kembali dari pekerjaannya. Gelap dan hitam. Itu yang dia lihat saat memasuki rumahnya.
Baru beberapa Hanan memasuki rumah nya tiba tiba 'Ceklek' semua lampu menyala. Dari kejauhan 3 meter Hanan melihat Wisnu yang sedang memegang kue dengan lilin yang menyala.
Wisnu mendekati Hanan yang masih bengong, dan mengucapkan "Selamat ulang tahun adikku". Hanan masih mematung dia tidak mengira hal ini, bahkan dia tidak ingat hari ini adalah hari ulang tahunnya. Wisnu membuyarkan lamunan Hanan dan menyuruh nya meniup lilinnya. Hanan langsung meniup lilinnya dan mengucapkan terimakasih. Sungguh ini kali pertama lagi ulang tahunnya di rayakan seperti ini setelah kedua orang tua nya meninggal dunia.
6 hari setelah hari ulang tahun Hanan, Hanan dan Wisnu mengunjungi makam ayah dan bunda. Sudah lama sekali Wisnu tidak mengunjungi makam orang tua mereka. Wisnu selalu sibuk dengan pekerjaannya. Hanya Hanan saja yang selalu sering berkunjung ke makam ayah dan bunda karena dia selalu memiliki waktu senggang.
Di Gerbang pemakaman mereka melihat anak kecil yang menangis. Lalu mereka menghampiri anak kecil itu, lalu Wisnu bertanya,"Ada apa adik kecil manis?. Apa yang membuatmu menangis?". Anak kecil itu menjawab "Hiks. . . aku tidak dapat menemukan ibuku, aku mencari ke sana kemari tapi tetap saja aku tidak bisa menemukan ibuku".Wisnu bertanya kembali " Dimana terakhir kali kamu melihat ibumu?". "Terakhir kali aku melihat ibuku di taman ketika aku sedang bermain, ibuku meminta izin untuk mengangkat telepon, namun ketika aku melihat ke belakang aku tidak lagi melihat ibuku". " Yasudah kalo. begitu ayo kita bersama sama mencari ibumu, yah?" itu Hanan yang berbicara. Lalu mereka mencari ibu si anak kecil itu.
Ketika sedang mencari ibu dari anak kecil itu, mereka tidak sengaja meliwati makam Wisnu dan Hanan. Tetapi di pemakaman itu mereka melihat seorang wanita tua yang sedang menangis. Tiba tiba anak kecil yang bersama Wisnu dam Hanan berlari menghampiri wanita yang sedang menangis di pemakaman orang tua mereka sambil berteriak "Ibuuuuu......! ".Wanita tua itu menengok ke arah belakang. Wisnu dan Hanan terkejut melihat siapa Wanita tua itu. "Bunda. . . ", gumam Wisnu dan Hanan bersamaan.
--------------------------------------------------
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•