Note: Sudah pernah dipost di Twitter.----
Sejak tadi Johnny hanya bisa menghela napas. Lengannya dipeluk erat oleh Mark, maba sekaligus adik tingkatnya di jurusan.
Sebenarnya tidak apa-apa jika hanya dipeluk, yang menjadi permasalahannya adalah adik tingkatnya itu sedang merengek dengan memanfaatkan kelucuan yang dia punya.
Johnny yang tidak kuat dengan sesuatu yang gemas dan lucu selalu tidak bisa memfokuskan konsentrasinya.
Jika saja ia bukan salah satu dari pengurus inti, sudah sejak tadi ia bawa Mark pergi dari ruangan yang penuh dengan orang berdebat ini.
"Kak, masih lama ya? Katanya kakak mau traktir, Markie udah laper banget nih."
Bisikan itu membuatnya menoleh dan menunduk, memperhatikan wajah memelas namun lucu milik Mark.
"Sabar ya, sayang. Kalau Taeyong udah ambil keputusan final, baru kita bisa makan."
Mark mencebik. Menunggu keputusan final dari Taeyong berarti rapat ini masih akan terus berlanjut dalam 30 sampai 60 menit ke depan. Tahu jika memakan waktu selama ini, ia tidak akan mau mengiyakan ajakan Johnny. Ia menyesal kenapa dirinya sangat mudah tergoda dengan hanya diiming-imingi traktiran mie di Yamie Panda.
"Tidur aja kamu, sayang." Tangan besar Johnny megelus puncak kepala Mark.
Johnny tersenyum kecil ketika Mark mengangguk dan menyandarkan kepala di bahunya.
Untuk beberapa waktu ke depan Johnny berusaha kembali fokus pada rapat, meski tingkah lucu Mark selalu mengusiknya.
"...jadi itu aja yang bisa kita bahas hari ini. Untuk rapat selanjutnya gue harap setiap devisi udah ada progress-nya ya. Selamat malam!"
Semua orang yang ikut rapat segera bersorak gembira ketika Taeyong menutup rapat malam ini. Termasuk Johnny dan Mark yang langsung berpamitan.
Tangan keduanya saling bertaut, saling bercanda di perjalanan menuju parkiran bawah.
Gelak tawa renyah dari Mark terdengar memenuhi koridor gedung ketika Johnny melontarkan sebuah lelucon.
Johnny jelas ikut tertawa, gemas dengan kekasih centilnya yang kini mulai menggoda dirinya. Memberikan kedipan mata atau sesekali menggoda dengan cara ingin mencium pipinya.
"Kak nunduk deh, aku mau bersihin belek di mata kakak."
"Emang ada belek di mata kakak?" Johnny bertanya heran namun ia tetap menunduk, menyejajarkan wajahnya dengan wajah Mark.
Bukan sebuah usapan di mata, tetapi ciuman lembut di pipi yang ia dapat. Ia melongo, bahkan ketika Mark sudah berlari menuruni tangga, ia masih saja terkejut.
Hatinya menghangat, bagai dihinggapi ribuan kupu-kupu yang berterbangan.
Setelah sadar, ia otomatis tersenyum. Berlari mengejar Mark dan berteriak dengan riang, "Pacar siapa sih ini nakal banget."
"Pacar Kak Johnny dong!" Suara lantang Mark yang bergema dari arah tangga.
Teman-teman Johnny yang sebenarnya sejak tadi memperhatikan tingkah manis keduanya dari belakang, hanya bisa menggelengkan kepalanya dan sesekali menggoda Johnny yang mudah sekali terpesona dengan Mark.
Hmm, siapa sih yang tidak gemas melihat tingkah lucu seorang Mark Lee?