Teaser

1.2K 18 2
                                    

Malam itu Johan berulang tahun yang ketujuh belas.

Semua teman sekelas Johan sudah hadir di ruang tamu yang penuh hiasan balon dan pita berumbai. Cukup memalukan mengingat Johan sekarang sudah menjadi anak remaja.

Namun di hari yang bahagia itu, Johan tampak sedih karena ketidakhadiran sang ayah yang masih belum pulang padahal sekarang sudah hampir pukul delapan malam.

sayup-sayup terdengar keluhan dari arah kerumunan teman sekelas Johan yang berdiri mengitari meja dengan sebuah kue ulang tahun bertingkat tiga dan sebatang lilin berbentuk angka tujuh belas tertancap di bagian atasnya.

Tentu saja alasan mereka mengeluh karena sudah hampir satu jam mereka berdiri di sana, namun acara pesta ulang tahun belum juga dimulai.

"Johan, kenapa tidak dimulai saja pesta ulang tahunnya sekarang? Kasihan teman kamu sudah menunggu lama. Mereka pasti sudah pegal karena kelamaan berdiri," kata sang ibunda sambil menepuk pundak Johan yang masih menatap deretan lilin di atas kue ulang tahun dengan pandangan kosong.

"Yeah, lebih baik kita mulai sekarang. Lagi pula, Papa juga nggak bakal datang sekali pun kita menunggu sampai tengah malam," sahut Johan dengan nada getir dan senandung lagu selamat ulang tahun pun serentak mengalun di ruang tamu itu.

Setelah make a wish, Johan segera meniup deretan lilin di atas kue ulang tahun dalam sekali tiup dan mulai memotong kue itu dengan pisau bermata tumpul.

Begitu acara potong kue dan pemberian kado selesai, kerumunan teman sekelas Johan yang hadir ke pesta ulang tahunnya malam itu segera pindah ke halaman samping rumah di mana ada sebuah kolam renang pribadi dengan air yang tampak berkilauan karena pantulan cahaya lampu taman.

Johan duduk di tepian kolam dengan kedua kaki terendam di dalam air kolam yang terasa dingin dan sekaleng bir tergenggam di satu tangan.

"Jadi, siapa cowok yang bakal buka segel kamu malam ini?" tanya Denis teman sebangku sekaligus satu-satunya murid cowok di kelas Johan yang tahu mengenai orientasi seksnya yang menyimpang.

Yap, Johan gay sejak mengalami mimpi basah tidur dengan seorang pria waktu masih berumur lima belas tahun.

Pada awalnya, Johan mengira mimpi erotis seperti itu adalah sesuatu yang wajar bagi cowok yang baru menginjak usia pubertas.

Namun setelah mendengar obrolan murid cowok di kelas dia yang sedang bertukar cerita mengenai sosok gadis jelita yang hadir dalam mimpi basah mereka, seketika Johan sadar kalau ada yang salah dengan dirinya.

Johan tidak tahu bagaimana dia bisa menjadi seperti itu. Menjadi seorang cowok remaja yang lebih suka melihat pria tampan dan gagah daripada  kemolekan tubuh seorang wanita.

Sempat terbersit dalam benak Johan untuk konsultasi dengan psikolog, namun urung karena dia tak mau membuat sang ibunda cemas kalau beliau tahu mengenai orientasi seksnya yang menyimpang.

Karena penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya, Johan pun berusaha mencari informasi dari postingan artikel di internet.

Saat itulah Johan sadar kalau dirinya sudah menjadi salah satu bagian dari kaum LGBT yang acap kali kena hujatan dari warga setanah airnya.

Awalnya Johan merasa sangat tersiksa dan terasing dalam obrolan murid cowok di kelasnya yang lebih sering membahas cewek di kelas sebelah yang katanya paling cantik di sekolahan mereka.

Namun setelah tahu kalau dia tidak sendirian di kelas itu, Johan mulai bisa berdamai dengan keadaan dan Denis selalu menjadi tempat keluh kesah bagi Johan dalam menjalani hidup sebagai seorang gay.

Dari Denis lah Johan tahu segala jenis istilah yang ada di dunia pelangi.

"Entah. Tapi apakah wajib bagi seorang gay melepas segel kalo mereka udah berumur tujuh belas?" tanya Johan setelah meneguk bir kalengan yang berada di tangannya.

"Nggak wajib, sih. Cuman berisiko jadi bahan olokan kalau mereka tahu kamu masih perawan di umur tujuh belas karena kebanyakan dari mereka udah lepas segel bahkan sebelum genap berumur tujuh belas tahun."

Johan tidak terkejut mendengar omongan Denis karena dia tahu omongan itu memang benar. Karena hal itu pula, Johan jarang ikut kumpul-kumpul bersama mereka karena dia merasa seperti cowok idiot yang tidak tahu apa-apa kalau mereka sedang membahas mengenai aktivitas ranjang mereka.

"Udah biasa kali jadi bahan olokan sejak aku gabung dengan komunitas kalian," sungut Johan sambil buang napas kasar.

"Jadi siapa di antara murid cowok di kelas kita yang bakal kamu pilih sebagai cowok paling beruntung yang bakal bobol lobang perawan kamu nanti malam?" ulang Davin sembari menoleh ke gerombolan cowok yang sedang asik berenang di kolam sambil tebar pesona ke rombongan gadis yang berdiri di tepian kolam sambil mengobrol entah apa.

Lanjutan ada di Karyakarsa. Link ada di bio saya

Ps: Silakan pake kode voucher "KULJ004" agar dapat potongan Rp. 3000 utk 15 pendukung tercepat.

Mohon dukungannya dan makasih udh mampir baca ^^

Kado Ulang Tahun Johan [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang