Langit Juang Anggara biasa dipanggil Juang, nama itu diambil dari kata "BerJuang" yang walaupun arti sebenarnya Perang. seorang anak laki-laki yatim piatu yang menetapkan dirinya untuk menjadi kepala keluarga, Juang berusia 17 tahun yang berarti ia menginjak kelas dua SMA. ia memiliki seorang adik yang bernama Bulan Dinara Leksana biasanya dipanggil Nara, usianya masih sangat rentang, 7 tahun, dan ia masih menginjak kelas dua SD. Nara merupakan adik kesayangan Juang, dimana adik perempuan satu-satunya.
Mereka anak yang malang, yang ditinggalkan oleh kedua orang tuanya. Juang ditinggalkan ibunya saat usia ia 10 tahun, dimana saat adiknya lahir, dan sang ayah meninggal karena kecelakaan pesawat dua tahun yang lalu. Juang masih dibilang anak yang kuat, tapi tidak tahu dengan adiknya, usianya masih sangat kecil. Nara sang adik ditinggalkan kedua orang tuanya saat usia ia 5 tahun, lebih sedihnya ia tidak pernah melihat wajah ibunda tercinta secara langsung.
Pada saat itu, keluarga Juang bisa dibilang keluarga berada, keluarga yang dikenal ramah oleh orang-orang. Dahulu kala, ayahnya seorang pilot, ayah biasa menceritakan tentang halnya pesawat terbang, Juang sangat suka sekali pesawat terbang, ia ingin menjadi seperti ayahnya. Dulu ibu seorang pramugari, pramugari cantik yang disegani banyak orang. Dari situlah cinta bertemu, seorang pilot tampan dan berwibawa yang ditolak cintanya oleh pramugari cantik. Tetapi, seiring waktu pramugari cantik itu jatuh cinta kepada pilot yang ia tolak saat itu. Tidak lama, mereka menikah dan membuahi dua putra dan putri. Mereka diberi nama Langit Juang Anggara dan Bulan Dinara Leksana.
Juang dan Nara merupakan anak yang jarang sekali bertengkar, sekalinya tangkar itu hanya bercandaan anak anak. Terkadang Juang berfikir ketika melihat adiknya, bahwa ia sangat beruntung masih bisa melihat wajah ibunya dan mendapatkan kasih sayangnya, tetapi tidak dengan adiknya. Mungkin diluar sana ibu sangat sekali sayang dengan Nara, namun Nara tidak pernah merasakan itu. Tetapi, ia merasakan ketulusan itu pada kakaknya Juang.
....
Suatu hari dimana Juang baru memasuki sekolah di usianya 5 tahun, ia bertanya kepada ayahnya
"Kenapa papa mau jadi pilot ?" -Juang
"Papa ingin menjadi elang yang menerbangkan sayapnya, untuk melihat Indonesia dari atas" -Ayah
...
Dengan kepolosan anak usia 5 tahun mungkin masih belum mengerti yang dibicarakan ayahnya. Tetapi, Juang selalu mengingat kata “Indonesia” yang diucapkan ayahnya saat itu.
Semenjak orang tuanya tiada, Juang dan Nara tinggal bersama kakek dan neneknya. Mereka belum terlalu menua, keduanya masih kuat untuk bekerja dan melakukan banyak hal. Dahulunya kakek seorang polisi, sekarang sudah pensiun, tetapi kakek masih punya usaha kedai bakso. Kedai bakso ini dibangun dari 0 oleh kekek dan nenek semenjak menikah. Mereka hanya memiliki satu putra saja dan tidak memiliki putri, yaitu ayah dari Juang. Oleh karena itu Juang dan Nara merupakan cucu laki-laki dan perempuan satu satunya.
....
Hari ini, hari dimana kelulusan SMA. Dimana kebahagiaan itu ada pada diri Juang dan keluarga.
Juang akan melanjutkan pendidikannya di ITB dengan fakultas penerbangan. Tetapi Juang berfikir bahwa ia akan meninggalkan adiknya untuk beberapa waktu.
Pada saat itu dimana pembicaraan keluarga di salah satu ruangan.
“Juang... mau melanjutkan kemana. Kuliahmu ?” -Kakek
“ITB. itu kalo kakek beri izin.” -Juang
“apa yang tidak untukmu Juang.” -Kakek
...
KAMU SEDANG MEMBACA
berJuang
Short StoryKita masih saja bisa pergi, namun belum tentu bisa kembali.