Cahaya Mimpi

4 1 0
                                    

Laska, seorang anak SMA yang hidupnya tidak terjadi apa apa kalau bisa dibilang sangat membosankan. Kehadirannya ia di sekolah hanya cuman belajar, bahkan gurunya mengatakan bahwa Laska tidak mempunyai teman.

Saat malam tiba, Laska selalu belajar... belajar... belajar... Tidak pernah lepas dari meja belajarnya, jika orang tuanya sekali memanggil pun, Laska tidak peduli. Tidak seperti biasanya Laska tidur di meja belajarnya sendiri pada malam ini.

Tok.... Tok.... Tok.... (Bunyi ketuk pintu)

Ibu: "Laska.... Ibu ada masak, nak. Masakan kesukaan kamu" (sambil membuka pintu tapi pintunya dikunci oleh Laska dari awal)
Bintang: "Disimpan aja ibu, buat besok. Aku sudah kenyang di malam ini" (suaranya menyerupai Laska)
Ibu: "Baik, nanti pagi ibu panasin dan kamu tinggal ambil kotak makan kamu di meja makan ya"

(Ibu pun pergi dari jangkauan depan kamar Laska)

Laska yang daritadi tidur pulas pun tidak tau bila mamanya menghampiri kamarnya. Pandangan Laska sekarang hanya gelap gulita, tiba-tiba satu per satu muncullah bintang-bintang yang berkilau.

Laska: "Wah, ada bintang."
(Laska ingin mengambil bintang bintang itu tapi tidak bisa tergapai)
Bintang: "Kamu lagi di dunia mimpi, tidak bisa menyentuh apa apa tapi saya hanya bisa menyadarkan kamu disini"
Laska: "Keren, bintangnya bisa berbicara. Tapi kenapa saya disadarkan di dunia mimpi, tang..."
Bintang: "Panggil saya star jangan tang, jelek banget panggilannya"
Laska: "Tidak mau, aku tidak mauuu" (Sambil menjulurkan lidah dengan tertawa yang terbahak-bahak)
Bintang: "Kurang ajar, saya ubah rambut jadi botak"
(Seketika rambut Laska menjadi botak gundul seperti telur dan Laska hanya berteriak malu secara kencang setelah sadar melihat dirinya di cermin bahwa rambutnya tidak ada dan bentuk kepalanya berubah menjadi telur)
Laska: "Ampun star ampun, aku minta maaf atas kesalahannya tadi" (sambil bersujud sujud kepada bintang)
Bintang: "Saya akan menampilkan kejadian yang akan terjadi setelah kamu bangun dari dunia mimpi ini"

Tik.. tok.. tik.. tok.. tik.. tok.. tik.. tok..
Nenek berjalan sendirian...
Kucing menyendiri...
Dan...
(Belum beberapa lama, Laska terbangun dari mimpinya)
Miawwwwww... Miawwwww...
Suara kucing yang sangat kencang membangunkan Laska, di tengah kebisikan kucing muncul bisikan dari bintang.
Bintang : "hati... hati... Dunia akan dangdut"
(Laska hanya kaget dan merinding serta kebingungan apa yang dimaksud dengan dunia mengdangdut?)
Laska : "Aduh, berisik banget nih kucing." (Laska pun buru buru segera keluar rumah mencari keberadaan suara kucing dan ternyata kucingnya berada di pohon)
Laska : "Ternyata di atas pohon ternyata yasudah deh" (Tanpa segan, Laska mengambil kasur yang barusan dijemur oleh mamanya sendiri dan kucing pun terjun ke kasur walau nantinya Laska akan dimarahi oleh mamanya sendiri)
Laska : "Aduh, mati ini aku bisa dimarahin ibu aku. Tidak apa apa deh yang penting kucingnya tidak kenapa-napa, KABURRRRR..."
(Laska yang lelah setelah kabur dari rumahnya takut akan kena dimarahin oleh ibunya sendiri dan dia pun haus)
Laska : " Akhirnya, ada toko minuman juga di seberang jalan."
(Secara sadar, Laska melihat ada nenek yang menyeberang jalanan secara sendiri tanpa dibantu oleh orang orang sekitar)
Laska : "Waduh kok dicuekin sih"
(Laska pun lari ke arah nenek)
Laska : "Nenek kok bisa sendirian?"
Nenek: "Iya nak, nenek sudah minta bantuan orang lain tapi pada tidak mau menolong nenek"
Laska: "Bagaimana sih nih orang orang bantu nenek aja susah rasanya, yasudah mari yuk nek aku bantuin nenek nyeberang lagi sampai ujung sekalian aku mau ke toko minuman juga"
Nenek: "Terima kasih ya nak, kamu anak yang baik ternyata."

Setelah Laska selesai membantu nenek menyebrang di jalan dan membeli minuman, gempa bumi dengan 9,4 skala ritcher muncul perlahan-lahan di satu dunia, rasanya terguncang-guncangkan, satu per satu bangunan roboh dengan sangat kuatnya kekuatan gempa bumi itu

Laska : "Ternyata ini yang dimaksud dengan dunia akan dangdut dan sepertinya saya sendiri tidak panik dengan bencana seperti ini"

Laska yang sebenarnya diberi kekuatan perlindungan oleh Bintang sedari awal untuk kejadian yang ke3 kali ini dia hanya akan melihat orang-orang yang penuh berdosa menerima bencana-bencana sangat mengerikan, Laska tidak menerimanya karena dia tidak mau melihat orang lain menderita tetapi Laska hanya bisa sedih

Laska: "Aku minta ampun Bintang, ini pasti ulah mu, tolong lah beri pengampunan kepada dunia ini jangan sakiti, berilah aku kekuatan untuk menghentikan kejadian ini. BINTANGGGGGGGG.......

(Laska berteriak memanggil bintang secara kencang dan bintang yang daritadi memantau Laska hanya bisa terharu benar benar melihat ketulusan Laska yang selalu menolong makhluk hidup dan tidak ingin melihat orang lain menderita)

Bintang: "Ha..ha..ha.. berkat ketulusan kamu Laska, saya akan mengembalikan semua ini dengan 1 syarat."
Laska: "1 syarat apalagi..." (Dengan wajah yang begitu lemas)
Bintang: "Kamu harus tetap selalu menolong makhluk hidup yang lagi kesusahan"
Laska: "Siap, akan aku jalankan syaratnya tang" (tangan Laska secara hormat)

Bintang langsung mengeluarkan kekuatannya untuk mengembalikan waktu sehingga dunia kembali seperti semula dimana kondisinya masih baik-baik saja dan ternyata pikiran Laska yang bertemu Bintang pun juga dihapus tetapi waktu semakin berlanjut, walaupun Laska sering merasa aneh karena dirinya selalu berinisiatif menolong orang tetapi Laska bangga bisa mendapatkan banyak teman, banyak berkomunikasi dengan orang tuanya dan tidak cuek dengan keadaan sekitarnya lagi.

Tik.. tok.. tik.. tok.. tik.. tok.. tik.. tok..
Bunyi pintu kamar Laska terbuka secara sendiri... Muncul surat dokter yang terbang dan jatuh di lantai melihat isi dari surat tersebut Laska mengalami penyakit psikosis...

Selesai...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 26, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cahaya MimpiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang