Suatu pagi di Surabaya, hiduplah seorang pemudi berkursi roda. Nama lengkapnya adalah, Saras Mustika Jati yang telah berusia 27 tahun. Sosok Saras dikenal, seorang gadis yang pintar dan cerdas saat masih bersekolah. Pekerjaan Saras adalah, seorang penulis. Saras memiliki seorang pacar, Sergio Armando Mauricio
Montalvo yang berusia 57 tahun. Sosok Mauro dikenal, seorang pria baik dan bertanggung jawab. Pekerjaan Mauro adalah, seorang presenter acara televisi. Mereka berdua adalah pasangan yang sangat romantis sekali.Saras dan pacarnya Mauro bertemu dalam sebuah restoran. "Astaga, Ras. Betapa indahnya hubungan kita berdua. Seperti para pembaca wattpad" kata Mauro sambil tersenyum lebar. "Benar, Mauro. Betapa indahnya hubungan kita berdua" kata Saras sambil mencium mesra. "Baiklah, Saras. Aku akan bertanya sesuatu" kata Mauro. "Baiklah, Mauro. Aku akan berusaha untuk menjawabnya" kata Saras sambil tersenyum. Seketika itu juga, Saras memutar arah posisi dari kursi rodanya.
Sementara itu di kota Sidoarjo, hiduplah seorang pria berkursi roda hitam yang sangat canggih. Nama lengkapnya adalah, Christopher August William Simanjuntak yang telah berusia 29 tahun. Sosok William dikenal, seorang pria yang senang dengan dunia opera sabun. Pekerjaan William adalah, seorang penulis novel ternama. William memiliki seorang isteri, Selena Cassandra Felicia Montalvo yang berusia 21 tahun. Sosok Cassandra dikenal, seorang wanita cantik blesteran. Pekerjaan Cassandra adalah, seorang penyanyi yang terkenal. Mereka berdua hidup berlimpah harta dan kekayaan keluarga.
William dan istrinya Cassandra tinggal di sebuah rumah mewah. "Astaga, Ras. Betapa indahnya hubungan kita berdua. Seperti para pembaca wattpad" kata Mauro sambil tersenyum lebar. "Benar, Mauro. Betapa indahnya hubungan kita berdua" kata Saras sambil mencium mesra. "Baiklah, Saras. Aku akan bertanya sesuatu" kata Mauro. "Baiklah, Mauro. Aku akan berusaha untuk menjawabnya" kata Saras sambil tersenyum. Seketika itu juga, Saras memutar arah posisi dari kursi rodanya.
Sementara itu di sebuah kamar, hiduplah seorang gadis kecil. Nama lengkapnya adalah, Christina Alamiah Winter Simanjuntak berusia 3 tahun. Sosok Winter dikenal, seorang gadis kecil yang sangat populer. Pekerjaan Winter adalah, seorang artis cilik kota Mexico. Winter memiliki seorang adik, Clarissa Natural Rain Simanjuntak berusia 3 tahun. Sosok Natural dikenal, seorang gadis kecil yang sangat populer. Pekerjaan Natural adalah, seorang artis cilik kota Jakarta. Mereka berdua hidup berlimpah harta dan kekayaan keluarga.
Winter dan adiknya Natural tinggal di sebuah kamar seluas hotel berbintang lima Indonesia. "Aduh, Nat. Papa kenapa berisik?" tanya Winter heran. "Entahlah, kak Win. Aku tidak tahu" jawab Natural berdiri. "Hei, Nat. Kenapa kau berdiri?" tanya Winter sambil terkejut. "Astaga, kak Win. Tentu saja ingin bertanya sesuatu" jawab Natural sambil cemberut. "Baiklah, Nat. Aku akan ikut bersama dengan dirimu" kata Winter sambil bangkit berdiri.
Sementara itu di ruang keluarga, William menelepon Saras. "Baiklah, Saras. Selamat atas lamaranmu" kata William. "Terima kasih, mas William. Terima kasih atas perhatiannya" kata Saras sambil tersipu malu. "Baiklah, Saras. Bagaimana cara kau menerima lamarannya?" tanya William sambil tersenyum. "Tenang, mas William. Aku meminta tuan Mauro membeli tiket konser" jawab Saras. "Baiklah, Saras. Selamat atas lamaranmu" kata William lagi. Tidak lama kemudian, William segera menutup teleponnya.
Sementara itu di ruang makan, Cassandra sedang duduk santai. "Astaga, anak-anak. Kenapa kalian kemari?" tanya Cassandra sambil tersenyum dengan lebar. "Tenang, ma. Aku tadi mendengar suara aunty Saras" jawab Winter sambil tersenyum. "Benar, ma. Aku tadi mendengar suara aunty Saras" kata Natural. "Baiklah, anak-anak. Aunty Saras akan segera bersiap-siap untuk menikah" kata Cassandra. "Baiklah, ma. Apakah yang dimaksud menikah?" tanya Natural sambil tersenyum. "Entahlah, Natural. Mama bingung menceritakannya" jawab Cassandra dengan jujur. Tidak lama kemudian, mereka bertiga segera makan siang.
Sementara itu di teras depan, William sedang menelepon Mauro sambil terus berkebun. "Baiklah, tuan Mauro. Selamat atas lamaranmu" kata William. "Terima kasih, William. Terima kasih atas perhatiannya" kata Mauro sambil tersipu malu. "Baiklah, tuan Mauro. Bagaimana cara kau melamarannya?" tanya William sambil tersenyum lebar. "Tenanglah, William. Aku menawarkan Saras tiket konser boyband Korea NCT" jawab Mauro sambil tersenyum. Tidak lama kemudian, William segera menutup sambungan telepon.
Sementara itu sebuah taman, Saras sedang duduk sendirian. "Astaga, Mauro. Kemana saja kau pergi?" tanya Saras terkejut. "Tenang, Ras. Aku membeli makanan untuk kita berdua" jawab Mauro sambil tersenyum. "Baiklah, Mauro. Kapan kau membawaku menonton NCT?" tanya Saras sambil tersenyum. "Sabar, Ras. Setelah kita menikah" kata Mauro sambil tersenyum dengan lebarnya. Tidak lama kemudian, mereka berdua saling berpelukan mesra.