Full Story

286 13 1
                                    

1.

Jaehyun memakai blazer seragam sekolahnya dan merapikan dasi hitamnya. Setelah memastikan penampilannya sudah rapi, Jaehyun mengambil tas ranselnya lalu beranjak keluar kamar. Ia menyampirkan tas tersebut di bahu seraya menuruni anak tangga.

Di bawah anak tangga, Jaehyun mendengar suara televisi dari arah ruang tengah. Ia melangkah perlahan dan melihat Seol dan Min tengah sarapan sembari menonton tayangan edukasi anak. Jaehyun tersenyum tipis. Ia menaruh tasnya di sofa lalu menghampiri ke dua adiknya tersebut.

"Pagi, Seol." Jaehyun mencium kepala adik perempuannya, lalu mencium kepala adik laki-lakinya. "Pagi, Min."

Tapi kedua adik kembarnya yang baru berusia tiga tahun itu hanya sibuk dengan televisi sembari memasukkan brokoli rebus ke dalam mulut. Jaehyun hanya tersenyum lalu beranjak ke ruang makan. Well, memang apa yang Jaehyun harapkan dari anak kecil yang sudah terhipnotis oleh televisi? Appanya juga terkadang selalu mengingatkan Jaehyun kalau dia juga melakukan hal yang sama seperti adik-adiknya. Tapi itu dulu, argument Jaehyun.

Jaehyun melihat Dad sudah duduk di salah satu kursi sembari memeriksa ponselnya. Mungkin membaca laporan perusahaan. Kebiasaan yang belum berubah sejak mereka pindah sepuluh tahun, walaupun Appa sudah sering-kali protes.

Tidak ada ponsel di meja makan!

"Morning, Dad."

Siwon mengalihkan pandangannya dari ponsel pada putranya yang mengambil kursi dihadapannya. Siwon tersenyum tipis. "Pagi, Jae."

Tak lama, Kyuhyun datang dan meletakkan semangkuk sup rumput laut dihadapan Jaehyun. "Pagi, sayang. Dan selamat ulang tahun."

Ia tersenyum pada Kyuhyun, namun ekspresinya berubah saat melihat mangkuk sup rumput laut itu. "Terima kasih, Appa. Tapi bisakah hari ini aku sarapan dengan sandwich?" pinta Jaehyun.

Well, walaupun keluarganya sudah pindah ke Seoul selama sepuluh tahun, tapi rasanya Jaehyun masih belum terbiasa dengan sarapan nasi. Dan bahkan sup rumput laut terasa begitu hambar untuk lidahnya. Tidak peduli, kalau setiap tahun di hari ulang tahunnya, Kyuhyun selalu membuatkan sup itu untuknya.

"Makan supnya dan Appa akan menyiapkan sandwich untuk bekalmu, okay?" tukas Kyuhyun seraya kembali ke dapur.

Jaehyun menatap mangkuk itu lalu beralih pada Siwon yang memperhatikannya dengan seksama. Dad masih tersenyum padanya. "Dad..."

Siwon menggeleng. "Makan sedikit saja, Jaehyun. Setiap tahun kau juga memakannya, walaupun kau selalu protes. Lagipula ini adalah hari ulang tahunmu," ujarnya yang kemudian beranjak dari kursi.

Jaehyun menghela nafas lalu meraih sendok dan mulai menyeruput sup tersebut.

Heck, hambar!

Walaupun Jaehyun hanya tinggal selama enam tahun di Praha, tapi lidahnya sudah terbiasa dengan semua rempah-rempah khas eropa seperti thyme, rosemary, oregano, basil, bay leaf dan lainnya dibandingkan bumbu khas korea. Dan tinggal lebih lama di Seoul, tidak merubah banyak selera lidah Jaehyun. Kedua adiknya masih cukup beruntung karena mereka lahir di Seoul.

Jaehyun sudah menghabiskan setengah sup ketika Siwon kembali ke meja makan dengan membawa sebuah kotak kecil berwarna hitam. Hadiah ulang tahun untuk Jaehyun. Siwon menyodorkannya pada putranya.

"Dari Dad dan Appa."

Jaehyun tersenyum sumringah saat menerimanya. Ia sedikit menggeser mangkuk sup dan menaruh kotak itu dihadapannya. "Boleh kubuka sekarang?"

Siwon mengangguk.

Jaehyun lalu membuka kotak tersebut dan melihat isinya. "Waah!!" serunya seraya mengeluarkan isi kotak tersebut.

Scarface: Special EpilogueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang