Aran berjalan santai di koridor sekolah menuju kelasnya. Hari ini ia tidak menjemput Chika karena bangun kesiangan dan alhasil ia pun terlambat.
Sudah dua jam pelajaran berlalu, setelah dihukum membersihkan perpustakaan, Aran pun di perbolehkan untuk kembali ke kelasnya.
Di tengah koridor, tiba-tiba Aran merasakan sakit di bagian pinggang belakangnya dan merasa mual. Ia mencoba menahan muntahannya dan segera berlari menuju toilet.
Pusing, mual dan sakitnya benar benar tidak tertahankan. Aran memuntahkan semua isi perutnya di dalam toilet. Tubuhnya gemetar. Keringat dingin mengalir di pelipisnya. Aran membasuh mulut dan wajahnya berkali-kali. Rasa sakit itu sangat menyiksanya. Sampai kapan ia bisa bertahan?
Aran terduduk bersandar di dinding toilet. Tenaganya terasa dikuras habis. Untuk berdiri saja rasanya ia tidak sanggup karena sakit yang ia derita.
"Ka Dey tolong gue" gumam Aran pelan. Air matanya menetes. Ini benar-benar kambuh yang paling dahsyat dari sebelumnya.
"Arrgggghhh"
Aran mengerang keras. Ia mengepalkan kedua tangannya guna menahan sakit itu. Kuku kuku jarinya sampai memutih saking kuatnya kepalan tangan Aran.
"Gue gakuat arghhhh"
"Siapapun tolong gue... Gue udah gakuat" lirih Aran
"Chika tolong aku Chika" lirihnya
Tubuhnya melemas. Aran berusaha merogoh saku celananya untuk mengambil ponselnya, dengan tangan bergetar Aran berusaha mencari kontak Chika tapi belum sempat ia menghubunginya kesadarannya hilang. Aran terbaring di dalam toilet dengan ponsel dalam genggamannya.
***
"Mungkin karena kecapean makanya dia pingsan. sebentar lagi juga sadar, setelah sadar tolong suruh minum teh hangat sama makan ya, kayanya dia belum sarapan" ucap dokter
"Makasih dok" balas Chika
Sekarang Aran berada di UKS. Tadi ada seorang siswa yang menemukannya terbaring di dalam toilet dan siswa itu segera membawanya ke UKS.
Chika pun diberitahu oleh siswa lain yang melihat Aran pingsan. Dan disinilah mereka sekarang, di UKS sedang menunggu Aran sadar dari pingsannya.
Aran yang masih terbaring di ranjang UKS mengerjapkan matanya pelan. Ia menyesuaikan pandangannya pada ruangan bercat putih itu.
"Aran kamu udah sadar?" Tanya Chika khawatir
"A-aku dimana?"
"Kamu di UKS, tadi kamu pingsan. Aku khawatir banget sama kamu" ucap chika menggenggam tangan Aran.
"Aku pikir aku udah di surga, soalnya ada bidadari cantik disamping aku"
"Jangan bercanda deh" kesal Chika memukul pelan lengan Aran. Apakah Aran tidak melihat sedikitpun kekhawatiran di wajahnya.
"Aku gapapa Chika, jangan khawatir" ucap Aran
"Gimana aku ga khawatir liat kamu pingsan kaya tadi? Kamu kenapa ga sarapan sih Aran?! Kebiasaan banget" omel Chika
"Y-ya ga sempet tadi aku kesiangan"
Chika hanya memutar bola matanya malas.
"Maaf ya tadi ga jemput kamu, pasti kamu marah ya?" Tanya Aran menggenggam tangan Chika.
"Tadinya aku pengen ngambek sama kamu, tapi liat kondisi kamu kaya gini aku jadi gabisa marah"
"Syukur deh seenggaknya aku ga di diemin" gumam Aran pelan. Detik berikutnya ia menutup mulutnya ketika melihat tatapan tajam dari Chika.