Part 1

0 1 0
                                    

Happy Reading ...

Suasana kota metropolitan yang begitu berisik, akan aktivitas orang-orang yang ingin kembali pulang.

Suara kendaraan masih terdengar saja hingga larut malam ini. Ia mengusap dahinya yang penuh akan peluh selama berdiri, bernyanyi meminta uang. "Bang, duit dong! Pelit banget sama ekye!" tuturnya.

Sang sopir angkut tertawa meringis, "Belum ada penumpang Bell, lu mau minjam duit, gue juga kagak punya duit," balas si abang sopir.

"Ah, bilang aja pelit! Udah ah capek gue, dari tadi ngamen, enggak dapat hasil!"

"Bel, tobat lo laki! Lo cari duit kaya begini juga kagak ada yang mau ngasih lu duit!"

Bella yang mendengar hal itu, membuat kedua tangannya gemas ingin mencubit Burhan, sopir angkutan umum bertubuh gemuk dan pipinya yang gembul. "Kebanyakan makan sih lo! Nggak bisa napas!" ucapnya berlari mencari mangsa lain.

Bukan hanya Bella, ada Septi, Eka, dan Tere. Mereka waria-waria yang berusaha mencari nafkah demi mencukupi kebutuhan sehari-hari. Di kota metropolitan ini, justeru tengah malam seperti ini membuat mereka merasa asik dan senang. Terkadang mereka tentu menggoda para pria yang baru pulang bekerja, yang baru turun dari halte busway ibu kota.

"Bang, minta rokok! Ekye, lagi sepi pelanggan!" ucapnya meminta penuh nada anggun mempesona. Dan walaupun terkadang yang diminta merasa risi.

"Eh, Eka! Lo malak-malak si Jaja, bini dia bentar lagi mau lahiran! Sorry ya Bang!" kelakar Tere. Ia mengenal Jaja adalah security dari perusahaan besar, dan sebenarnya mereka adalah tetangga. Maka, Tere tahu benar jika Jaja adalah tetangganya.

Jaja yang sudah merasa aman, segera berlari kecil untuk pulang.

"Apasih lo! Dari tadi tuh kita belum dapet penghasilan, mulut gue kecut!" ujarnya merasa kesal.

Tere tidak perduli, ia kembali melakukan aksinya untuk menyanyi pada angkutan umum yang baru saja datang.

Bella membuka wig atau rambut palsunya. Ia mengambil sebatang rokok dan menyalakan pemantik api, sehingga ia dapat mengisap rokok miliknya sepuas hati. Hari ini, ia baru mendapatkan uang 50 ribu saja, ia sengaja menahan lapar sejak tadi pagi. Karena bisa saja ia tidak mendapatkan uang untuk besok.

Angin malam terasa menyejukkan tubuhnya, ia merasa lega, namun tentu saja indra penciuman membuatnya terganggu karena mencium bau keringat dari tubuhnya. "Kayaknya, mesti balik!" desisnya.

Bella menghampiri para teman warianya. Ia mengatakan jika sudah sangat lelah, dan akan mengamen kembali, besok. Karena mendapatkan uang yang sedikit, Bella rela pulang berjalan kerumahnya, sebelum itu. Ia menghapus riasan diwajahnya.

Pakaian wanita yang begitu ketat sudah terbiasa ia gunakan, busana ini milik Tere. Justru Tere lah manusia pertama yang memperkenalkan dirinya untuk menjadi Bella.

Beno Syahputro, nama yang bagus. Sedari dulu ia bangga memiliki nama itu. Ia juga bangga, pernah memenangkan hadiah, lewat lomba cerdas cermat saat masih SMA. Tentu, dengan senangnya ia mendapatkan hadiah uang tunai untuk mengangkat derajat kedua orang tuanya, membuk usaha kecil-kecilan dan berdagang warung kopi di depan rumah.

Jujur bukan karena himpitan ekonomi, ia bersikap seperti ini, tidak lain ia sedang terluka menjadi seorang pria. Belasan kali, ia tertolak oleh wanita yang ia sukai. Dan sudah tiga kali Beno gagal menikah, karena dia pria miskin, dan tidak memiliki penghasilan tetap.

Bukan karena malas, ia tidak bisa meninggalkan sang kakak yang terkena penyakit langka. Keluarganya pun harus dikucilkan karena hal itu. Sehingga Beno memilih untuk membangun rumah seadanya di tengah hutan.

Langkahnya terhenti sejenak, melihat kejadian aneh yang sedikit jauh dari tempatnya berdiri. Seorang gadis, dipaksa untuk masuk ke dalam mobil. Gadis itu tentu meronta, dan berteriak 'Tolong'. Hingga sesuai bisikan hatinya. Beno memakai wig miliknya, dan berlari sambil membawa benda kesayangan, botol kecil yang berisikan uang logam.

"Woy! Jangan ganggu! Jangan dipaksa, gue cium lo pada!" ucapnya memberi peringatan.

Ketiga preman itu merasa takut dengan kehadiran Bella. Tanpa basa-basi, orang-orang itu pergi dengan mobil, dan wanita berhijab ungu itu terselamatkan oleh Bella.

"Syukurlah, are you okay, Sis?!" tanya Beno. Wanita itu tidak terlihat seperti orang Indonesia, justru ada campuran ras arab yang membuat wanita itu cantik bak bidadari.

Slow Update.


Tersentuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang