Jeno memasuki kerajaan royaley dengan sedikit tergesa gesa, kekesalannya karena moment pagi tadi masi sangat mendominasi namun entah karena hal apa ia harus kesal.
Toh mau renjun dengan siapa saja Bukankah calon raja dri kerajaan elvish itu tidak berhak marah ataupun melarang.
Langkah jeno yang besar terhenti karena ada sosok lain yang mencengkram tangannya "bisa bicara?" Tanya sosok itu, lain tak lain adalah calon pendampingnya sendiri
Jeno mengubah raut wajahnya sedikit menglunak agar tak ada kecanggungan diantara mereka "tentu"
Jeno di bawa masuk kekamar haechan yang terbilang sedikit berantakan, haechan mempersilahkan jeno untuk menduduki diri pada kursi yang memang sudah di sediakanJeno memandang haechan yang terlihat gugup untuk berbicara dengannya "jeno, jujur saja aku tidak bermaksud "
Haechan menggigit pipi bagian dalamnya sebelum kembali melanjutkan perkataannya yang sempat tergantung "renjun melakukan banyak hal demi diriku, ia bisa mengorbankan apapun juga untukku termasuk kasih sayang yang seharusnya ia dapatkan sepenuh hati dari ayah dan ibu"
Haechan gelisah, ia juga tak enak hati mengucapkan hal ini, tapi dri pada di pendam apa salahnya mencoba "Dia saudaraku, aku jga tidak ingin mengecewakannya, tapi jeno ak-
"Intinya" Potong jeno dengan tegas
Haechan sedikit terkejut namun ia menghela nafas setelahnya "bisakah kau membatalkan pernikahan ini"
Dapat haechan lihat raut wajah tak terima yg jeno tampilkan walaupun wajah pria itu masi terbilang cukup datar "percayalah, ini bukan untukku jeno"
"Jika kau tetap ingin menikahiku tidak masalah, tapi apa kau yakin hatimu tidak bermasalah karena hal itu?"
"Selain itu, aku juga tak sengaja mendengar obrolan antara jisung dan chenle " gumam haechan dengan pelan, ia kembali mengingat percakapan kedua pangeran terakhir itu di pasar.
Kebetulan sekali haechan juga berada disana untuk membeli beberapa pernak pernik"Setidaknya cobalah batalkan pernikahan antara chenle dan pangeran yg entah dri mana itu Ya ya ya?"
Jeno memijit pangkal hidungnya dengan kesal, selain renjun dan jaemin tadi pagi ternyata haechan jauh lebih membuat jeno kesal
"Aku pergi" jeno bangkit dari duduknya, dan haechan menatapnya dengan penuh harap "Ntah lah, apa yang kau harapkan?ini tak semudah itu"
Haechan menunduk, biarlah dirinya dan mark tak diizinkan untuk bersama, tapi biarkan yg lainnya tetap bersama. Begitu fikir dan pintanya
Jeno tersenyum tipis, ia mengusak rambut hitam itu dengan lembut "akan aku usahakan"
Bibir itu yang tadinya merengut kini terukir senyum yang merekah "terimakasih "
Jeno mengangguk dan membalikan badan untuk segera menghadiri pertemuan antara para pangeran dari kerajaan lainnya
Namun langkahnya terhenti disaat melihat renjun yang tengah berdiri mematung dengan busur dan anak panah di tangannya
"Ah... aku ingin mengajak haechan berburu tadinya, mungkin lain waktu "
Renjun tersenyum tipis sebelum akhirnya berjalan pergi meninggalkan dua sosok yang masi mematung disana
"Dia melihatku meng-
"Lagipula untuk apa kau melakukan hal itu bajingan!!" Haechan muncul dri samping dan memukul bahu tegap milik jeno dan berlari meninggalkan jeno
"Sial" makinya sebelum akhirnya pergi meninggalkan ruangan itu menyusul haechan yang sudah mengejar renjun
Bruk
"Yaampun"
Jeno berdecak kesal disaat langkahnya terhenti karena bertabrakan dengan guanlin, pemuda itu sangat merepotkan
"Kau menghalang" Maki jeno, guanlin yang merasa dirinya tak salah hanya bisa mengerutkan dahinya
"Kau yang menabrakku sialan" Jawab pangeran antariksa itu tak terima, jeno melirik kesana kemari namun tak melihat sosok renjun lagipun hanya bisa bernafas kecewa
"Mencari renjun?"Tanya guanlin tiba tiba, jeno yang tadi sibuk melihat kesana kemari menjadi menatap sosok itu
"Kau tau dmana dia?" Tanya jeno dengan tak santai, hal itu di balas anggukan angkuh dari sang empu
"Tentu, bukankah aku calonnya?aku mengetahui banyak hal tentangnya" jeno bergidik ngeri sendiri mendengarkan tutur kata dari guanlin
"Terserah, dimana dia?" Tanya jeno, guanlin mengangkat bahu acuh bertanda ia tak ingin memberitahukannya "Jangan membuatku kesal, aku bisa melakukan hal apapun kepadamu sekarang" Sambung jeno disaat melihat jawaban tak sesuai keinginannya
"Oh jeno, aku sangat menyayanginya sampai aku bisa mati untuknya" jeno mengepalkan tangannya dengan kuat disaat guanlin mengatakan hal itu. Ia sedang tak ingin main main
"Aku bahkan tak bisa hidup jika tak bisa menikahinya"
Bahkan wajah jeno memerah sekarang, guanlin sangat suka membuat seseorang marah "Kau!"
"Kenapa jeno?kau tak suka?kau tak akan bisa mengambilnya dari diriku"
"Bahkan hanya sehelai rambutnya "
Terangkat tangan kanan itu untuk memukul wajah mulus guanlin, namun dengan segera guanlin menghindari pukulan itu "Mari batalkan pernikahan ini"
Mata jeno membulat sempurna, ia memandang guanlin dengan tak percaya "Aku bukan penggemar lelucon bodohmu , jadi simpan saja hal itu" jeno menghempaskan tangannya dri genggaman guanlin yang mencoba menghindari pukulannya tadi
Guanlin terkekeh pelan, ia bersedekap dada sembari menatap seisi royaley " bekerjasama lah denganku jeno, maka kau akan mendapatkan cintamu dan aku mendapatkan cintaku"
Jeno kebingungan, yang dirinya tahu guanlin mencintai renjun, tapi mengapa ucapannya sekrang seperti berbanding balik??
Guanlin berbalik, kini ia menatap jeno yang juga menatapnya dengan kebingungan "Aku tak pernah mencintai renjun"
Senyap, jeno mencoba mencerna perkataannya
"Aku mencintai sosok lain, sosok yang menjadi-
-Rakyatmu"
Bersambung....
KAMU SEDANG MEMBACA
𝕽𝖔𝖞𝖆𝖑 𝕹𝖎𝖌𝖍𝖙𝖒𝖆𝖗𝖊
Hororini kisah tentang 2 kerajaan yang saling bermusuhan. tak pernah ada kedamaian,ataupun keminatan untuk berbaikan. raja dri 2 kerajaan saling membenci.ntah apa permasalahannya hingga terjadilah sebuah peperangan yang hasil akhirnya adalah seri. namun...