PART 1

3 3 36
                                    


"Yon, Liora mukul aku lagi! Ih, aku kesel banget deh."

Leondra Lucifer memandang datar gadis yang tengah menyandarkan kepala dibahunya, tak lama tangan kanannya terangkat untuk mengusap kepala sang gadis dengan lembut.

"Sahabat aku jauhin aku cuma karena nggak mau buat dia cemburu! Kebayang nggak sih sama kamu?"

Sang gadis terus saja mengoceh yang sayangnya tak ditanggapi sang laki-laki dalam bentuk lisan melainkan dalam bentuk perbuatan. Carla Stefanca, nama kekasihnya yang telah menjalin hubungan dengannya selama 5 tahun lamanya.

Carla, alasan utama Leon membully Liora.

"Apakah sakit?" tanya Leon kepada sang kekasih dengan mengelus pipinya yang memerah yang dia yakini adalah bekas tamparan dari Liora.

"Iya, sakit. Tapi tamparan ini nggak ada apa-apanya daripada tamparan yang aku rasakan dari sahabatku sendiri," balas sang kekasih dengan nada kesal.

"Kamu mau aku membalas perbuatan gadis itu, hm?" tanyanya kepada sang kekasih dengan lembut.

"Tentu saja! Aku mau dia ngerasain apa yang aku rasain. Dia nggak cuma nampar aku, tapi juga banting tubuhku sama mukul perutku," keluh sang kekasih. Karena jujur saja dia takut dengan Liora yang memiliki tenaga seperti laki-laki.

"Ya, tentu. Apapun untukmu."

***

Liora Veronica memandang sinis laki-laki didepannya yang tengah memandangnya dengan datar, kedatangan laki-laki itu jelas sudah dapat dia tebak dengan tujuan apa dan karena apa.

"Lo benar-benar nggak bosan buat gue bully, ya?" sinis Leon kepada Liora yang hanya memandangnya dengan datar.

Gadis tomboy yang dikenal sebaga sosok yang sangat cuek dan sangat dingin itu berdecih sinis, tanpa kata dia melempar handphonenya kearah Leon yang refleks ditangkap laki-laki itu. Paham maksud sang gadis, Leon menghidupkan handphone sang gadis yang ternyata menggunakan pin yang tentu saja dapat dia tebak dengan mudah.

Membuka galeri di handphone sang gadis setelahnya mengernyit heran saat menemukan ada satu buah video disana padaha sebelumnya tak ada, dengan rasa penasaran yang tinggi Leon akhirnya memutuskan untuk membuka video tersebut.

"Dasar gatal! Karena Lo gue jadi dijauhin sama sahabat gue! Lo pikir gue juga nggak tahu kalau akhir-akhir ini Lo dekat sama Leon? Yang didekatin Leon, yang dipacarin Geo, yang diajak jalan Stef. Apa namanya kalau bukan murahan? Terlalu laku?"

Itu Carla dengan kedua sahabatnya yang salah satu sahabatnyamembawa ember yang berisi air juga dengan sahabatnya yang lain yang membawa gunting.

"Iri Lo? Kalau Lo ambil aja mereka, gue nggak butuh. Itu pun kalau Lo bisa," jawab Liora dengan nada dingin dan tatapan datar.

PLAKK

"Itu tamparan buat Lo karena buat gue kesal," ucap Carla dengan menunjuk tepat diwajah Liora.

"Itu nampar atau ngelus? Benar-benar nggak kerasa," ucap Liora dengan nada meremehkan, yang kembali menyulut emosi Carla yang memang emosian.

Terlihat kedua sahabat Carla mulai memegangi kedua tangan dan bahu Liora setelah melihat kode dari Carla, Carla mulai mengambil gunting yang tergeletak dilantai setelahnya mulai mengunting baju Liora. Namun anehnya, disana Liora hanya diam saja padahal kalau gadis itu mau dia bisa memutar tubuhnya lalu membanting tubuh kedua sahabat Carla yang memeganginya dengan mudah.

"Lakuin apa yang Lo mau, asal Lo nggak main-main sama rambut gue, gue nggak akan balas. Kasihan gue sama Lo yang nggak pernah bisa balas gue kecuali melalui pacar Lo, hahahaha."

Carla mengunting baju dan celana yang dipakai Liora dengan cepat hingga melukai beberapa bagian tubuh gadis itu yang kemudian mengeluarkan darah, namun Liora masih bisa terlihat santai seolah tak merasakan rasa sakit sedikitpun.

Carla tersenyum miring, setelahnya menyiram tubuh Liora dengan ember yang berisi air pel-an yang setelahnya tertawa meremehkan diikuti sahabat-sahabatnya yang lain. Seperti kata Liora, gadis itu tak melawan seperti biasanya sekalipun disiram dengan air pel-an dan air dingin.

Liora justru terlihat menikmati. Benar-benar sinting!

"Lo pikir setelah gue lihat video ini gue bakal berpihak sama Lo dan membenci kekasih gue karena telah bohongi gue selama ini? Nggak sama sekali, gue justru makin muak sama Lo-" "yang lagi dan lagi bertingkah seolah Lo bener-bener mau mati karena kembali frustasi, menyukai rasa sakit, dan kembali lemah dengan alasan yang nggak gue ketahui,"  lanjut Leon dalam batinnya.

Liora tersenyum sinis karena menganggap Leon salah menafsirkan maksudnya. "Lo masih aja bodoh! Gue nggak butuh Lo berada di pihak gue ataupun membenci kekasih tercinta Lo karena telah bohongi Lo, gue cuma mau Lo tahu kalau yang selama ini sering cari gara-gara itu bukan gue, tapi kekasih tercinta Lo. Dan yang pasti, gue cukup kuat untuk melindungi diri gue sendiri."

"Gue bener-bener muak sama Lo, Yon! Lo selau bertingkah seolah Lo adalah orang yang paling dirugikan disini, padahal Lo-lah yang paling diuntungkan. Jangan Lo pikir gue adalah orang yang baik hati ataupun orang yang lemah yang dapat Lo tindas dengan mudah cuma karena selama ini gue nggak bocorin ke Mama Lo kalau Lo masih berhubungan sama kekasih Lo ataupun nggak balas semua yang Lo dan kekasih Lo lakuin setelah mengganggu ketenangan hidup gue, awalnya gue diam aja karena gue ngerasa bersalah sama Lo dan kekasih Lo. Tapi setelah ngelihat tingkah Lo sama kekasih Lo? Gue nyesal pernah ngerasa bersalah."

Setelah berkata sangat panjang, Liora pergi dari hadapan Leon tanpa berniat mengambil handphonenya dari tangan Leon.

Menyisakan Leon yang memandang kepergian gadis itu dengan datar, tak pernah disangkanya kalau gadis itu akan mengatakan kalimat panjang nan menusuk setelah 4 tahun lamanya diam saja seolah menjadi orang yang bisu. Bahkan dia tanpa kata memakan kecoak yang dimasukkan oleh Carla kedalam makanannya tanpa ragu.

Liora, istrinya, benar-benar telah berubah.

Gadis yang biasanya hanya diam saja saat Leon maupun sahabat-sahabatnya bully disaat sebenarnya dia sangat bisa untuk melawan mereka mengingat tenaganya benar-benar seperti laki-laki, yang ta hanya pandai berkelahi tapi juga pandai memanipulasi banyak orang ataupun mengatur kata-katanya sehingga membuat banyak orang merasa kehilangan kendali atas diri mereka sendiri.

Gadis yang biasanya tak peduli, kini mengutarakan keberatannya karena tingkahnya dan kekasihnya.

YOUNG COUPLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang