PART 2

3 3 20
                                    


"Jangan halangi jalan gue."

Giofardo Jonathan yang kerapkali dipanggil Ardo itu memandang sinis gadis didepannya.

"Lo harus tahu dengan Lo mendekati Stef yang gue tahu karena Lo butuh perlindungan dari dia agar Lo bisa bersekolah disini dengan nyaman, tetap akan sia-sia. Kenapa sesusah itu buat Lo bisa nerima gue? Gue kurang apa?"

Liora memandang sinis sahabat Leon itu. "Kurang waras!"

Ardo mengepalkan tangannya guna menetralisir emosinya, Liora selalu bisa membuatnya merasa emosi dalam sekejap namun juga bisa berperan sebagai obat penenang ketika dia emosi ataupun frustasi.

"Lo juga nggak waras. Bukankah cocok orang yang ngga waras berpasangan sama orang yang nggak waras? Kalau Lo pacaran sama gue, gue nggak hanya akan melindungi Lo tapi juga akan membantu Lo dalam membalas Leon dan Carla. Lo benci mereka bukan?" ucap Ardo.

Ardo, sosok yang juga bernama panggilan Gio memang sosok yang dapat dikategorikan gila. Singkatnya Liora tahu kalau Ardo-lah dalang dari pembullyan yang dia alami, bahkan Ardo mendekati Leon hanya agar bisa memanfaatkan Leon supaya bisa bersama dengan Liora.

Liora itu gila, tapi karena kegilaannya itulah Ardo tergila-gila padanya.

"Jangan bilang kalau Lo benar-benar mencintai Leon? Ra! Lo harus selalu ingat, apa yang telah laki-laki itu dan keluarganya lakukan," Ardo mulai memprovokasi Liora kembali yang sayangnya tak akan mempan lagi.

"Lo benar-benar munafik, Yo! Gue nggak pernah nyesal, sekalipun telah nolak Lo puluhan kali."

Setelahnya Liora pergi, menyisakan Gio yang memandang kepergiannya tanpa ekspresi.

Liora adalah gadis yang benar-benar susah dimiliki walau selama ini terlihat mudah untuk ditaklukkan. Tak butuh dilindungi walau selama ini seringkali bertingkah seolah butuh perlindungan.

Tak mengherankan mengingat betapa kerasnya hidup yang gadis itu alami, hingga menuntutnya untuk dewasa sekalipun belum waktunya.

Menurut Ardo, hanya menaklukkan Liora yang dapat dia kategorikan sulit. Bahkan menurutnya membunuh ayahnya sendiri tidaklah sulit dalam artian bisa membuatnya berpikir 2 kali atau bahkan beribu-ribu kali sebelum melakukannya.

"Gue jamin, kalau Lo sama gue Lo pasti bakal bahagia. Lebih bahagia daripada Lo bersama Leon."

***

"Ma ... Maaaa ... Mama nggak bisa gitu dong!"

Leon mengejar Mamanya yang mulai keluar dari mansion miliknya dan Liora.

"Kenapa nggak bisa? Kamu aja bisa selingkuhin Liora, masa Mama nggak bisa narik semua fasilitas yang udah Mama kasih sebelumnya sama kamu? Kalau dari awal kamu nggak mau nikahin Liora, bilang sama Mama! Mama nggak akan maksa!! Bukan dengan sok baik dengan alasan nggak mau Mama kecewa walau pada ujung-ujungnya justru buat Mama makin kecewa sama kamu," ucap wanita paruh baya itu dengan kesal. Tak menyangka pemikiran anaknya sedangkal itu.

"Kalau kamu masih anggap Mama sebagai Mama kamu, putusin gadis itu! Apa istimewanya dia? Atau apa kelebihangadis itu dari Liora? Kelebihan berat badan, Hah? Dia bahkan nggak lebih dari gadis nggak berotak yang selingkuh dengan terang-terangan didepan istri sah tanpa merasa bersalah. Dia benar-benar seperti jalang!" cecar sang wanita. Bahkan wanita berpendidikan sepertinya bisa menjadi kurang ajar dan ceplas-ceplos jika menyangkut kekasih sang anak yang sudah sangat dia ketahui seluk-beluknya.

Menurutnya, Liora adalah pilihan terbaik diantara yang paling baik, dia tak peduli dia akan dianggap egois karena nyatanya dia melakukan itu demi kebaikan anaknya sendiri.

"MA!! CARLA HANYA NGGAK TAHU KALAU LEON UDAH NIKAH! Kalau dia tahu, Leon yakin dia pasti akan putusin Leon saat itu juga. Dia gadis baik-baik," balas Leon tak terima.

"Lihat? Bahkan kamu berani membentak Mama karena dia? COBA BUKTIKAN KALAU DIA BENAR GADIS BAIK-BAIK! BERITAHU DIA BESOK KALAU KAMU SEBENARNYA SUDAH MENIKAH, kita lihat saja apa yang menjadi pilihannya."

Setelahnya nyonya Lucifer itu pergi dari kediaman anaknya menyisakan Leon yang tengah meraung tak terima.

"Bahkan tanpa perlu gue kasih tahu, nyokap Lo sendiri udah tahu tentang Lo dan gadis itu. Gue cuma mau ngasih tahu, dekat sama dia bukan berarti Lo dapat mengenal dia dengan baik. Bisa aja orang yang nggak dekat sama dia ternyata adalah orang yang paham dengan baik tentang dia."

Leon memandang datar gadis yang menyandar pada pintu kamar, sejak kapan gadis itu menjadi banyak bicara seperti ini?

"Jangan sampai Lo menyesal sama keputusan Lo sendiri. Kali ini gue nggak akan egois, Lo gue kasih pilihan: cerain gue atau putusin Carla, walau sebenarnya gue yakin Lo pasti akan milih gadis itu. Masalah orangtua lo, biar gue yang urus! Tapi bukan berarti gue akan biarin Lo hidup dengan tenang kalau Lo pilih opsi ke-dua, karena gue udah bilang gue bukan sosok yang baik hati," ucap Liora setelahnya berlalu dari sana menuju kamarnya.

Dia cukup muak harus tidur seranjang dengan Leon karena tak mau membuat Evelyn curiga dengan mereka.

Liora tak merasa dipermainkan oleh Leon karena sejujurnya dia-lah yang telah mempermainkan Leon. Hubungan mereka sudah seharusnya tak dilanjutkan sejak 2 tahun lalu karena kesalahan Leon sendiri.

Namun dia tak mau jika dia yang meninggalkan karena dia mau Leon-lah yang meninggalkannya.

"KALAU AJA CARLA WAKTU ITU NGGAK SELINGKUH SAMA ARDO, HIDUP GUE PASTI NGGAK AKAN SERUMIT SEKARANG!!"

Bahkan, Leon masih bisa menyalahkan orang lain atas kerumitan hidupnya padahal salah dia sendiri, yang bahkan dengan bodohnya mau kembali dengan Carla sekalipun gadis itu menyelingkuhi nya.

TBC.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 27, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

YOUNG COUPLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang