Madre

2 1 0
                                    

Hi Madre...

Hatiku bak ditikam belati tajam
Tak berdarah, namun begitu menyakitkan.
Ada rasa sesak menyeruak
Napasku tercekat di tenggorokan.
Bulir-bulir air dari netraku mendesak, seolah tak sabar ingin keluar.

Aku menyekanya dengan jari jemariku, tapi tetap saja rasa menyakitkan ini masih menyelimuti.

Madre, entah kenapa aku ingin bercerita. Rasa lelah hari ini terlampau tidak bisa aku kendalikan.
Orang yang kau kenalkan padaku memang menyenangkan. Bahkan dua kurcacimu telah tumbuh, tampan, juga sopan. Namun tetap saja. Tidak ada seorang yang lebih nyaman untuk berbagi cerita selain engkau.

Aku tidak ingin mengadu nasib dengan siapapun, mungkin jika dekat, hanya ingin mendapat pelukan, menenangkan.
Setelah itu, kusudahi rasa sedihku. Dan kembali menjalani apa yang mesti harus dijalani. Menyelesaikan semua pekerjaan yang tertunda.

Madre, I Miss you.

Bukan Surat CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang