Setelah selesai membersihkan rumah dan masak, aku memilih duduk bersantai di depan warung kecilku yang ku buat dihalaman rumah. Anak bungsu ku sedang bermain bersama teman seusianya, dia belum bersekolah usianya 2 Tahun.
Sedangkan Abang-abang nya sudah berangkat sekolah jam 7 tadi, yang satu kelas 1 Sekolah Dasar dan satunya kelas 1 Sekolah Menengah Pertama. Kini mereka bertigalah yang paling aku sayangi, yang membuatku harus kuat dan tidak boleh lemah.
Aku tak ingin lagi mengingat masalalu yang menyakitkan itu, aku tak ingin lagi menyia-nyiakan air mataku untuk dia yang tega menduakan aku dan anak-anak ku.
Saat sedang bermain ponsel, tiba-tiba aku melihat sebuah postingan yang tak asing, sebuah foto keluarga kecil yang terdiri dari 3 orang tersenyum bahagia. Mereka jalan-jalan jauh ke luar kota, senyuman itu, kenapa bisa lewat diberanda ku, baru saja aku ingin berdamai dengan semua ini.
Kami tak pernah kau ajak sejauh itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUKAN PERNIKAHAN IMPIAN
General FictionAku sudah hampir berdamai dengan dunia, tiba-tiba sebuah postingan lewat diberanda Facebook ku. Dia yang hidup bersamaku sudah lebih dari 10 tahun, kini bahagia bersama dengan orang lain. Semudah itu kau melupakan diriku dan anak-anak mu, Mas?