Saat aku masih kecil dan bersekolah di taman kanak kanak aku belum mengenal kata cinta. Bahkan tidak tahu apa itu cinta dan bagaimana rasanya jatuh cinta.
Aku sangat menikmati rasa nya ditaman kanak kanak, karena disana sangat seru. Aku bisa menggambar, bermain Puzzle, belajar menulis, dan yang paling aku suka adalah Drumband.
Waktu aku masih di TK sangat aktif dibidang Drumband, aku bagian memegang senar bersama teman ku yang lain.
Dan seiring berjalannya waktu aku sudah memasuki sekolah dasar, aku berpisah dengan teman-teman ku yang berada di taman kanak-kanak.
Hingga suatu hari temanku berkata kepadaku..
"Hey, kamu tau ga si? Tino suka sama kamu, dia mau nembak kamu tapi ga berani karena disana ada mama kamu. Dan kamu juga belum tau apa apa disana."
Aku sangat kaget, bagaimana dia bisa berkata seperti itu? Sekarang aku sudah kelas 3 SD dan dia baru mengatakan hal seperti itu?
Aku sangat polos mempercayai perkataan itu, aku benar benar percaya. Aku merasa bersalah disitu karena hal itu.
Aku berbulan-bulan mencari dia, setiap hari aku selalu melewati TK kita dulu. Berharap agar kita bisa bertemu lagi, tapi itu mustahil.
Tapi aku tidak menyerah, aku berusaha mencari rumahmu dan sekolah mu. Aku juga tidak menemukan itu.
Lalu aku bertanya-tanya kepada temanku yang mengatakan bahwa kamu menyukai aku.
"Kenzie, kamu tau ga rumah Tino dimana?" tanyaku.
"Tau, didesa Cipe sebelah desa kita. Tau kan deket jembatan itu lurus terus belok kekanan."
"Ohh, tau-tau. Tapi kamu tau ga sekolahnya si Tino?"
"Lah, dia satu sekolahan sama aku. Dia kelas 3B, aku 3A."
Aku sangat senang bisa menemukan keberadaan nya, jika aku memiliki waktu luang aku selalu lewat didepan rumahnya berharap agar bertemu dia lagi, lagi, dan lagi.
Dan lagi, aku belum menemukan dia. Aku sangat teramat frustasi, hingga aku kelas 6 SD juga belum menemukan dia. Harus bagaimana caranya agar bisa bertemu dengan dia lagi?
Aku sudah menyerah untuk menemukan dia. Lalu aku berusaha melupakan dia dan kembali hidup normal tanpa memikirkan perasaan itu lagi.
Aku merasa bahwa kita tidak ditakdirkan bertemu lagi, entah kamu pindah rumah atau memang tidak ditakdirkan.
Kemudian aku memasuki lingkup SMP, aku memasuki SMP yang sama dengan Tino. Tapi disitu aku sudah lupa dengan Tino, dan aku juga belum bertemu dengan Tino.
Aku sangat menikmati dunia SMP kelas 7, lalu datanglah saat rekruitmen ekstrakulikuler Drumband.
Aku sangat senang! karena itu yang aku suka.
Latihan pertama diberi instruksi untuk membawa stik sendiri-sendiri. Ketika memasuki kelas disitu sudah berjejer dengan rapi alat yang akan dipakai.
Aku melihat seorang lelaki yang tidak asing, aku tidak terlalu memikirkannya.
Lalu aku mulai berlatih, aku memegang senar.
Aku suka, seperti Dum.. Dum.. Tak.. Dum.. Dum.. Tak..Latihan kedua aku seperti tidak nyaman karena kedatangan lelaki yang tidak asing itu. Aku memutuskan untuk pindah alat menjadi pemegang bendera, karena slot menjadi mayoret sudah penuh.
Aku mulai berlatih dengan pelan-pelan, dan aku bisa tapi agak berat.
Latihan ketiga, aku melihat laki-laki itu lagi. Itu sangat amat menganggu, lelaki itu tidak asing bagiku tapi kenapa aku sangat sulit mengingat dirinya? Dia siapa? Dan namanya siapa? Kenapa dia selalu berada di pikiranku? Ini aneh sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seseorang yang selalu gagal.
Teen FictionHidup adalah seni menggambar tanpa penghapus. 30 November 2022