Jisung merengut sebal kearah makhluk hidup berbulu di sebelah kakinya.
Niat hati ingin menggeser sedikit kepalanya yang bersender di kakinya itu, tapi apa daya, ternyata kekuatannya melebih batas. Alhasil, Dori — makhluk hidup berbulu itu — terhempas agak jauh dari posisi awalnya yang ada sebelah kaki Jisung.
Dori yang diperlakukan tidak sopan seperti itu lantas saja bangun dari posisi tidur malasnya. Kucing dengan bulu agak gelap itu akhirnya duduk menghadap kearah pelaku kekerasan terhadap dirinya, yang lain dan tak bukan adalah Jisung.
Dori terduduk diam dengan menatap kesal kearah Jisung, seakan-akan mengatai Jisung lewat tatapan matanya.
Jisung yang merasa ditatap sinis oleh makhluk berbulu yang berada di sebelahnya, lantas menoleh dan ikut menatap balik kearah Dori.
"Apa? Dasar kucing menyebalkan!" kata Jisung pelan. Dia tidak ingin dicap orang aneh oleh orang-orang yang berlalu-lalang di sekelilingnya.
Dori yang masih penasaran dengan Jisung, akhirnya menaiki kursi yang sedang di duduki oleh Jisung dan mulai mengusalkan kepalanya ke paha Jisung.
Sontak, Jisung langsung bergeser untuk memberikan jarak antara dirinya dengan kucing aneh yang sedari tadi terus menempelinya.
Dori yang diperlakukan seperti itu lagi-lagi menatap Jisung, kali ini dengan tatapan menghujat dan seakan mengatai bahwa Jisung adalah makhluk paling kejam yang pernah dia temui.
Pada akhirnya keduanya duduk dengan jarak yang agak jauh. Dori sibuk menjilati bulu-bulunya, sedangkan Jisung sibuk melihat ke sekelilingnya.
Karena bosan, akhirnya Jisung menatap kearah Dori yang sekarang sudah tidur telentang sembari menikmati angin sore di taman yang cukup sepi ini. Tangannya terulur dan mulai mencolek tubuh gembil Dori yang dipenuhi bulu.
Hingga berakhir dengan Jisung yang gemas sendiri dan sibuk mengelus semua tubuh Dori, membuat si pemilik tubuh — Dori — menatap tak senang kembali kearah Jisung.
Padahal baru saja dirinya dihempaskan seakan benar-benar tidak diinginkan oleh Jisung, tapi pada akhirnya tidak akan ada yang bisa menolak pesona dari kucing berbulu gelap itu.
Karena terlalu gemas, akhirnya Jisung memindahkan tubuh Dori keatas pangkuannya.
Mungkin terlalu sibuk mengelus kucing dipangkuannya itu, Jisung tidak menyadari kalau ada yang memanggil nama dari makhluk berbulu yang berada dipangkuannya.
Dori — makhluk berbulu yang berada di pangkuan Jisung, seketika langsung bangkit dan berusaha untuk turun dari pangkuan Jisung.
Kucing dengan bulu gelap itu berlari menghampiri sumber suara, yang membuat Jisung juga mau tak mau ikut berlari. Dia tidak ingin kucing lucu itu celaka.
Mata Jisung tidak lepas dari kucing berbulu gelap itu, hingga matanya menangkap satu sosok laki-laki bertubuh tegap dengan wajah tampan yang khas sekali.