PROLOG

3 2 0
                                    

Januari, 2016

Pagi hari yang menyebalkan buat Anara. Baru saja selesai sholat subuh, gadis bertubuh mungil ini sudah dikejutkan oleh telepon berikut kiriman materi dari Adit- ketua klub sains sekolahnya- yang meminta Anara untuk menemaninya presentasi perencanaan acara lomba klubnya didepan seluruh anak Klub Sains Kota jam 8 pagi. Anara langsung berhambur untuk menyiapkan diri dan pergi menggunakan kereta commuter andalannya.

Sebagai wakil ketua yang baik, Anara mau tidak mau bergegas meski tanpa persiapan sama sekali. Yap betul! Tanpa persiapan sama sekali karena Adit tiba-tiba sudah menyiapkan seluruh materinya seorang diri tanpa mendiskusikan dengan Anara. Gadis ini hanya tau bahwa klub sainsnya akan mengadakan lomba dan nantinya akan dipresentasikan agar mendapat dukungan baik dari segi publikasi maupun tenaga oleh klub sains tingkat kota, namun tidak diberitahu kalau presentasinya hari ini juga.

Sesampainya di gedung pertemuan waktu masih menunjukkan pukul 7 lebih 30 menit, Anara langsung bergegas menuju aula dan mencari Adit. Anara bersumpah akan langsung mengomeli Adit begitu bertemu. Akhirnya Anara menemukannya pada bangku deret paling depan bersama sekretaris klub yaitu Selly. Anara tebak pasti Adit yang menjemputnya soalnya kan mereka emang teman dari kecil.

"Adit!" kemudian Adit langsung menoleh ke asal suara dan melemparkan cengiran khasnya yang membuat Anara ingin sekali memukulnya. "Eh ada Nara, udah rapi banget! Duduk dulu yuk gua jelasin!" ucap Adit tanpa rasa bersalah

"Kenapa lo dadakan banget sih ngasih taunya? Kalo apa-apa tuh diskusi dulu bisa kali! Kan kita ini ketua dan wakil!" Tegas Anara.

"Iya makanya duduk dulu yuk Nar, biar Adit jelasin!" Ucap Selly yang berusaha menenangkan Anara. Kemudian Anara duduk untuk bergabung.

"Sorry banget Nara gua baru kasih tau, soalnya gua juga dapat info dadakan banget, baru 2 hari lalu dan kemarin kan lo pergi buat lomba jadi gua ga tega buat ganggu. Sorry banget yaa.."

Benar juga, 2 hari kemarin kan Nara ijin buat mewakili sekolahnya dalam perlombaan sains. Otomatis Nara tidak memiliki waktu untuk menyiapkan semuanya. Untung aja Adit nyiapin semua ini bareng Selly.

"Ohh iya yaa gua lupa, maaf yaa udah ngomel duluan!" Sesal Nara.

"Iya gapapa kali santai aja! Yuk kita bagi tugas." Kemudian mereka berdiskusi dan memutuskan bahwa Adit dan Anara akan menyampaikan presentasinya dan Selly bertugas untuk mencatat keseluruhan hasil presentasi.

***

Presentasi berjalan lancar dan Klub Sains Kota dengan senang hati untuk membantu acara perlombaan yang akan diadakan oleh sekolah Anara. Mereka bertiga kini bergegas menuju booth makanan yang telah disediakan panitia.

"Nara, kita ke booth nya Kak Gilang yuk! Dia lagi jualan loh." Ajak Selly.

Kak Gilang, ohh iya ketua klub yang tadi sempat kasih sambutan. Nara sudah sering mendengar namanya karena dia terkenal di sekolah Nara walaupun mereka berbeda sekolah. Selain wajahnya yang cukup tampan –katanya- dia juga sering banget buka booth makanan di setiap acara Klub Sains Kota. Memang entrepreneur sejati!

Nara sendiri belum pernah bertemu langsung sama Kak Gilang karena dia juga baru bergabung dengan klub ini, lagipula ketika sambutan tadi Nara lebih sibuk memahami materi yang akan ia presentasikan bersama Adit.

Ketika sampai, Adit langsung memilih cemilan yang dipesannya, sedangkan Selly dan Nara masih sibuk memilih sambil Selly yang mengagumi wajah Kak Gilang. Huh! Dia ga sadar apa kalau Adit ada disamping dia!

"Kak aku mau brownies sama lemon tea ini satu yaa. "Harganya berapa?" Ucap Selly akhirnya.

Sementara Nara masih memperhatikan semua bentuk makanan yang terpajang. Nara memang sepenasaran itu sama makanan sampai akhirnya Selly selesai dengan transaksinya

"Dek, mau pesan apa? Daritadi kamu cuma liatin makanan dan minumannya aja, ada yang salah?" Suara ceria tersebut mengejutkan Nara, kemudian pandangan mereka bertemu.

Nara hanya bisa terdiam selama beberapa detik. Nara tidak menyangka kalau tatapan Kak Gilang seteduh ini. Dia yakin tatapan seperti ini juga Kak Gilang perlihatkan ke Adit dan Selly tapi kenapa bagi Nara tatapan ini rasanya beda. Tanpa sadar jantung Nara berdebar, namun kemudian ia tersadar dari lamunannya dan menggelengkan kepalanya untuk membuyarkan semua khayalan gilanya.

"Hmm, anu.. saya mau 2 brownies ini sama air mineral. Jadi berapa Kak?" Ucap Nara gugup sambil mengambil makanan diatas meja booth.

Kak Gilang tersenyum. "Semuanya jadi 15 ribu aja, jangan bengong lagi yaa nanti kesambet loh." Gurau kak Gilang sambil menyerahkan pesanan Nara.

Mereka bertiga kemudian pergi dan tanpa sadar Nara tersenyum sendiri-kayaknya dia ke ge er an nih.

Ternyata hari ini tidak semenyebalkan dugaannya. Tanpa Nara ketahui bahwa ini adalah sebuah permulaan yang nantinya akan menjadi sebuah cerita.







To be continued

Note:

Setelah sering banget publish dan unpublish. Semoga cerita ini langgeng yaa dan pada suka..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 01, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PeonyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang