selamat membaca
Kesedihan menyelimuti keluarga kecil itu...
Eza, seorang anak berusia 16 tahun yang baru saja menerima kenyataan pahit bahwa dirinya sekarang telah menjadi anak yatim Piatu, setelah menyaksikan ibu nya meninggal dunia akibat serangan jantung, seolah ia trauma setelah 3 tahun yang lalu ia menerima luka yang mendalam dari ayah nya yang meninggal dunia akibat serangan jantung juga.
Eza seakan tidak berdaya lagi jika harus kehilangan ibu yang sekaligus menjadi sosok seorang ayah bagi ia dan adik nya itu.
Setelah proses pemakaman ibunya yang berhasil membuat hati Eza hancur, Eza tidak bisa berhenti menangis, ia terus mengingat kasih sayang ibu nya yang begitu dalam dan tulus menyayangi nya. Ia seakan benci dengan kenyataan pahit ini namun tetap tidak bisa menyalahkan takdir Tuhan.
Eza hanya bisa pasrah dan terus berdoa, ia masih
memikirkan adik semata wayang nya itu yang bernama Zea
yang masih berusia 4 tahun, ia tidak tega mengingat adiknya
yang masih kecil harus menerima semua kenyataan pahit ini.Orang tua Eza tidak memiliki kerabat dekat, sebab kedua orang tua Eza merupakan anak tunggal, dan kakek nenek nya sudah lama meninggal dunia, hal itu membuat Eza tidak punya siapa siapa lagi, kecuali adik semata wayang nya itu yang sangat ia sayangi dan cintai.
hanya rumah sederhana satu satunya yang menjadi sepeninggalan orang tua nya itu
Siap tidak siap, dia harus berjuang sendirian, menghidupi dia dan adiknya, dia harus siap menggantikan posisi ayah dan ibu nya untuk adik nya itu, dia harus siap menjadi tulang punggung keluarga, yang semua itu harus dia terima.
Anak yang malang...******
Hari hari begitu berat untuk mereka lalui, beruntung nya mereka masih bisa bertahan hidup dengan uang yang di tabung oleh alm ibu mereka untuk membantu bila ada kebutuhan yang mendesak, dan uang itu pun bisa Eza pakai untuk kebutuhan sehari hari, juga tak jarang mereka mendapatkan sedikit bantuan uang atau makanan dari orang orang yang merasa simpati kepada mereka.Semuanya terasa hampa bagi Eza, kehidupan yang berubah 280 derajat dari sebelumnya, hampir setiap malam Eza harus dengan sabar menenangkan adiknya yang selalu menangis merindukan ibunya
bukan hanya itu, Eza juga harus bekerja ekstra membersihkan rumah, menyiapkan makanan, mencuci baju, mengurus adiknya, melakukan pekerjaan pekerjaan rumah yang biasanya semua di kerjakan oleh ibu nya, dan dia masih tetap harus bersekolah.
Eza masih bisa melanjutkan sekolahnya walaupun sedikit berat sebab harus meninggalkan Zea di rumah sendirian, meski begitu Eza selalu menyuruh anak kecil yang lebih besar dari Zea di lingkungan nya itu untuk menemani Zea bermain dengan imbalan makanan atau uang, beruntungnya ada anak kecil yang mau, dia bernama Bona, Bona seharusnya duduk di bangku kelas 3 sd, tetapi karena faktor ekonomi, ia tidak bisa bersekolah.
Setiap pulang sekolah, Eza selalu menyempatkan dulu untuk membeli makanan untuk Zea dan Bona, Eza rela tidak jajan di sekolah nya demi adik nya itu.
Melihat Zea, membuat Eza menjadi kembali merasakan semangat hidup yang hampir hilang semenjak duka mendalam itu, Eza berjanji akan selalu membuat adiknya bahagia.
******
2 minggu berlalu...
*di sekolah
Eza di panggil oleh guru kesiswaan untuk membicarakan perihal uang ujian semester awal
(di ruang kesiswaan)
"Eza..,terus terang saja, pihak sekolah tahu betul kok kondisi kamu sekarang ini seperti apa, maka dari itu bapa kepala sekolah memerintahkan saya agar memberikan kelonggaran waktu untuk kamu membayar uang ujian semester awal nanti" ucap guru kesiswaan itu dengan penekanan di kata akhir
"jadi, kamu bisa membayar nya kapan saja, asalkan kamu sempat" lanjutnya memperjelas
"baik pak, terimakasih telah memberikan saya waktu, saya janji akan membayar nya secepat mungkin" ucap Eza dengan yakin
"yasudah kalau begitu, kamu kan sudah besar, jadi bapak harap kamu bisa mandiri ya nak, tetap semangat dan pantang menyerah, bapak hanya bisa bantu mendoakan"
ucap guru kesiswaan itu sambil menepuk-nepuk pelan pundak kiri Eza, dan di balas oleh Eza dengan anggukan.
Setelah pamit, Eza langsung kembali ke kelas nya.di kelas, Eza memikirkan kembali perkataan guru kesiswaan nya tadi, Eza berfikir bagaimana cara ia untuk membayarnya, sedangkan uang yang tersimpan saja mungkin tidak cukup untuk hidup 3 hari, dia harus memutar otak untuk mendapatkan uang
Sedangkan di jaman sekarang mencari pekerjaan sangatlah susah, apalagi untuk anak SMA sepertinya ini yang masih bersekolah hmmDi sela sela kebingungan nya itu, tiba-tiba terlintas sebuah ide, Eza berfikir bagaimana jika ia menjual risol mayo di sekolahannya saja
Eza mengingat dulu ibunya sering membuatkannya risol mayo yang sangat enak, Eza sering kali memperhatikan ibunya membuat risol, dan tak jarang juga ibu nya mengajari Eza cara membuat risol mayo yang enak.
******
Dengan penuh keyakinan, malam nya Eza langsung membeli bahan bahan yang di perlukan untuk membuat risol mayo yang di rencanakan nya tadi siang, untung nya bahan bahan yang di maksud cukup mudah di dapatkan, dan dengan harga yang terjangkau, jadi Eza tidak perlu khawatir uang nya habis untuk membeli bahan.
Esoknya... Eza bangun lebih pagi dari biasanya, ia bangun pukul 4 pagi untuk memulai membuat risol mayo yang akan ia jual di sekolahnya.Eza memulai membuat risol dengan penuh semangat, dia merasa dejavu ketika mengingat dulu sering menemani ibunya membuat risol kesukaannya itu.
Setelah 1 jam lebih akhirnya Eza selesai membuat risol, dia merasa lega telah menyelesaikannya dengan sempurna, tak lupa juga Eza menyiapkan sarapan sederhana untuk adik tersayang nya, Eza juga menyuruh Zea terlebih dahulu untuk mencicipi risol mayo buatan nya itu
Zea terlihat senang mencicipi risol mayo yang di buat langsung oleh kakaknya itu
Eza : "gimana dek.. enak ga risolnya?" tanya Eza dengan penuh harapan
Zea : "eum nyam nyam, enak kak" jawab Zea sembari mengangkat jari jempolnya dengan wajah yang imut
Eza : "hufttt, Alhamdulillah deh"Terlihat dari mata Zea yang berbinar binar sembari mengangkat jari jempolnya menandakan bahwa Zea menyukai risol buatan kakanya itu, Eza sangat senang jika risol buatannya enak.
Setelah semua risol mayo sudah di kemas, Eza bersiap untuk berangkat sekolah tapi sebelumnya dia menunggu Bona terlebih dahulu datang ke rumahnya, karna Eza tidak mau meninggalkan Zea di rumah dalam keadaan sendirian walau hanya beberapa menit saja.
Sebelum benar-benar pergi, Eza memberi uang Rp 15.000 kepada Bona dan menyisihkan 2 risol mayo untuknya, sebagai imbalan menemani Zea sampai Eza pulang dari sekolah, Eza juga tak lupa selalu menaruh makanan di dapur untuk Zea, jika Zea merasa lapar ketika Eza belum pulang.
Benar benar kaka yang perhatian
KAMU SEDANG MEMBACA
Eza & Zea
Short StoryEza seorang remaja yang tidak memiliki orang tua, tetapi harus mengurus adiknya yang bernama Zea. Cara ia sekolah, mencari nafkah, dan mengurus Zea yang masih berusia 4 tahun, itu bukan lah hal yang mudah Banyak rintangan yang harus ia hadapi, apa y...