Part 2

39 3 2
                                    

******


*Suara bel sekolah berbunyi menandakan jam istirahat

Eza langsung bergegas pergi ke kantin membawa dagangannya, dan mulai menawarkannya pada murid murid yang berada di kantin.
Tidak sedikit siswa yang menertawakannya, tetapi dia hanya acuh dan fokus menjual dagangannya kepada murid murid yang lalu lalang di kantin tersebut

Beberapa siswa penasaran, dan membeli risol mayo buatan Eza, tak sedikit dari mereka yang merasa takjub dengan rasa dari risol mayo yang satu ini, rasanya begitu lezat, dengan mayonaise nya yang lumer, membuat mereka ketagihan

Beberapa menit kemudian pun risol Eza telah ludes terjual semuanya
"ga di sangka sangka resep risol mayo dari ibu banyak yang suka, Alhamdulillah" ucap Eza bermonolog
Eza pun membereskan tempat risol nya lalu kembali ke kelas sebelum bel masuk berbunyi

******

Hari hari berlalu...
Eza masih dengan profesi sampingannya yaitu berjualan risol mayo di sekolah nya, semakin hari semakin banyak orang yang meminati risol mayo buatan Eza, bahkan tak jarang guru guru ikut membeli risol mayo yang lezat itu.

*Ketika di rumah
Eza baru saja selesai menyiapkan bahan bahan untuk besok, dia menghampiri adik nya yang sedang memegang sebuah buku cerita, sebenarnya Zea belum bisa membaca, jadi dia hanya asyik melihat gambar gambar dari buku cerita itu.

Zea : "kak, aku kangen ibu"
Eza : "hmm?" Eza sedikit kaget karna Zea tiba tiba berkata seperti itu
Zea : "kapan kita ke rumah ibu yang baru kak?"
Eza seketika terdiam sejenak lalu menjawab
Eza : "eum besok ya, sekarang sudah malam, waktunya bobo"
Zea : "bener ya kak besok kita ke rumah ibu?"
Eza : "iyaa sayang..., sekarang Zea bobo ya, kaka bacain cerita" jawab Eza meyakinkan
Zea : "yeyyy, okee kak"

Akhirnya Zea pun tertidur pulas menuju alam mimpi. Eza menyusul dan tertidur lelap di samping Zea setelah membacakan Zea cerita

******

Keesokan harinya, Eza sudah menyiapkan uang yang selama ini Eza tabung, setengah dari keuntungannya menjual risol, uang tersebut akan dia pakai untuk membayar uang ujian semester awal yang sempat di bicarakan nya dengan guru kesiswaan

Sore harinya, Eza mengajak Zea untuk berziarah ke makam ibu mereka sesuai janji Eza semalam
(di perjalan ke pemakaman)
Zea : "kak" Zea menarik narik lengan baju Eza sambil mendongakkan kepalanya menatap kakaknya itu
Eza : "iyaa sayang, kenapa?" tanya Eza dengan lembut, lalu berjongkok menghadap Zea
Zea : "gendong.."Zea melebarkan kedua tangan nya sambil merengek minta di gendong
Eza pun tersenyum lalu membalikan badan nya agar Zea bisa naik ke punggung nya.
Lalu Eza perlahan berjalan seperti semula sambil menggendong adik kesayangan nya ini.

Akhirnya mereka sampai di pemakaman, Eza langsung menurunkan Zea dengan perlahan dan berjongkok di samping makam, Eza menyuruh Zea untuk duduk di topangan kakinya, agar Zea bisa duduk tanpa takut kotor.

Eza menggerakkan tangan Zea mengangkat dan menyatukan kedua tangan nya untuk berdoa, Eza mulai menutup mata nya dan mulai berdoa, hampir 10 menit Eza berdoa dalam hati, dan tanpa sadar air mata Eza berjatuhan ke tanah, Zea yang menyadari hal itu mulai mengusap lembut pipi Eza dan mengelap air mata kakak tersayang nya itu.

Eza menatap adik nya dalam dalam, ia merasa terharu dengan perlakuan kecil dari adik perempuan nya itu, ia merasa bahwa Zea adalah tujuan dari hidupnya itu, karna Zea menjadi kesayangan ia satu satunya, ia tidak punya siapa siapa lagi kecuali Zea, hanya Zea yang bisa membuatnya bahagia, begitupun sebaliknya, Eza lah yang akan selalu membuat Zea bahagia.

Setelah merasa cukup dan kelihatan nya hari semakin sore, Eza memutuskan untuk kembali ke rumah, sebelum itu, Eza menyingkirkan beberapa daun yang jatuh ke makam ibu nya itu, Eza menatap adik nya yang sedari tadi sudah berdiri sambil memandangi makam ibu nya.
"Zea ucap selamat tinggal ya sama ibu, nanti kita kesini lagi"
ucap Eza kepada Zea dengan tulus
"iyaa kak" jawab Zea dengan tersenyum, lalu Zea mulai bicara sesuai perintah kakanya.
"buu, Zea pulang dulu ya, nanti Zea balik lagi"

Eza menatap dengan tersenyum kepada Zea, tetapi percayalah hati Eza begitu terkikis melihat adiknya yang harus menerima bahwa dirinya tidak bisa mendapatkan kasih sayang dari ibu nya lagi.

Eza memegang tangan Zea lalu menuntun nya untuk pulang.
Di perjalanan pulang, Zea melihat ada penjual eskrim, dan dia sangat menginginkannya
"kak" - Zea
"iyaa, kenapa?"  tanya Eza yang langsung menatap adiknya
"eskrim" ucap Zea sambil menunjuk ke arah penjual eskrim di sebrang sana
"boleh?" tanya Zea meyakinkan
"boleh dong sayang...ayoo" jawab Eza sambil tersenyum lalu menggandeng tangan Zea
"yeyyy" ucap Zea bersemangat


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 01, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Eza & ZeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang