1

132 67 58
                                    



Haknyeon berjalan ringan, setiap langkahnya begitu anggun. Dagunya terangkat angkuh walau satu matanya tertutup poni panjangnya yang jatuh tapi wajah cantik itu tetap membuat orang yang melintas terpesona. Tak sedikit dari mereka yang menghentikan langkahnya hanya untuk mengamati Haknyeon yang bahkan tak melirik sedikitpun ke arah mereka.

Saat ini mereka tengah berjalan menuju lantai ke tujuh hotel ini. Dimana mungkin sang tunangannya tengah bercumbu mesra dengan Putri dari Manager Jeon, salah satu jalang Sunwoo.

Di belakang Haknyeon, sudah ada Junkyu dan Heeseung yang berjalan mengikuti. Tiga submisif cantik namun dengan wajah angkuh menjadi daya tarik malam ini. Namun jangan salah, walau orang terpercaya Haknyeon ini seorang submisif keduanya bahkan menguasai bela diri memegang sabuk hitam dan juga lihai dalam menggunakan senjata api.

Haknyeon? Jangan ditanya. Hapkido sabuk hitam, Taekwondo sabuk hitam, senapan, pistol, pisau lipat bahkan sampai katana pun merupakan hal yang biasa pria cantik itu gunakan sehari-harinya.

Hidup di lingkungan mafia sejak kecil bahkan keturunan dari kakek neneknya pun membuat Haknyeon tak asing dengan seni bela diri juga senjata tajam.

Sebenarnya tak berbeda jauh dengan Sunwoo. Sang tunangan pun berasal dari kalangan mafia, orang tuanya merupakan hasil didikan dari kakek dan neneknya. Jika dibandingkan nyatanya Sunwoo lebih terkesan sadis daripada Haknyeon. Teknik bela dirinya terkesan bar-bar, tak terkendali, namun masalah menembak keduanya pun sering bersaing untuk mendapatkan tempat terbaik. Kelemahan Sunwoo hanya terletak pada pedang panjang nan tajam dan seorang Ju Haknyeon.

"Disini?" tanya Haknyeon singkat kala kakinya terhenti pada kamar nomor 512.

"Ya, Tuan Muda." Junkyu menjawab dan langsung diangguki oleh Haknyeon.

"Ingin memakai cara apa, Tuan Muda?" kini Heeseung ikut angkat bicara. Dibanding Junkyu, Heeseung terkesan dingin namun lebih sadis.

"Hm, lebih seru yang mana? Dengan halus namun lama prosesnya atau kasar namun cepat tak tersisa?" Haknyeon bertanya menoleh pada dua orang terpercayanya dan memberikan senyum cantiknya. Membuat keduanya tak pernah bosan untuk terpesona.

"kasar namun cepat tak tersisa. Bukankah anda sangat malas berurusan dengan para jalang? Mereka semua kotor dan tak punya harga diri."

Haknyeon tertawa kecil mendengar nada sarkas yang keluar dari mulut Heeseung. Sedangkan Junkyu hanya menyeringai tipis tanda setuju.

"Kalian sangat tahu bagaimana diriku." tanggap Haknyeon. Lalu merenggangkan ototnya. "Baiklah, langsung saja." lanjutnya dengan senyum sinisnya.

BRAAKKK

Kaki kecil itu nyatanya sangat kuat bahkan membuat pintu tersebut lepas dari engselnya.

Wajah cantik Haknyeon tak berekspresi kala sebuah pemandangan yang membuatnya jijik tersuguh di hadapannya.

Sang tunangan yang masih memakai baju kantornya dengan lengkap namun terlihat kusut. Dan jalangnya yang pakaian atasnya telah raib.

"Sangat tak sabaran." decak Haknyeon yang tak ingin melangkah mendekati pasangan cabul yang tertangkap basah.
"Bukankah ada kamar dengan ranjang empuk dan besar di dalam sini? Disana kalian bisa bergerak bebas saling menikmati satu sama lain. Di sofa sangat sempit." lanjutnya dengan kedua tangan dalam saku celananya. Membuat kecantikannya semakin berlipat ganda.

"Haknyeon..."

Sunwoo bangun dari duduknya dan berusaha untuk menggapai tangan Haknyeon. Namun si cantik dengan cepat menangkisnya.

"Aku tidak sudi di pegang oleh seseorang yang melakukan seks. Kau mengotori jas mahalku." ucap Haknyeon dengan nada angkuhnya. Lalu tatapannya beralih pada wanita yang sibuk mengenakan bajunya.
"Nona Jeon, kau tahu bukan jika dia sudah punya tunangan? Apa karena lubangmu yang gatal minta dimasukkan maka kau membuang harga dirimu begitu saja?"

ANTAGONIST JU [SUNHAK] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang