Bianca's POV
"Bad...r," sapaku pada dia. Oh ayolah jawab, aku benci situasi seperti ini. Lagi pula, aku tidak kuat kalau harus berdiri terlalu lama.
"Bad..."
"Stop calling me, Bad!" bentaknya. Cowok seperti dia bisa marah? Huh, ya sudah aku tidak akan memanggilnya lagi.
Kepalaku mulai pusing, argh. Jangan bilang aku kambuh lagi. Ayolah, ini kan hari pertamaku masuk sekolah, masa iya aku harus ke UKS.
Aku mengedipkan mataku sesekali untuk menghilangkan bayangan kunang-kunang di mataku. Aku benar benar lemas saat ini, ya Tuhan, aku butuh Azka sekarang. Tapi mana mungkin Azka mengetahui kalau aku disini.
"Badr... gue pusing." keluhku pada Badr.
Aku tau, dia tidak akan merespon apa-apa dan menganggap kalau semua ini hanyalah skenarioku semata. Tapi aku kan tidak berbohong sama sekali.
"Bad...r," aku semakin memegang kepalaku dengan kuat berharap rasa pusing itu hilang, "Gue..pus...sing." aku sudah merasakan bumi ini berputar cepat. Azka, kamu dimana, aku butuh kamu. Sebelum aku ping-.
Brukk.
Alexi's POV
Bianca. Cewek yang baru tadi gue omelin pagi-pagi ternyata dia sahabat kecilnya Azka.
Apa lo pada percaya cewek-cowok sahabatan tanpa ada benih-benih cinta? Ya, jujur gue sih ngga percaya. Coba lo bayangin, cewek sama cowok sahabatan dari kecil, terus gedenya bareng dan pasti pada ngerti satu sama lain yang ngebuat salah satunya atau malah dua-duanya nyaman. Nyaman awal dari cinta 'kan? Itu menurut gue.
Gue dapet tugas ngawasin anak kelas X apel, dan ngga ada yang nemenin gue. Okey, ini ngga bagus. Sesuai yang disuruh Azka, gue harus jagain Bianca tapi dari jauh supaya dia ngga ngerasa diawasin. Awalnya Bianca keliatan biasa aja, justru dia keliatan ngobrol sama temen sebelahnya itu. Tapi gue rasa lama kelamaan ada yang aneh. Dia mulai megang kepala dia keliatan kayak orang mau pingsan, dan gue harap dia cuman pura-pura. Gue ngga tau bakalan diapain sama Azka kalau Bianca sampe ping-.
Brukk.
Shit.
"Eh? Dia pingsan beneran? Duh matilah gue sama Azka." gue langsung lari ke tempat Bianca dan ngecek keadaan dia. Great, dia pingsan beneran.
Dari jauh gue bisa denger ada langkah kaki buru-buru kearah gue sama Bianca, "Lex! Dia kenapa?" tanya orang itu. Oh, Jenni. Dia, Jennifer Anna. Wakil ketua OSIS yang judes parah plus suka sama Azka. Eh? Yah keceplosan, diem-diem ya.
"Lo ngga liat dia pingsan? Bisa mampus nih gue sama Azka."
"Azka? Apa hubungannya cewek ini sama Azka?" tanya Jenni sambil menaikan satu alisnya.
"Jangan tanya gue sekarang." yaelah jadi pacar juga belum udah sensi aja kalo Azka deket sama cewek lain.
"Ada apa, sih? Jawab Lex!" bentak Jenni. Bener kan apa kata gue, dia judesnya parah.
"Kalian kalo mau berdebat masih punya banyak waktu, dunia belum kiamat. Lo mau dia tambah parah?" tanya anak cowok yang berada di sebelah Bianca dan segera menggendongnya ke UKS.
"Dia siapa Lex? Jawab ngga!" bentak Jenni begitu gue dan dia sampai di depan ruang UKS.
Gue menghela napas pelan, "Dia Bianca, saha-"
"Alexi!" panggil seseorang dari arah belakang. Gue kenal suara ini. Bisa kubur gue hidup-hidup sekarang?
"Mana Bianca?!" ujar Azka dengan nada khawatir. Apa gue bilang, cewek-cowok sahabatan lama pasti ada yang jatuh diantara keduanya. Masuk got maksudnya.
"Di—di dalem, Ka." jawab gue gugup. Macan jantan mau marah, nih.
"Kan gue udah bilang jagain dia! Gue masuk dulu." bentak Azka. Okey, hari ini emang hari terisial gue karena dapet bentakan dari ketua dan wakil OSIS. Give me applause, please.
Azka masuk dengan muka yang sangat khawatir. Gue sama Jenni cuman ngikutin dari belakang dan gue liat cowok tadi masih sibuk sendiri dengan headphone di telinganya dan ngga menyadari kehadiran kita. Azka langsung menggenggam tangan Bianca yang terlihat sangat pucat. Jatuh kan jatuh, apa gue bilang.
"Nama lo siapa?" tanya Azka pada cowok yang menolong Bianca itu "Lo yang nolongin Bianca, 'kan?" pertanyaan satu belum kelar langsung nanya lagi, jatuh kan jatuh.
"Gue Badr." jawabnya datar tanpa melepas headphonenya. Lo bisa ngeja namanya? Gue sih bisa. B a d e r. Jangan salahin gue, nama kesusahan, sih."Makasih udah nolongin Bianca, lo balik ke kelas aja sana." tanpa banyak babibu, cowok itu langsung keluar ruang UKS. Dingin parah nih cowok. Tapi masih dinginan gue.
"Ka." panggil Jenni yang tidak mendapat jawaban dari Azka "Dia siapa lo?"
"Lo ngga perlu tau dia siapa. Mendingan lo berdua balik sana, biar gue yang jagain dia disini. "
Jatuh kan jatuh.
Daripada gue kena omel dari Azka mendingan gue cabut aja ke kelas X buat ngeMOS lagi. Perhatian banget kan dia, pasti jatuh, deh.
—————————
Vomment guys;)
Yg di mulmed Alexi yaa
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Not The Ending
Teen FictionKalau aku bisa mengulang waktu, aku akan jujur sama kamu. Aku ngga akan nyangkal perasaan aku kepada kamu. Aku mau. Aku mau semuanya kembali seperti awal. Aku mau berada di sisi kamu setiap saat, ngeliat kamu setiap hari. Bahkan, aku mau menjadi bi...