𝐑𝐄𝐕𝐄𝐍𝐆𝐄 ; 𝟎𝟎𝟒

1.4K 125 6
                                    

Sejak malam itu Jihoon memutuskan untuk kembali tinggal di kediaman milik kedua orang tuanya, setelah hampir tiga tahun lamanya Jihoon memilih untuk tinggal sendiri di apartemen yang dibelikan oleh Sang Ayah, kini ia kembali dengan tujuan, dan alasannya yang ingin merawat Sang Ibunda yang sampai saat ini belum ada perkembangan dalam kesehatan mentalnya.

Oh Jihanㅡ Ibunda Jihoon, tak pernah mau berinteraksi dengan siapapun kecuali dengan putranya, dan beberapa pekerja seperti para maid, itupun hanya anggukkan dan gelengan kepala yang ia berikan sebagai jawaban jikalau Jihoon atau para maid mengajaknya berbicara.

Jihan juga menolak berinteraksi dengan lelaki manapun, termasuk Ayah Jihoon, suaminya. Mendengar suaranya saja sudah membuat tubuhnya menegang takut, apalagi harus berhadapan.

Semua itu terbukti saat ia mendengar suara Sang suami yang memanggil Jihoon saat malam itu. Kalian sudah tau kan apa yang terjadi?

Tubuhnya langsung bergetar hebat hanya karena mendengar suara pria yang sudah membuatnya jadi seperti sekarang ini.

Prang!

“PERGI! AKU MOHON PERGI!”

Teriakan yang berasal dari lantai bawah terdengar sampai ke kamar milik Jihoon yang berada di lantai dua, yang kebetulan juga Sang empunya kamar masih terjaga.

Jam di dinding yang sudah menunjukkan pukul dua malam tak membuat Jihoon gentar untuk tidak bergegas pergi keluar kamar untuk mencari keberadaan Sang Ibu yang baru saja berteriak histeris.

Menuruni tangga sambil berlari, Jihoon terkejut setelah dirinya sampai di lantai bawah, ia sudah mendapati Sang Ibu yang terduduk takut sambil memeluk erat kakinya yang di tekuk tepat disamping tangga.

Perlahan Jihoon berjalan dengan hati-hati mendekati Jihan yang masih menggelengkan kepalanya ribut.

“Bunda... ”

“PERGI!”

Jihoon tersentak bersamaan dengan langkahnya yang terhenti, ia menatap sendu pada bingkai foto milik keluarganya yang hancur lebur karena dibanting oleh Sang Ibu?

Jihoon tau sekarang. Ibunya histeris seperti ini pasti karena bingkai foto itu.

Siapa yang sudah menyimpannya di sana? Padahal ia sudah memberitahu semua maid untuk menyembunyikan semua benda apapun yang berhubungan dengan Sang Ayah dari Ibunya.

“Bi! Bibi!”

Sambil memanggil, Jihoon berjalan mencari siapapun maid untuk menanyakan siapa pelaku yang sudah menyimpan bingkai foto itu di sana.

“I-iya Tuan?”

Kini didepannya sudah berdiri enam pekerja, dan salah satunya adalah Bi Sooha, si kepala maid.

“Bukannya saya sudah bilang untuk tidak menyebar apapun di rumah ini yang berkaitan dengan Ayah Saya?!”

Mereka semua mengangguk.

“Terus siapa yang sudah menyimpan foto itu di meja samping tangga?!”

Dengar itu salah satu maid mengangkat kepalanya, dan menatap Jihoon takut.

“Maaf sebelumnya Tuan. Tadi siang Saya dan Hyuri melihat Tuan Park yang menyimpan foto itu di sana, Saya dan Hyuri juga sudah mencoba memberitahu Tuan Park untuk tidak menyimpan foto itu, tapi Tuan Park menolak dan kekeh, kata Tuan itu foto baru yang baru dia cetak, dan kami berdua dilarang untuk memindahkannya.”

Jihoon berdecak sebal, Ayahnya ini selalu saja sesukanya. Masalahnya kejadian seperti ini bukan terjadi sekali dua kali, tapi sudah sering, dan setiap kali foto itu hancur tak berselang lama selalu ada foto baru sebagai gantinya.

(𝟏) 𝐑𝐄𝐕𝐄𝐍𝐆𝐄 ; 𝐏𝐀𝐑𝐊 𝐉𝐈𝐇𝐎𝐎𝐍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang