Hati-Hati Di Jalan

52 6 3
                                    

Characters : Bible x Build 

Please listen to Hati-hati di Jalan - Tulus

Pertama kami bertemu adalah saat tahun baru tiba, tidak sengaja bersinggungan saat melihat kembang api. Aku sendiri, dia pun juga. Seperti drama-drama yang biasa ku tonton, kami berkenalan. Namanya Build, tapi biasa dipanggil Biu. Katanya, namanya diambil dari kata bangunan, agar tetap kokoh. Tapi bagiku, namanya diambil dari beautiful, karena dia cantik. Matanya, hidungnya, senyumnya. Semuanya cantik dimataku.

Kami berbincang kecil, menikmati kembang api yang semakin malam semakin cantik.

"Akhirnya aku punya teman untuk lihat kembang api, Bibs" katanya, di pertemuan pertama kami.

"Hm ?"

"Eh, ngga masalah kan ku panggil Bibs ?"

Bibs. Itu akan selalu jadi panggilan favoritku, dan itu akan ku khususkan untuk Biu seorang.

"Kamu boleh panggil aku apa aja, Biu. Aku ga masalah"

Dia tersenyum. Cantik.

Orang bilang, jangan percaya pada cinta pada pandangan pertama, karena itu tidak nyata. Tapi malam ini, aku jatuh cinta, pada Biu, sosok manusia yang baru kali ini aku temui. Parasnya, sikapnya, aku cinta.

***

"Bibs, kamu udah nonton wakanda ?

Mau nonton sama aku ?"

Berulang kali aku baca pesan teks dari Biu, pasca seminggu kami berkenalan. Marvel ? Wow, aku tidak menyangka kami akan memiliki satu kesamaan lain selain menonton kembang api di malam tahun baru. Teman-temanku tidak ada yang mau menemaniku menonton film bergenre fantasi. Tidak menarik, menurut mereka. Tapi laki-laki yang ku kenal seminggu lalu, memiliki kesamaan yang sama denganku.

"Boleh. Kapan ? Aku aja yang pesan tiketnya" balasku cepat. Tentu aku tidak mau menyiakan kesempatan.

***

Dalam tiga minggu, aku menyadari bahwa kami memiliki banyak kesamaan. Mulai dari selera film, selera musik, bahkan menu makanan favorit kamipun sama. Aku menyebutnya sebagai takdir.

"Biu, kamu mau nonton Ian tidak ?" tanyaku, suatu siang ketika kami makan bersama.

"Nonton dong, kamu juga kah, Bibs ?" Aku mengangguk.

Biu berteriak kegirangan. "Aku kira aku bakal nonton sendiri lagi" katanya. Aku tersenyum, merasa seperti kami berjodoh dari segala aspek.

***

Hari-hari setelah menonton konser bersama, kami semakin dekat. Terlebih ternyata kantornya dan kampusku berjarak tidak begitu jauh. Kami menghabiskan waktu bersama semakin sering. Tidak hanya makan siang, tapi juga sarapan, dan sesekali makan malam bersama. Tidak jarang kami sengaja makan malam di restoran mewah, seakan-akan kami sedang berkencan. Kami akan tertawa dengan candaan-candaan ringan, saling memberi perhatian-perhatian kecil yang biasanya sepasang kekasih lakukan. Satu kata untuk hari-hariku : bahagia.

Aku bahagia ketika bersama dengan Biu, meski hanya untuk makan bakso di seberang fakultasku. Atau sekedar menonton netflix di apartemenku.

"Aku sidang skripsi minggu depan, Biu !" ucapku, suatu siang ketika kami janji temu untuk makan siang bersama. Setelah 10 bulan proyekku, akhirnya aku dinyatakan layak untuk ujian. Tentu tidak lepas dari Biu yang selalu memberiku semangat. "Kamu bisa datang ke sidangku, kan ?" tanyaku.

"Tentu aku datang. Kapan lagi aku lihat kamu ujian !" katanya. Aku tebak, dia ikut bahagia dengan kabarku.

***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 02, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MUSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang