Usai sarapan merangkap makan siang bersama, Olivia pergi ke balkon kamar hotel. Masih hanya memakai bathrobe Olivia menyalakan rokoknya, rasanya sudah jadi ritual bagi Olivia untuk merokok setelah makan.
Olivia menghisap rokoknya dan menghembuskan asap rokok itu dari hidung dan juga mulutnya. Namun kesenangan Olivia terganggu saat Darius menyusulnya, mengambil rokok dari tangan Olivia dan menyumpal bibir Olivia dengan sepotong buah stroberi.
“Bukankah aku sudah bilang kalau rokok itu tidak baik untuk kesehatan mu? Kalau kau merasa mulut mu pahit, kau bisa konsumsi permen. Kalau kau takut konsumsi gula berlebih akan membuat mu gemuk maka ganti dengan buah.” celoteh Darius sembari mematikan rokok yang sebelumnya Olivia hisap dengan cara menyundutnya ke besi balkon.
Olivia mengunyah stroberi di mulutnya itu sembari melirik sinis ke arah Darius, “Lama-lama kau ini cerewet juga ya. Terlalu banyak aturan, tidak boleh ini tidak boleh itu. Terlalu kolot.”
“Ya kau bisa anggap aku ini kolot atau apapun itu, tapi aku tidak akan tinggal diam kalau aku melihat mu merokok.”
Olivia mengangkat bahunya, “Kalau begitu aku tinggal merokok saat tidak bersama Pak Darius saja, simple.”
“Heyy.. merokok itu tidak baik untuk kesehatan mu, aku begini karna aku peduli padamu. Jangan merokok meski aku tidak berada di dekat mu, rokok itu tidak baik.” ujar Darius lagi agak keras saat Olivia berbalik masuk ke dalam kamar hotel demi menghindari omelannya.
“Ucap seorang perokok juga, menasehati orang untuk tidak merokok padahal sendirinya merokok. Munafik sekali ya, cocok dengan Pak Darius.”
Lidah Olivia selain mahir membuat Darius terbang tapi juga mahir membuat orang lain sakit hati dengan kata-kata tajamnya.
“Sepertinya kata munafik cocok jadi nama tengah Pak Darius.” Olivia bicara sembari melepas ikatan tali bathrobenya, Olivia membuka bathrobe yang ia kenakan kemudian melemparnya ke kursi. Kini Olivia bertelanjang bulat kembali, Olivia hendak memakai kembali pakaiannya yang kemarin. Pakaian normalnya bukan kostum kucingnya yang juga sudah robek dibuat oleh Pak Darius saat mereka bercinta kemarin.
“Bantu kaitkan.” Olivia sudah memasang bra-nya hanya saja Olivia malas mengaitkan kaitan bra-nya sendiri. Untuk apa repot-repot bersusah payah mencoba mengaitkan bra-nya sendiri di belakang punggungnya kalau Olivia bisa meminta bantuan Darius yang pasti akan dengan suka rela membantu.
Benar saja, Darius langsung mendekati Olivia yang sudah memunggunginya menunggu bantuan Darius. Darius menarik dua ujung bagian belakang bra Olivia itu dan mengaitkannya sembari Darius menghirup aroma rambut Olivia.
Sayang sekali Darius tidak bisa menghirup aroma tubuh Olivia lebih lama karna setelah pengait branya terpasang, Olivia segera menarik diri dari dekat Darius dan sibuk kembali memakai pakaiannya.
“Kau sudah ingin pulang?” tanya Darius agak kecewa, ia sebenarnya masih ingin berlama-lama dengan Olivia di sini. Entah mengapa setiap berdua dengan Olivia waktu rasanya berlalu lebih cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost in Lust [END]
RomanceMau nilai bagus? Olivia punya cara untuk mendapatkannya selain belajar, yaitu dengan memberi blow job pada dosen killer yang pelit nilai. Jika blow job memuaskan maka nilai pun memuaskan.