Alamku atau Nyawamu

12 2 0
                                    

"Membiarkan itu sama saja dengan menjaga. Karena cara merusak adalah dengan melukai."

☆☆☆

Seorang gadis kecil dengan rambut cokelat muda tengah berlari sembari terus memanggil nama seseorang. Wajah pucatnya mencetak jelas raut khawatir yang seakan mengikat jiwanya. Tangan mungilnya menggenggam setangkai bunga mawar dengan sangat erat. Melupakan duri duri itu yang menusuk, melukai kulitnya. Kelopak bunga yang sudah mulai layu seakan memiliki ikatan perasaan dengan gadis itu. Seakan setangkai bunga itu juga tengah merasakan apa yang tengah gadis itu rasakan.

"NARA!! NARA!! SELAMATKAN ALAM INI NARA!!"

Tak henti hentinya suara melengking itu menerobos keluar dari rongga mulutnya. Gadis itu terus berlari, dan akhirnya berhenti didepan sebuah pintu besi yang menjulang tinggi didepannya.

Dengan perasaan menggebu, gadis kecil itu menggedor pintu besi itu, melupakan darah ditangannya yang terus menelucur tetes demi tetes.

"NARA!! DENGARKAN AKU!! SELAMATKAN ALAM INI NARA!! ALAM MEMANGGILMU, NARA.."
Teriak gadis itu lagi disertai deraian air matanya.

"Apa yang terjadi Alam?"
Suara berat milik seorang perempuan yang tiba tiba muncul dibelakang gadis kecil itu.

Alam tersentak, secepat kilat gadis kecil itu membalikkan posisi tubuhnya. Nampak orang yang sedari tadi di cari carinya tengah berdiri dengan gagah dihadapannya dengan baju baja yang seringkali digunakan ketika sedang berlatih pedang, seraya memegang pedang keramat itu.

 Nampak orang yang sedari tadi di cari carinya tengah berdiri dengan gagah dihadapannya dengan baju baja yang seringkali digunakan ketika sedang berlatih pedang, seraya memegang pedang keramat itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wajah Alam yang sebelumnya begitu pucat, kini beralih menjadi sumringah dan kembali ceria. Seakan telah menemukan mentari dari gelapnya gerhana.

"NARA!!? Ohh tuhan! Dari mana saja kau? Alam sudah memanggilmu sedari tadi. Alam membutuhkanmu untuk menyelamatkan alam semesta ini, Nara!!" Ucap Alam panjang lebar.

"Alam?" Nara menundukkan badannya, mensejajarkan tingginya dengan gadis kecil itu. "Alam yang mana maksudmu?" Lanjutnya.

"ALAM SEMESTA INI NARAA!!" Teriak Alam memecah keheningan.

"Tunggu dulu Alam.. Bisa kau jelaskan padaku, apa yang sebenarnya sedang terjadi? Dan, kenapa kau memetik bunga mawar itu dan melukai tanganmu sendiri?" Nara masih bingung dengan apa yang tengah terjadi.

"Mereka datang! Mereka datang lagi Naraa!!" Teriak Alam menggebu gebu.

"Mereka?" Nara mengangkat sebelah alisnya. "Katakan. Mereka siapa?"

"Para pemburu yang datang tahun lalu! Kini mereka datang lagi!! Mereka ingin membalaskan dendam padamu dengan membunuh hewan hewan dihutan, Nara! Selamatkan Alam!! SELAMATKAN!!"

Sontak, Nara kembali berdiri dengan tegak. Dadanya naik turun dengan tangan yang sudah mengepal kuat. Pandangan matanya menajam, seolah ingin membantai siapapun yang ada dihadapannya saat ini.

Legend Of The IRON PRINCESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang