Dare.
"Oke, truth or dare?" Alucard menyodorkan botol plastik kearah Chou sembari menyeringai, "..hm.." Chou melihat sekitar sejenak.
Ia membalas seringai juga, "Dare." Balasnya memegang botol plastik. Zilong bertepuk tangan, "Bagaimana dengan.." ucapnya terjeda.
"Mencium siapapun yang memasuki ruangan ini." Saut X-Borg tersenyum licik.
Satu perkumpulan tertawa geli, "baiklah, gw terima. Ini bakalan gampang." Remeh Chou. Ia sudah yakin orang selanjutnya yang akan masuk adalah perempuan, dan itu kesempatan bagus.
Cklek.
Chou berdiri, menjilat bibir bawahnya sendiri sembari menyisir rambut kebelakang.
"PFFT-" Zilong menahan tawa, saat tau siapa yang masuk ke dalam kelas mereka.
"Apakah kalian tidak ada guru saat ini?" Tanya datar Paquito.
"Wah, kena sial. Dapet ketua OSIS tahunan yang pintu kulkas," ucap X-Borg remeh, mereka menatap kearah Chou yang berjalan.
Drap, drap, drap!
"Woi."
Paquito menengok kearah Chou yang secara tiba-tiba menarik kerahnya, lalu berjinjit. Satu kelas seketika dibuat bungkam, lalu berakhir teriakan para wanita.
"KYAAAAAA!!"
"Anj, beneran di cium." Ucap Alucard kaget bukan main, melihat Chou mencium bibir Paquito lalu melepaskannya secara langsung.
"AOWKAOWKAOKW," tawa geli Zilong tidak berhenti, Paquito terdiam menatap Chou. "Jangan salah sangka, gw cuman lakuin dare." Bantah Chou sebelum ketua OSIS itu memulai pembicaraan.
Ekspresi Paquito tampak marah, lalu menyekram lengan Chou. "akh! Hei!" Keluh Chou terkaget, "anda dihukum." Ucap Paquito dan menarik keluar kelas.
"BRENGSEK LU PADA YE!" Teriak Chou mengikuti Paquito.
"Waduhh, otw SP 2 inimah..." Ucap X-Borg bersender, Zilong tak berhenti tertawa geli. Alucard yang awalannya tersenyum, perlahan pudar.
*SP = Surat Peringatan
"Anj, kalau kita dibawa-bawa gimana cok?" Tanyanya panik.
...
Bruk!
Chou mundur beberapa langkah, sembari mengibas pelan lengannya. "Lu mau hukum gw apa?" Tanyanya, Paquito bersender di pintu dengan ekspresi datar.
"Atas alasan apa kau melakukan hal tadi di depan?"
"Huh? Bukannya udah gw jawab, kalau itu sebatas dare." Balas Chou menggaruk tengkuk, ia memberikan ekspresi tidak bersalah. Paquito melipat kedua tangannya, dengan tatapan intimidasi.
"Itu termasuk pelecehan, kau tau." Tegurnya.
Chou berdecih pelan lalu menundukkan kepala, "maaf, emang seharusnya gw izin dulu." Ucapnya. Tiba-tiba Paquito menarik kerah Chou, dan mendorongnya kasar ke tembok.
Bruk!
"Minta maaf tidak cukup membayarnya." Bisik pelan Paquito, kakinya perlahan menekan di sela-sela selangkangan kaki Chou, "..huh.." Chou memejamkan matanya erat.
"Apa.. yang ingin kau mau sebagai tanggung jawab, ketua..?" Tanyanya.
Paquito mendengus geli, sembari menarik dagu lawannya. "Baguslah kau bertanya.." balasnya. Chou membuka mata perlahan, menatap bahwa wajah mereka tak ada jarak sama sekali sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗣𝗔𝗤𝗨𝗖𝗛𝗢𝗨 [✓]
Random⨳ 話 ; 𝘗𝘈𝘘𝘜𝘊𝘏𝘖𝘜 𝘗𝘙𝘖𝘑𝘌𝘊𝘛ㅤ??! ❛ ─── sekitar cerita tentang paquito dan chou dalam berbagai macam alur, setiap cerita memiliki alur yang berbeda. begitupula hubungan romantis antara paquito chou yang berbeda-beda. ❜ ㅤㅤㅤ✧ 〉 この本 :: on-goi...