Nagi Seishiro

34.2K 1.1K 212
                                    

"Nagi, bukannya aku sudah bilang berhenti dulu bermain game?" Ujar (Name) membawa setumpuk cucian kering.

"Sebentar." Jawab Nagi Seishiro, pemuda dengan surai putihnya yang sejak beberapa jam lalu bermain game.

"Bola matamu bisa meledak nanti."

"Aku bukan anak kecil."

Menggelengkan kepalanya, (Name) meletakkan tumpukan baju tersebut di atas tubuh Nagi. Menindih punggungnya yang sedang dalam posisi tengkurap.

"Kau tidak mau makan?"

"Aku tidak lapar."

Sang gadis menghela napas. Sangat sulit memisahkan Nagi dengan gamenya, apalagi saat hari libur begini.

"Aku mau jalan-jalan bersama temanku. Nanti tolong hangatkan supnya ya."

"Siap komandan."

"Oh iya, sepertinya akan hujan. Kau tidak apa-apa sendirian?"

Nagi hanya mengacungkan jempolnya.

"Baiklah, aku berangkat." Sang gadis meninggalkan Nagi yang masih dalam posisi nyamannya.

Ditinggalkan sendirian, Nagi masih berkutat dengan gamenya hingga sekitar 20 menit kemudian hujan turun.

"Hujan?"

Ia bangkit dan merenggangkan punggungnya yang kaku. Segera melihat ke arah luar dan ternyata semua cucian kering sudah diamankan sebelumnya oleh (Name).

Merasa tidak ada lagi yang harus dilakukan, ia kembali mengambil stick playstation yang ia tinggalkan di atas tempat tidur.

Tubuhnya tidak berkutik selama beberapa jam. Begitupun dengan hujan yang semakin lebat.

Duar!

Suara petir menyambar dengan keras. Seluruh listrik di rumah itu padam. Termasuk Nagi yang kini kebingungan karena gelap.

Mencari keberadaan handphonenya, namun ketika ditemukan sudah dalam keadaan mati akibat lowbatt.

Ia mengacak rambutnya kebingungan.

"Aku harus mencari lilin."

Meraba-raba tembok dan berjalan dengan hati-hati, Nagi akhirnya sampai di dapur. Tampak cahaya kilatan petir menyambar dengan ganasnya, memantul di sekeliling tembok rumahnya.

Ngeri.

Dengan cepat, ia mencari lilin pada laci penyimpanan dan menyalakannya menggunakan korek.

"Ah, sialan."

Ia teringat film horor yang sempat ditonton berdua bersama (Name). Menceritakan rusun seram ketika mati lampu, dan banyak pocong dalam rusun tersebut.

Bermodal cahaya lilin, Nagi naik lagi ke lantai dua tempat kamarnya berada. Menutup pintunya rapat-rapat.

Sangat menakutkan jika membayangkan akan ada hantu dalam bentuk apapun yang muncul di rumahnya ketika sendirian.

Menutup telinganya, Nagi membungkus dirinya dengan selimut dan memejamkan matanya.

"...gi"

"...nagi"

Nagi terkejut bukan main. Ada suara yang jelas memanggilnya.

"Nagi...?"

Siluet perempuan berambut panjang muncul di depan pintu kamarnya.

"AAAAAAKKKK! SETAN!!!" Nagi menarik selimutnya semakin menutupi wajahnya. Kondisinya sudah betul-betul mau pingsan.

🍋 [Blue Lock x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang