05.00
Angka bertanda untuk memulai harinya hari ini yaitu hari Senin. Ia beranjak dari kasur dan menuju kamar mandi
campur, senang gembira semangat dagdigdug bergairah dan cemas itu berpacu menjadi satu06.55
Ia pergi ke kelasnya, sedikit mengecek dan mampir untuk bertemu teman sebangkunya , setelahnya ia pamit berharap doa para teman-temannya.07.18
Hampir sampai menunggangi sebuah kendaraan beroda empat disupiri oleh Kepala Sekolah. Disusul turun dari kendaraan nan mulai berjalan bersiap untuk selanjutnya????
"Festival Etnik Paduan Suara"
Itulah yang tampak jelas didepan mata peserta termasuk juri serta orang-orang yang ada disana. Mereka berlomba-lomba untuk mendapatkan yang terbaik untuk lomba ini11.45
Sampai. Ia telah sampai di sekolah. Begitu kakinya menginjak, gejolak itu mulai terasa. Kecewa. Itulah salah satu hal yang bergema dipikirannyaGagal, frustasi,
Merasa semuanya berakhir di hari Senin ini.Ia pasrah akan hal yang terjadi..
•
•
•Pelukan hangat
Ia merasakannya, 'sedikit' luka itu sembuh karenanya. Air mata tumpah bak cangkir yang tersenggol dan tumpah seisinyaAir deras yang berharga. Tangis itu berharga dan bermakna.
Melebihi apapun.
Ia berkata "baru kali itu aku menangis sederas ini, bahkan didepan orang-orang sekalipun. seumur hidupku aku tidak pernah menangis didepan mereka"
Siapapun yang mendengar kalimat pendek itu pasti akan langsung merasakan hal yang serupa, di balik perasaan yang merasa ada otak yang membayang seakan itu terjadi depan mata dan kita berada diposisi itu.
Dengan begitu, inilah Senin yang membuatnya murung di hari Selasa dan Rabu itu. Tiga hari yang penuh gundah gulana
To be continued~
Don't forget to Vote and Comment-!
Syukron thanks(ϋ)🤍
KAMU SEDANG MEMBACA
The Flower's
RandomA story that I summarized from the best and strongest girl❤️ [story based on my own work.] -This story is based on a true story