LUKISAN YANG BELUM USAI

31 2 6
                                    

Joana tengah menanti semua anggota seni lukis berkumpul.Ia cukup lelah menanti 20 orang yang belum berkumpul di ruangan hanya Joana dan 4 murid lainnya karena Joana anak baru dalam seni lukis dia malu untuk berbicara dengan murid lainnya.Tiba-tiba mata Joana bertatapan langsung dengan seorang laki-laki tinggi dengan tatapan menyeramkan.Seseorang itu duduk di seberang Joana dan memgeluarkan alat lukisnya.Mata Joana masih melihat gerak-gerik laki-laki itu.Joana kaget saat kepala seseorang itu menoleh kepadanya buru-buru ia menghadap depan seakan tidak terjadi apa-apa.

Seorang laki-laki tua berpakaian simple masuk ke dalam ruangan senyuman dari laki-laki tua itu cukup membuat Joana tenang mendengar tutur kata laki-laki tua di depan sangat halus dan mudah dipahami "Saya lupa memberi tahu nama saya setelah 101 kalimat yang saya ucap perkenalkan nama saya Shurajim panggil saja pak jim atau baginda jim juga tidak masalah"Semua murid tertawa mendengar celotehan Pak Jim tengah bercerita awal mula menjadi guru lukis di SMA ini.

Setelah penuh tawa Pak Jim memberikan tugas kepada semua murid untuk menulis sesuatu yang dianggap istimewa dan di kumpulkan pada jam terakhir semua mulai mengeluarkan cat warna dan peralatan lukis lainnya.Sebelum Joana memoleskan warna pada kanvas ia tak lupa melebarkan kain putih di atas pahanya karena bisa saja nanti cat nya jatuh dan terkena rok maupun bajunya untuk berhati-hati saja.

Joana sempat bingung ingin menggambar apa terlintas di kepalanya kucingnya yang bernama kurinji yang berarti bunga istimewa yang mekar 12 tahun sekali.Ia mulai mewarnai seluruh kanvas sebagai background dengan warna nude dan broken white ia akan membuat tempat kurinji selalu duduk di jendela kamarnya.

Sedang fokus dengan lukisannya terpaksa harus menghentikannya karena warna putih-nya habis.Ia mengobrak-abrik isi ransel nya tidak ada cat putih yang tersisa.Sebuah lemparan cat membuat Joana melihat siapa yang melemparkan cat putih itu kepadanya.Lemparan itu dari seorang laki-laki di seberangnya dia fokus dengan lukisannya"Buat warna lebih enak di pandang lagi,perbanyak warna buatan sendiri kalau mau dapat nilai tambahan" Ucap laki-laki tanpa menoleh siapa yang ia ajak bicara.

"Tapi cat warnaku belum lengkap" Ucap Joana sedikit gugup.

Laki-laki itu memindahkan cat warnanya di samping tempat duduk Joana "Ambil" Ucap laki-laki bangkit dari duduknya membawa kanvas miliknya.Joana tak sempat melihat apa yang sedang di lukis laki-laki itu.Pak Jim bertepuk tangan untuk melihat hasil lukisan laki-laki itu.

Lukisan itu Pak Jim gantungkan di depan kelas.Semua mata menatap kagum lukisan Laki-laki itu "Berikan tepuk tangan untuk Rioaksa" Semua bertepuk tangan Joana terkagum dengan warna di dalam lukisan Rio.

"Ohhh namanya Rio" Setelah bermonolog Joana kembali fokus pada lukisannya menghiraukan percakapan Pak Jim dan Rio "Apa yang membuat lukisanmu istimewa Rio?" Seseorang itu tersenyum tipis "Seorang lukisan perempuan yang belum selesai pada bagian wajahnya" Pak Jim mengerutkan dahinya "Siapa seseorang ini?".

"Suatu saat ketika saya sudah mendapatkannya saya akan lukis wajah cantiknya di lukisan ini" Semua bertepuk tangan dengan hasil karya Rio mereka terpukau mendengar alasan Lukisan Rio yang belum selesai membuat mereka menebak-nebak siapa yang wajahnya akan terlukis pada Lukisan yang belum usai milik Rio.

Rio keluar membawa lukisannya.Joana celingunkan mencari Rio mau mengembalikan cat karena Joana telah menyelesaikan lukisannya.Ia membereskan alat lukisnya membawa lukisan itu dan memyerahkan kepada Pak Jim.

Sederhana nan indah satu kalat yang diutarakan Pak Jim membuat senyum manis Joana terukir setelah mendapat nilai yang memuaskan Joana pun keluar membawa lukisannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sederhana nan indah satu kalat yang diutarakan Pak Jim membuat senyum manis Joana terukir setelah mendapat nilai yang memuaskan Joana pun keluar membawa lukisannya.Ia berniat mencari Rio untuk mengembalikan cat lukis itu.

Bohong kalau Joana tidak lelah memutari sekolah untuk mencari seorang Rio nyatanya nihil Ia tidak melihat batang hidung Rio.Ia akhirnya putus ada dan memilih duduk pada belakang mobil BMW M4 yang terparkir rapi bersama merk BMW lainnya.

Hendak saja Ia ingin meminum minumannya suara bariton mengagetkan Joana tanpa sadar Ia malah menyemburkan air di mulutnya ke seseorang di depannya dan masalah besarnya yang ia sembur adalah seorang Rioaksa.

Rio merapatkan matanya dan sentuhan terburu-buru mendarat di wajahnya tangannya melepas jari-jari itu dari wajahnya.Rio membuka matanya raut ketakutan pada wajah perempuan pendek di depannya "Kak maaf banget nggak sengajaaa" Ucap Joana memohon.

"Minggir mobil gua mau keluar" Ucap Rio sambil mendorong Joana bergeser dari belakang mobilnya "Maafin duluuu" pinta Joana Ia benar-benar ketakutan dengan Rio.

"Kak ini mau balikin cat" Joana melihatkan kotak cat kepada Rio dengan senyuman ketakutan dari Joana membuat Rio memalingkan mukanya.

"Bawa pulang,Minggir" setelah mendengar ucapan Rio kaki Joana mundur memberikan jalan kepada mobil Rio laki-laki itu masuk ke dalam mobilnya dan langsung melesat meninggalkan tempat.Joana memandang tas cat yang ia bawa.

Ukiran nama RIOAKSA PRABANGKARA dengan tinta putih.Joana teringat dengan nama Prabangkara.

PRABANGKARA adalah seniman besar pada masa Kerajaan Majapahit yang Lukisannya indah dan populer seantero Nusantara pada masanya tapi Prabangkara wafat setelah Ia membuat lukisan permaisuri atas permintaan Raja Brawijaya karena kesalah pahaman membuat Prabangkara diikat di layang-layang besar bersama alat lukisnya dan di terbangkan ke udara dan di potong lah tali yang menyambung pada layang-layang Prabangkara.

Joana menaiki motor putihnya dan memakai helm.Ia mulai melajukan motornya menuju ke toko alat tulis.Ia ingin mengganti isi tas milik Rio dengan Cat yang baru setelah melihat merk cat Rio cukup membuat Joana kaget melihat harga-nya padahal itu cuma 12 warna tapi yang ada di dalam tas milik Rio berisi hampir 100 warna ia mengurungkan niat nya karena uangnya belum cukup untuk membeli cat warna sebanyak itu pada akhirnya Ia membeli cat untuk dirinya sendiri yang standar saja yang penting lukisannya bernilai mahal sudah cukup untuk Joana.

Joana menuju kasir di depannya ada seorang pria tengah menata setumpuk kanvas dan setumpuk cat yang sempat Joana ingin membeli dan urung karena harganya tidak ramah di kantong berbeda dengan seseorang di depannya dengan mudah menata setumpuk cat berharga mahal.

"Kartu atas nama bapak Rioaksa silahkan pin-nya pak" Joana melotot semudah itu Rio membeli peralatan lukis yang berharga mahal tapi di depannya ini bukan seorang Rio.

"Pak" panggil Joana pada pria di depannya yang sedang menunggu semua di bungkus.

"Iya mba ada apa?" Pria itu bertutur kata halus.

"Bapak kenal Rioaksa?" Pria itu mengangguk "Kebetulan Mas Rio anak Bos saya mbak kenapa ya?" Joana memberikan tas milik Rio.

"Tolong berikan kepada Kak Rio ya pak cat lukisnya tertinggal" pria itu mengangguk.

Setelah pria tadi pergi Joana istirahat sejenak di depan toko karena Ia malas untuk langsung pulang ke rumah.Joana memgeluarkan sketchbook miliknya Ia mulai melukis dengan pensil miliknya hanya sebuah pohon tapi daunnya bukan dengan arsiran tapi tentang apa yang akan terjadi kedepannya

》》》》》

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 06, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RIOAKSA DAN LUKISANNYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang