.

31 8 4
                                    

"AURORA CHANNNN!!!" Teriak Reyni sambil memelukku dengan erat.

"Reyni, kamu udah lama menunggu ya?"

"Iyalah, kamu sih. Tapi gapapa kok. Lagian Bodokun dan temannya juga belum datang," Kata Reyni sambil mengelus kepalaku yang lebih tinggi darinya.

"Nee, Aurora-chan. Kamu nanti boleh tinggalin aku sama Bodokun berdua kan? Seperti yang kita rencanakan sebelumnya."

"Santai, aman kok itu." Kami pun saling mengacungkan jempol.

Tak lama kemudian, Bodokun dan temannya datang. Bodokun laki-laki berkulit lebih putih dari teman sebelahnya dan berkacamata. Dan, laki-laki berkulit kuning langsat dan berambut agak panjang dengan jambang berwarna gradasi antara navy dan ungu. Mulut dan hidung laki-laki itu tertutup oleh syal yang ia kenakan.

"Bodokunnn!!!" Sapa Reyni dengan ramah.

"Maaf kami terlambat." Kata Bodokun sambil memberi souvenir tahun baru berupa biskuit jahe berbentuk beruang kepada Reyni. Dan Reyni menerimanya sambil mengucakan terimakasih dengan bahagia.

"Aku Ryuu Hikaru, salam kenal." Kata teman Bodo itu kepadaku dan Reyni.

"Aurora Kuroki, salam kenal." Kami pun saling menundukkan kepala.

"Jaa, aku rasa aku dan Reyni akan pergi kesana. Mungkin kita akan bertemu lagi nanti." Kata Bodokun sambil membawa Reyni pergi.

"Kuserahkan Aurora padamu, Ryuu. Setelah peringatan tahun baru nanti langsung pulang yaaa. Nanti aku dimarahi ayahmu." Kata Reyni sambil meninggalkan aku dan Ryuu. Kami berdua yang pasrah sempat terdiam sesaat.

"Bagaimana kalau kita melakukan hatsumode (meminta keberuntungan kepada dewa) lalu mengambil sake dan duduk dibangku kuil?" Ajak Ryuu sambil memperbaiki syalnya.

"Iiyo."

Aku dan Ryuu yang sama-sama membantu sahabat kami melakukan pendekatan, kami berdua pun duduk di bangku kuil itu dengan ditemani sake. Saat itu ia bercerita tentang banyak tentang musik, dan dia sangat suka bernyanyi. Namun saat aku memintanya untuk bernyanyi, dia menolaknya dan beralasan bahwa udara dingin dapat merusak pita suaranya. Dia juga bercerita tentang adik perempuannya yang bernama Yuuhi dan merupakan seorang penyanyi juga, dan lain-lain. Begitu juga aku yang bercerita banyak hal, seperti tentang kapal selam Nautilus, acara TV Smackdown, dan lain sebagainya. Aku sangat senang hanya dengan berbagi cerita dengan dan tertawa bersamanya. Dia juga membelikan biskuit jahe untuk ayah dan ibuku.

Tak terasa 5 menit sebelum jam 12 tepat.
Kami kehilangan Reyni dan Bodokun. Disaat itu aku yang terbawa keramaian, ditarik Ryuu sehingga kami untuk pertama kalinya saling berpegangan tangan. Aku kehilangan syalku ditengah keramaian tadi. Namun aku mengikhlaskannya dan kami berpindah kepuncak belakang kuil yang berbatas tembok rendah dan lumayan sepi, tempat itu berlampu agak redup, dan disuguhi pemandangan Aurora Borealis yang sangat indah disertai salju yang turun sedikit deras pada malam itu.

"Mereka berdua sudah dewasa, mungkin kita tidak perlu khawatir." Kata Ryuu sambil melepaskan syal miliknya dan memberikannya kepadaku.

"Cantiknya." Kata ini tak sengaja aku ucapkan saat melihat wajahnya yang sangat tampan sembari diterangi oleh cahaya lampu yang kian menipis. Namun cahaya bulan menerangi wajahnya dikala itu.

"Cantik?" Tanyanya dengan wajah heran.

"Saljunya... cantik ya?"

"Iya. Tapi Auroranya lebih cantik." Balasnya, tanpa terasa dia mengecup keningku. Aku terdiam kaku tak bergerak.

"Ryuu..." Kataku dengan wajah memerah.

"Hm?" Katanya sambil melepaskan kecupannya.

"Aku senang menghabiskan malam tahun baru-ku bersama Ryuu." Kataku sambil tersenyum kepadanya.

"Aku juga, senang menghabiskan malam tahun baru bersamamu. Kita harus berterimakasih kepada Bodokun dan Reyni." Jawabnya sambil menyentuh kepalaku. Aku yang merasa berbunga-bunga saat itupun mengangguk kecil.

23:59:57, TENG TENG TENG.

3, 2, 1. "HAPPY NEW YEAR!!!" Kami berteriak diatas tebing bukit itu. Lalu tertawa bahagia.

Mungkin malam itu adalah saat dimana aku merasa paling bahagia. Rasanya seperti aku punya semua yang aku inginkan. Hatiku penuh dengan mimpi dan harapan yang tampak berkilau.

Kami berdua masih disana sambil duduk dan mendengar Ryuu bernanyi. Aku tidak ingat lagu yang dia nyanyikan, namun sembari menatap langit aku sangat menikmatinya dan merasa bahwa aku sanggup mendengarnya hingga kapanpun.
Hingga ayahku menelpon dan memintaku untuk pulang.

"Sudah tengah malam. Kamu pulang naik taksi ya?" Tanyanya. Dan aku mengangguk dengan wajah sedih.

"Mau aku antar mencari taksi sekarang?" Lanjutnya. Aku menggeleng, dan dia tertawa kecil sambil berkata, "Sudah malam, anak perempuan tidak boleh pulang lama-lama. Nanti kita bertemu lagi, ya?"

Dengan terpaksa aku mengikutinya ke jalan raya untuk mencari taksi sambil bergandengan tangan dengannya. Tak lama menunggu, satu mobil taksi berhenti didepan kami.

"Kamu hati-hati dijalan. Aku sangat menikmati menghabiskan malam tahun baru bersamamu. Dan untuk semuanya, arigatou Aurora-chan." Ucapnya sambil memelukku. Aku dengan lesu membalas pelukannya dan memasuki taksi.

Saat taksi berjalan, Ryuu berteriak keras kearah taksi yang aku tumpangi yang melaju lumayan cepat.

"AISHITERU!!!". Aku yang mendengar teriakan itupun ingin membalas teriakkannya, namun salju mulai lebat malam itu, sehingga tidak dapat membuka kaca mobil.

"Aku bahkan tidak sempat meminta emailnya dan tidak sempat mengembalikan syalnya. Tapi aku akan membalasnya dan memberinya nanti, saat kami bertemu lagi berserta ucapan terimakasihku untuk malam ini." Kataku dalam hati.

Keesokan harinya. Aku, Reyni, dan Bodokun kehilangan kontak dari Ryuu. Ryuu benar-benar menghilang tanpa jejak. Bahkan rumahnya sudah kosong tanpa ada berita dari siapapun. Kami sangat merasa kehilangan setelah ditinggal Ryuu seperti ini.
Hingga beberapa tahun kemudian.

Dengan nama panggung Ryuu Hikaru. Debut dengan lagu terbaik diawal bulan Desember ini dengan judul lagu "Sayounara Time". Aku tidak menyangka. Dengan kecintaannya terhadap musik, akhirnya cita-citanya tergapai. Dan aku mengirim kabar dengannya melalui email dari penggemar untuk Ryuu Hikaru yang bertuliskan;

 Dan aku mengirim kabar dengannya melalui email dari penggemar untuk Ryuu Hikaru yang bertuliskan;

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Beberapa hari kemudian setelah mengirim surat,

Email tak dikenal : "Sama-sama, maaf karena menghilang. Dan terimakasih untuk semuanya, aku sangat menghargai itu. Dan sebagai hadiahnya, will you marry me, my gorgeous Aurora?"

End.

最後の雪Where stories live. Discover now