[2] Big no

20 14 10
                                    

...

Mami, papi, dan Gevariel kini berada di rumah nenek dari Gevariel.

mereka sedang berkumpul di meja makan, sembari menyantap makanan yang dibuat oleh sang nenek, mama, dan mertua tercinta.

"Makan yang banyak riel, kamu kebanyakan kerja sampe kurus begitu." ucap sang Nenek, Padahal Gevariel sendiri sejujurnya sudah naik 4 kg.

"Bener. Si geva ini kebanyakan kerja sampe ga mikirin cewe." Mami tiba tiba nyeletuk.

"Paansi mi." Gevariel mengernyitkan alisnya, tanda bahwa ia tidak suka kalimat yang dilontarkan maminya.

"Dulu tuh, waktu kecil mami larang kamu pacar pacaran bukan berarti dilarang sampe gede. Lah udah mau umur tiga lima masih jomblo juga.. ampun deh."

mulai..

"Ya emang belum dikasih jodohnya mau gimana lagi."

Nenek dan papi hanya melihat pertengkaran antara anak dan ibu dengan topik yang tak selesai selesai dibahas.

"Memang ariel belum punya pacar?" Tanya nenek.

"Be-"

"Belum lah, orang tiap hari kerja kerja kerja nongkrong ga jelas." Belum sempat Geva menjawab pertanyaan nenek, Mami kembali memotong omongan Gevariel.

"Kerja juga nabung buat nikah, bukan kerja haram jual narkoba." Gevariel tak menghiraukan omongan sang ibu, beberapa kali hanya menyindir omongannya saja.

"Nabung buat nikah itu buat sapa gev? calonnya aja belom ada." Ledek papi sembari tertawa sedikit.

Kini mood Gevariel benar-benar hancur, memang kalian pikir candaan seperti itu lucu?!
Lagian bukan dirinya tak mau menikah, atau tak ada niat untuk mencari pacar. Namun saat ini kriteria dari perempuan yang diinginkannya belum juga ada.

"Ck" Gevariel berdecak, kemudian meninggalkan meja makan sembari menggebrak sedikit mejanya.

"Kalau sama anak tuh jangan suka di marahin terus.." Samar samar Gevariel mendengar bahwa ibunya sedang dinasehati oleh.. ibunya(?) yang jelas neneknya menasehati ibunya.

"Bukan gitu ma, aku kan mau yang terbaik buat geva, dia anak semata wayang aku. Pasti pengen yang terbaiklah, apalagi kalau soal jodoh."

"Yaudah biarkan aja dia cari sendiri sampe ketemu dengan sendirinya."

"Emang mama gamau cucunya cepat-cepat nikah?"

"Ya Mau lah, apalagi umur mama udah tua, mungkin kanan kiri sudah ada malaikat maut."

...

Kini Gevariel sedang duduk-duduk santai di teras rumah neneknya, sembari menghirup sebatang rokok.

"Bagi bro." Papi tiba-tiba datang menghampirinya.

Gevariel kemudian memberi papi satu batang rokok.

"Ga enak rokoknya." Ucap papi.

"Ya iya orang bukan yang suka dibeli elu." Gevariel menjawab, mereka berdua sudah terbiasa saling mengobrol dengan kata 'Gue 'Lu

"Stress yah?"

"Menurut u?"

"Kayaknya begitu, diliat liat muka lo udah mirip asem jawa."

"Oh" Jawab Gevariel dengan singkat, kemudian memalingkan muka dari papinya.

"Lagian ngapa si bro belom nikah juga."

"Ah kalau papi duduk disini cuman mau ngikut ngikut mami nanya beginian mending gua masuk." Saat ini Gevariel sangat sensitif perihal ditanya nikah menikah.

Meet You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang