.•° Prolog

1.5K 107 27
                                    

Boboiboy, laki-laki yang ku kenal enam tahun yang lalu. Saat pertama kali mengenalnya, ku kira dia hanya akan menjadi bagian dari pertemuan yang singkat, dan ternyata sampai sekarang dia masih menjadi peran penting dalam hidupku.

Akhir-akhir ini Boboiboy sering membantuku, tepatnya dia menjadi lebih perhatian padaku. Mulai dari hal kecil sampai hal besar.

Minggu pagi ini dia membantuku memberesi rumah, bahkan dia rela memberesi rumahnya kemarin agar hari ini dia bisa menolongku. Saat ini Boboiboy sedang menyapu halaman rumahku, padahal baru saja kemarin dia menungguku di perpustakaan untuk pulang bersama.

Apa sebenarnya dia suka padaku? Seharusnya seperti itu, bukankah kita sudah berteman sejak lama? Biasanya di cerita fiksi, tokoh utama akan bersama dengan teman perempuannya. Bukankah itu seperti Boboiboy denganku? Ah sudahlah, memikirkan laki-laki hanya akan mengganggu proses belajarku.

.•.•°•.•.

Setelah kelas matematika usai, ada seorang gadis yang mendekati meja Boboiboy. Ia membawa buku matematikanya, ia berkata sambil membuka halaman tengah buku itu. "Boboiboy, boleh ajarin aku ngga?"

Boboiboy tersenyum tidak enak, "Iya boleh, tapi aku juga belum terlalu paham. Kita belajar sama-sama aja ya..."

Yaya yang duduk didepan meja Boboiboy melirik tajam, "Liat tuh Ying, ngga jelas banget. Kenapa minta ajarin Boboiboy padahal ada kita yang jelas-jelas lebih pintar." ujar Yaya.

Ying menekuk alisnya, ia heran sekaligus sedikit terkejut pada sahabatnya, Yaya. "Ai? Kamu cemburu?"

Sekarang malah Yaya yang terkejut, "Cemburu?" Yaya termenung sejenak. Cemburu? Apa iya aku cemburu? Pikir Yaya.

.•.•°•.•.

Bel istirahat sudah berbunyi sejak 5 menit yang lalu. Yaya dan Ying langsung ke kantin setelah meminjam buku di perpustakaan, sedangkan yang lainnya sudah berada di kantin.

Saat Yaya dan Ying tiba di meja teman-temannya, makanan-makanan sudah tersajikan. Yaya duduk didepan Boboiboy sedangkan Ying duduk didepan Fang.

"Wah... Banyak sekali makanannya. Memangnya nanti akan habis?" celetuk Ying tapi langsung disahut oleh Fang. "Jangan takut ngga habis, sepertinya kurang." kata Fang sambil melirik Gopal.

Anak laki-laki Pak Kumaran itu hanya terkekeh kecil, ujung matanya menangkap sebuah benda yang menarik perhatiannya. "Eh? Ini isinya apa?"

Gopal hendak membuka kotak makan berwarna jingga tapi Boboiboy langsung merebutnya, "Apa sih Gopal! Kebiasaan suka buka-buka barang orang!" kesal Boboiboy, Gopal hanya menatapnya dengan malas. "Heleh, aku cuma penasaran doang."

Boboiboy membuka kotak makan itu, isinya adalah roti sandwich goreng yang berisi lumeran coklat, menu baru yang akan dijual di kedai Tok Aba.

"Sepertinya enak! Aku minta ya!!!" Gopal hendak mengambil satu sandwich tapi langsung ditepis oleh Boboiboy. "Ish! Ini buat Yaya!"

"Hm?" Yaya menoleh.

"Iya ini menu baru di Kedai Tok Aba, Sandwich Lumer. Spesial buat Yaya!" Boboiboy menyodorkan kotak makannya.

"Se—spesial?"

Boboiboy tersenyum sambil mengangguk.

'Huh? Perasaan apa ini? Kenapa jantungku berdetak semakin kencang? Ayolah Yaya! Tahan! Ngga apa-apa! Santai-santai... Huh! Gak bisa gini terus!!!'

Brak

Yaya membanting garpunya lalu berlari pergi. "Yaya!" panggil Ying yang dihiraukan oleh Yaya. Boboiboy mengejar gadis itu. Apa ada yang salah dengan sandwichnya? Pikir Boboiboy, ia takut sandwich yang ia bawakan membuat Yaya tidak nyaman.

"Ada apa dengan Yaya? Aku makan oke-oke aja kok rasanya." Ujar Gopal sambil memakan sandwich Boboiboy sampai mulutnya penuh.

"Wei! Letakkan itu kembali!" kesal Ying sambil menunjuk Gopal.

"Ayo kita ikuti mereka." sahut Fang, Ying dan Gopal mengangguk.

Gopal meneln makanannya, "Ayo! Aku juga penasaran apa yang sebenarnya terjadi diantara mereka!"

Fang, Ying dan Gopal mengikuti Boboiboy dan Yaya. Mereka mengintip di pintu lorong yang menuju kelasnya.

"Kenapa kamu langsung pergi? Kamu ngga suka sandwichku yah?" tanya Boboiboy dengan wajah polosnya.

"Sand—sandwich? Kamu sebenarnya suka sama aku kan?!" Yaya bertanya balik dengan lantang.

"Huh?" Boboiboy terkejut dengan pertanyaan Yaya, ia melanjutkan kata-katanya. "Apa maksudmu Yaya?" Boboiboy terkekeh tidak enak pada gadis itu.

Yaya menghiraukan pertanyaan Boboiboy, dan bisa-bisanya dia tertawa disituasi seperti ini. Sungguh membuat perasaannya menggebu-gebu. "Apa sebenarnya kamu cuma mempermainkanku, Boboiboy?!!" tanya Yaya lagi dengan suara yang ditekan.

"A—aku ngga mempermainkan kamu kok, Yaya..." laki-laki itu tampak kebingungan dalam situasi yang seperti ini, kedua telapak tangannya terangkat didepan dada mencoba untuk menghentikan kesalah pahaman Yaya.

"Terus apa maksud perlakuanmu padaku selama ini?!" Yaya menggenggam erat bukunya, manik coklat mereka beradu tatap. "Membantuku ketika aku susah, bahkan kamu rela meluangkan waktu untukku." sambung Yaya.

Boboiboy terdiam beberapa saat, ternyata selama ini Yaya mengambil rasa atas perlakuannya. Menurut Boboiboy, itu hal yang lumrah dilakukan semua orang. Tapi setelah dipikir-pikir hal ini memang kerap menjadi salah paham, akibatnya ada sebuah istilah 'prenjon', lebih jelasnya 'friend zone'.

"Bukannya itu tugas teman?" jawab Boboiboy santai, Yaya membelalak, seperti ada ribuan pisau yang menusuk-nusuk dadanya. "Te—teman ya?" lirihnya. Jadi selama ini Boboiboy hanya menganggapku teman? Batin Yaya.

Melihat respon Yaya seperti itu, Boboiboy malah jadi panik sendiri Aduh! Sepertinya aku salah bicara. Pikir Boboiboy.

Setelah mendengar jawaban Boboiboy, Yaya dapat menyimpulkan bahwa Boboiboy tidak menyukainya. Ia hanya menganggapnya sebatas teman, tidak lebih dan melebih-lebihkan. Gadis itu berlalu meninggalkannya.

"Kasian banget Yaya." gumam Ying merasa sedih.

"Boboiboy kenapa sih? Masa perempuan seperti Yaya di tolak, dia itu spesies laki-laki apa sampai ngga suka perempuan seperti Yaya. Bukannya semua laki-laki suka sama Yaya ya?" sambung Fang. Ying dan Gopal menatapnya malas.

Ying menyilangkan tangannya didada. "Maksudnya kamu suka sama Yaya gitu?"

Fang menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal, "Engga gitu, sayang... Aku sukanya sama kamu kok." rayu Fang sambil memegang bahu Ying, namun gadis itu langsung menepis tangan Fang lalu membuang muka.

"Rwaaswakwan Ying mwarwah!" Gopal meneriaki Fang tepat didepan mukanya sampai-sampai sandwich yang ia kunyah dimulutnya memenuhi wajah Fang.

"JOROKNYAAA GOPALLLLL!!!" Teriakan Fang itu menggetarkan seisi sekolah, tangannya melayangkan tamparan yang berhasil mendarat tepat di wajahnya.

PLAK

.•°•.•°•.•°•.•°•.•°•.•°•.•°•.•°•.•°•.•°•.•°•.•°•.•°•.

Coming soon...

OTLANTOSA : BoYa In UnderwaterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang