653 50 17
                                    

SCARAMOUCHE / KUNIKUZUSHI POV ;

Lonceng pelaharan terakhir berbunyi , semua murid bersalam pada guru , guru keluar dari ruangan kelas , setelah itu diikuti para siswa , semua orang akan pulang menuju rumah masing masing , begitu pula diriku , Tapi . . .





























“KUNIIII” Seseorang berlari ke arah ku , meneriaki nama kecil ku , oh ayolah ini adalah lorong sekolah , harus nya ia tahu bahwa tak boleh berteriak dan berlarian di lorong , atau dia tahu tapi ia mengabaikan nya

“Biasa aja lo bisa kali , lorong tau” Aku hanya membalas dengan tatapan sinis , aku sendiri tak merasa diriku kasar , apa yang ku katakan benar bukan ?

“Hehe maaf deh ~ ohiya Kuni ! aku belajar bahasa bunga lagi hari ini ! ”

“NGAK MAU TAU ! !” Teriak ku seakan tahu ia akan menceritakan nya , bahasa bunga ? menurut ku sih bodoh , aku tak tertarik dengan hal begituan

Aku mempercepat langkah ku , ingin meninggalkan orang itu cepat cepat , tapi ia malah mempercepat langkah nya pula hingga dalam sekejap sudah berada di sebelah ku lagi

“Taraa ~ buat Kuni ! ” Ia mengeluarkan setangkai bunga tulip berwarna pink yang indah , menyodorkan nya pada

“Ngak , Ngak butuh” Tolak ku cepat

“Oh ayolaah ~ aku tak akan memberikan ini kalau tidak ada maksud sama sekali jadi terima aja ya ” ia tampak kecewa dengan penolakan ku tapi sejurus kemudian memaksa ku menerima nya , dasar aneh

“Maksud apa ?” tanya ku , baiklah ku harap dia tak akan menjawab KAMU NANYA !? , atau tidak aku akan membuat nya mati di tempat , apa ? tak percaya ?

“Bunga tulip pink—

“AAAA NGAK MAU TAU DEHHH” belum selesai anak itu mengatakan nya aku sudah menyela duluan , kalau tadi nya tahu ia akan mengatakan satu lagi bahasa bunga aku tak akan bertanya

“Lho Kuni kok gitu sih ?~” tanya nya , raut muka nya murung seketika

“Kamu nanya ?” kuharap rambut ku tak jadi cempek setelah mengatakan kalimat ini

“Bunga tulip pink melambangkan harapan besar dan—

“GUE GAK MAU TAU WEHHH” Aku menutup telinga ku dengan kedua tangan ku , tapi tetap saja anak itu mengatakan nya sampai selesai , aku tak mengerti apa yang ia katakan , tapi juga tak berharap untuk dapat mengerti , ia juga sepertinya tak peduli dengan aku yang telah lelah menghadapi nya , yah bukan Kaedehara Kazuha namanya jika tidak begini

“Kuni tau gak kenapa aku ngasih bunga ini ?” Tanya nya pada ku , ya aku asal jawab saja

“Elu gay” singkat padat dan jelas namun sejurus kemudian Kazuha melayangkan pukulan nya pada ku —tidak , cuma gertakan—

“Nggak dong , bentar lagi PAS , aku harap Kuni bisa jawab semua soal nanti terus nanti pas pemilihan jurusan kita dapet kelas yang samaa” benar juga yang dikatakan anak itu , minggu besok sudah mulai penilaian akhir semester dan setelah itu kami disuruh memilih jurusan masing masing , tapi untuk apa ia berharap begitu ? tanpa dia harapkan pun nilai ujian ku selalu bagus dan dari dulu kita udah sekelas terus sama sama —sejak sd—

“Yauda makasih deh , btw beli dimana ? cantik banget walau bunga buatan fek no ril” Tanya ku , memang , itu bunga buatan , tapi tampang seperti asli , tekstur nya saja seperti asli

“Dikantin ! tadi beli satu eh di gratisin satu ! !” jawab nya , sebenarnya aku tak mau tahu tentang beli satu gratis satu itu , ia membentuk victory dengan kedua tangan nya , terlihat seperti boti menurutku —jika tanya aku tahu dari mana soal begituan , salahkan Venti , teman ku , yang mengajak nonton Shounen Ai kemaren—

Bahasa bunga { DISCONTINUE } Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang