Hari yang indah untuk Mirza memanfaatkan waktu senggangnya untuk memasak di dapur dan membersihkan rumahnya sendiri, dirinya tinggal sendirian dirumah milik Abi dan ummi nya itu. Hari-hari nya dilewati dengan kesendirian sahaja tidak ada satupun orang dirumahnya kecuali dirinya.
dering ponselnya terdengar cukup kencang ditelinga nya tanpa berpikir panjang dirinya pun mengangkat telfon tersebut. Dan itu telfon dari umi nya sendiri yang tengah berada di Jawa timur dikediaman pesantren Ar-Rahman.
'assalamualaikum umi'
'waalaikumussalam nak,bagaimana kabar kamu di kota orang?'
'alhamdulillah umi, saya sehat dan diperlancar urusannya disini'
'alhamdulillah kalau begitu, kapan toh nak pulang kesini? sudah mau lulusan santri dan santriwati '
'secepatnya umi, saya juga sudah rindu sama ning fatim dan gus kenaan'
'kabari umi ya nak kalau mau pulang'
'nggeh umi itu pasti, umi juga jaga kesehatan sama Abi juga'
'iyaa nak jangan lupa nggeh sholat,ngaji jangan ditunda. Semoga cepat selesai urusannya'
"nggeh ummi'
'yo wes, assalamualaikum nak'
'waalaikumussalam ummi'
Dan panggilan mereka berakhir,ketika ummi Halima mematikan sambungan telfonnya. fatim adalah adik Mirza dan keenan adalah abang nya, mereka termasuk Mirza merupakan anak dari salah satu kyai dan nyai di pesantren Ar-Rahman.
Tak lama dirinya memasak untuk dirinya sendiri, suara teriakan menggelegar mampu membuat gendang telinga Mirza nyeri. Suara khas dari tetangga perempuan nya itu yang selalu mewarnai hari harinya semasa di jakarta.
"kakak mirza!!! where are you??? ayooo main" teriak gadis kecil itu dan disampingnya terlihat jelas wanita yang lebih muda daripada Mirza.
Mirza mendengar hal tersebut langsung paham, Syakira merupakan gadis kecil berusia 5 Tahun itu biasa bermain bersama mirza. Padahal Syakira sendiri memiliki kakak yang sama sama wanita yang biasanya akan semakin akrab jika bermain bersama, namun ini berbeda Shabina kakak dari Syakira itu sangat tidak suka mengurus anak kecil.
"assalamualaikum cantik, sudah makan?" tanya mirza sedikit jongkok dihadapan Syakira yang menggunakan baju feminim serta rambut yang diikat dua membuatnya sangat terlihat lucu.
Gadis kecil tersebut hanya mengangguk dan tersenyum. Membuat mirza mencubit gemas pipi chubby syakira, Shabina hanya menatap mereka berdua dengan datar.
"drama banget, gue titip syakira disini. jangan kasih tau bunda kalau gue mau jalan sama pacar " ketus Shabina.
"astaghfirullah" gumam Mirza tetap menunduk tak berani menatap perempuan yang bernama shabrina.
Bintang pun segera membawa Syakira dengan menggendongnya kedalam rumahnya ,karena cuaca kian mendung khawatir juga hujan.
Mirza pergi ke jakarta karena dia harus mengurus segala keperluan pesantren serta ikut mendampingi para hafidz dan hafidzah yang sedang berkompetisi mewakili nama pesantren Ar-Rahman. Sudah 3 bulan dirinya berada di Jakarta dengan secepat itu juga dirinya membeli rumah sederhana yang tidak terlalu mahal.
Syakira sendiri sangat suka jika bermain dengan mirza daripada bermain dengan kakak monster yaitu Shabina itu. Hampir tiap hari Syakira bermain kerumah mirza, kedua orang tua Syakira juga sudah tau asal usul dari mirza atau yang biasa mereka sebut sebagai Gus mirza.
•••••••••••••thanks for reading••••••••••••
apa penyebab Shabina tidak menyukai bintang?
Tunggu part selanjutnya....mungkin untuk kali ini sampai disini aja dulu yaa all...
°jangan lupa di vote⭐.
°jangan lupa di komen 📱.
°dan jangan lupa di share,follow jugaa.See u Readers☺️💗
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU DAN TAKDIR NYA
Teen FictionMuhammad Mirza Al-Hamid nama dari pria yang cukup dikenal di kalangan masyarakat karena kepintarannya dalam memecahkan masalah dan juga sebagai penasihat. Bertemu dengan Tashabina Arquira Venzain dapat merubah hidupnya Shabina dengan drastis.