“Siapapun yang memasuki lorong itu, tidak akan pernah kembali dengan tenang.”
Dari awal, seharusnya mereka sedikit waspada dengan kata-kata itu. Kata-kata yang ternyata merupakan peringatan. Kalau tahu akan kejadian seperti itu, mereka tidak akan pernah memasuki lorong sialan itu. Dan gangguan-gangguan yang muncul di awal, seharusnya juga membuat mereka sadar bahwa kejadian itu merupakan peringatan.
Ya .... Dan sekarang, mereka harus bagaimana? Semua sudah terlanjur. Nasi sudah menjadi bubur. Takdir Tuhan tak dapat diganggu gugat. Sang penghuni, telah terusik. Mereka hanya bisa pasrah, menunggu kapan ajal tiba.