(31) - Ucapan Ulang Tahun Untuk Nathan

6.3K 490 12
                                    

HALO SEMUANYA

KEMBALI LAGI DENGAN LYA DI SINI

HAPPY READING

Satu lilin mulai ditancapkan dengan hati-hati di atas kue berukuran sedang.

Senyum wanita itu terbit melihat semuanya beres, tinggal menunggu kedatangan sang anak.

Dia melirik sebuah kado berukuran sedang di dekat kue ulang tahun. Kado yang berisi semua permintaan sang anak, semoga saja hal itu membuat sang anak senang dengan hadiah yang dia beri.

"Semoga kamu senang," ujarnya sambil mengelus lembut kado tersebut.

"Maaf dan terimakasih sudah bertahan sampai sekarang," gumamnya.

🍂🍂🍂🍂🍂🍂

Anara menggigit bibir bawahnya resah, matanya terus saja menatap pintu yang sedari tadi belum terbuka.

"Tenang aja, Nathan nggak bakal kenapa-kenapa," ujar Al yang mencoba menenangkan Anara.

"Tapi Nathan," gumam lirih Anara resah.

Hal itu berawal dari dirinya yang tidak sengaja menemukan sosok Nathan tergeletak tak sadarkan diri di tengah jalan.

"Keluarga pasien?"

Kedua sosok adik kakak itu langsung bangkit, dia dengan cepat berjalan menghadap ke arah dokter.

"Saya pak," cicit Anara.

"Pasien ingin bertemu yang bernama Anara," ujarnya.

"Saya Anara," jawab Anara cepat.

"Silahkan masuk."

Anara menoleh ke arah Al. Pemuda itu menganggukkan kepalanya, dia lantas berjalan cepat masuk ke dalam sana.

Anara harap Nathan tidak apa-apa. Melihat kondisi pemuda itu saat dibawa ke sini sangat mengenaskan.

Pintu terbuka, memperlihatkan pemuda yang langsung menoleh ke arah Anara yang baru saja masuk.

"Nathan," lirih Anara.

Nathan tersenyum di balik masker oksigen yang dia gunakan. Senang melihat sosok Anara datang ke sini.

"Kenapa bisa gini?" Tanya Anara lirih.

Nathan hanya tersenyum kecil, dia tidak menjawab perkataan gadis di depannya.

"Anara," panggil Nathan lirih, suaranya bahkan hampir tidak terdengar lagi.

Anara menoleh saat mendengar Nathan memanggilnya, dia penasaran dengan apa yang akan dikatakan oleh Nathan.

"Sakit," lirih Nathan. Rasanya seluruh tubuhnya sakit, saking sakitnya dia bahkan mengeluarkan air matanya.

"Bagian mana yang sakit?" Tanya Anara yang mulai panik. Melihat wajah kesakitan Nathan membuatnya khawatir.

"Semuanya," balasnya pelan.

"Anara panggil dokter dulu."

Baru saja gadis itu akan beranjak, tangannya sudah dicekal oleh Nathan. Tangan yang menahannya itu berhasil membuat tubuh tersentak kecil.

"Kenapa?"

Nathan menggelengkan kepalanya, seolah memberi kode jika dia tidak ingin.

"Tapi," gumam Anara ragu dan resah.

Ana Or AnaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang