Hirauan Belaka

54 6 2
                                    

Alex terbangun di padang rumput bersama seorang gadis yang tidak ia kenali. Lebam di sekujur tubuh membuat Alex merintih kesakitan. Ia tampak terengah-engah kebingungan.

"Kamu Alex kan? Saya Kirana." Ujar sang gadis sembari menghadap ke arah Alex yang sedang terbaring.

Kemudian, Alex menjawab, "Kamu siapa? Mengapa engkau mengenal namaku?" Ia merasa kebingungan karena tidak pernah mengenal gadis tersebut.

Kirana adalah gadis yang cantik rupawan, nyaris seperti bidadari jatuh ke bumi. Pakaiannya tak seperti wanita pada umumnya, berbalutkan kain putih dan disertai mahkota anggun di rambut panjangnya.

"Lantas, mengapa Alex ada di sini?"

"Lex, apakah kau bisa dengar suaraku? Kau bisa melihatku kan?!" Tangisan Kak Malia memenuhi ruangan. Malia adalah Kakak kandung sekaligus satu-satunya keluarga yang Alex miliki saat ini.

Sayangnya, sepekan lalu kedua orangtua Alex harus dijemput oleh Sang Kuasa.
Hari itu keluarga Alex baru saja akan pergi berlibur ke Bali menggunakan pesawat. Saat itu Alex sangat bahagia karena dapat berlibur setelah ujian semester.

"Pa, Ma, Adek sangat bersyukur punya orangtua seperti kalian. Makasih ya udah selalu jadi support system-nya Adek. Pergi ke Bali impian Adek dari kecil, senang sekali rasanya." Rasa syukur Alex ucapkan kepada orangtuanya saat di pesawat.

Tiba-tiba, guncangan di pesawat membuat semuanya panik. Tepat pada tanggal 15 Oktober 2015 pukul 10.08 WIB pesawat mengalami kecelakaan sebab bertabrakan dengan pesawat lain. Alex terlempar ke luar jendela pesawat dan tidak sadarkan diri.

Walaupun Alex selamat dari kecelakaan maut itu, kini Alex kehilangan kedua matanya dan menjadi tunanetra.
Sementara Kak Malia, ia hanya mengalami luka gores di tangan dan kakinya saja dan tidak fatal.

"Gelap Kak, aku engga bisa liat apa-apa.. Aku takut Kak.." Ujar Alex yang nampaknya baru terbangun dari ruang operasi.
Melihat Adik kesayangannya menangis, Kak Malia berusaha untuk menenangkan Alex dengan memeluknya erat-erat. "Kakak yakin kamu bisa melewati semua ini. Mama sama Papa juga pasti udah memberi semangat sama kamu dari atas sana.. Kakak tau ini berat untuk kamu, ikhlaskan ya Dek.." Sahut Kak Malia.

Kak Malia dan Alex memutuskan untuk pulang ke rumah dan melayat kedua orangtuanya. Memang sedih tak karuan menimpa Alex dan Kakaknya, tetapi tiba-tiba Alex terjatuh pingsan. "Dekkk, kenapaa?" Kak Malia berusaha membangunkan Adiknya yang pingsan.

Alex adalah seorang siswa kelas 11 SMA yang sangat berprestasi. Ia sangat senang mengikuti Kompetisi Sains Nasional untuk mengharumkan nama sekolah.

Tidak heran jika Alex menjadi pria yang sangat populer di kalangan wanita. Banyak yang menyukai Alex, tetapi Alex lebih memilih untuk fokus ke pendidikannya. Ia memiliki sahabat yang dapat dibilang sangat fanatik pada cerita fantasi, ia adalah Rachelle yang kecil dan imut.

"Al, liat deh ini cerita Dunia Pararel yang baru dirilis sama Miku Raya! Gila, kamu wajib baca Al! Judulnya, The Beauty Of Gold!" Seru Rachelle kepada Alex yang terlihat cuek.

"Yah, Ra, itu mah kesukaan lo. Lo kan tau gw ga suka sama cerita fantasi gitu. Lagian itu kan ga nyata Ra.. " Sambung Alex yang sudah lelah menanggapi cerita dari Rachelle.

Mereka berdua adalah sahabat yang sangat berbeda 180°. Alex lebih menyukai hal yang nyata, sedangkan Rachelle lebih menyukai yang tidak nyata. Sikap dan kecerdasan mereka pun berbeda. Alex selalu mengajak Rachelle untuk belajar bersama di rumahnya.
"Nanti sore ke rumahku ya Ra, kita belajar bareng, soalnya tadi kamu remedial Matematika kan?" Tawaran Alex membuat Rachelle tertarik.

Alex yang pingsan kemudian terbangun dan melihat Kirana yang sedang mengobatinya. Ruangan yang sangat megah nan berwarna emas membuat ia bingung tempat apa ini.

Alex melihat di sebelah kasurnya ada Kak Malia yang sedang terbaring lemah.
"Aku ada di mana? Mengapa kau muncul lagi? Waktu itu apakah aku sedang bermimpi bertemu denganmu?" Tanya Alex kepada Kirana. "Nanti kau akan paham Alex. Sekarang makanlah sup ini agar terasa hangat. Kakakmu juga sudah saya obati, jadi kau tak usah risau." Jawab Kirana sembari membawakan semangkuk sup.

Anehnya, di sini ia dapat menggunakan kedua matanya dengan baik, pandangannya menjadi jernih. Sekarang, Alex menyadari bahwa ia tidak sedang berada di bumi.

Setelah memakan sup tersebut, Alex tertidur hingga tak sadar waktu telah petang. Ia tidak melihat Kak Malia ada di sebelah kasurnya. Alex pergi ke balkon kamar dan melihat Kak Malia sedang menikmati pemandangan kota. "Alex?Kamu sudah bangun ya? Kakak tahu kita sedang berada di mana Lex. Tempat yang tidak pernah terjarah oleh makhluk seperti kita. Tempat inilah yang menyelamatkan kita dari kehancuran." Jelas Kak Malia.

Alex merasa bingung dengan perkataan Kak Malia, "Apakah Kakak tahu Kirana itu siapa? Mengapa dia terlihat sangat mengenalku?"

Kak Malia ragu untuk menjawab, "Nanti kamu akan tahu semua itu, Lex. Sekarang sepertinya kita tinggal di sini untuk sementara waktu."

Sebenarnya Kak Malia sudah mengetahui jawaban dari pertanyaan Alex, namun ia bertekat untuk memendamnya.

(Tok-tok)
"Permisi, kalian Malia dan Alex ya? Kalian diundang oleh Nyonya untuk ikut perjamuan malam." Seorang pelayan masuk ke kamar mereka.
Saat malam tiba, mereka turun untuk mengikuti perjamuan malam. "Silakan, Malia, Alex dinikmati hidangannya." Senyum dengan lesung pipi yang manis terlukis di wajah Kirana.

"Besok bagaimana jika kalian pergi keliling kota? Nanti saya siapkan ajudan untuk menjaga kalian." Ajakkan Kirana membuat mereka tertarik. Kirana terlihat sangat anggun dengan baju keemasan dengan rambut merah panjangnya yang di gerai.

The Beauty Of GoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang