Kasat Mata

25 5 0
                                    

Pagi hari disertai oleh kicauan burung membuat Alex terbangun dari tidurnya. Ia beranjak dari kasur dan berjalan di atas lantai marmer berukiran emas yang mengkilap. Dibukanya jendela demi menghirup udara yang segar. Terlihat orang-orang di kota ini sudah sibuk menjalankan aktivitasnya masing-masing.

Alex tidak tega membangunkan Kak Malia yang terlihat masih pulas dengan mimpinya. Kemudian, terdengar ketukkan pintu dari luar kamar. Alex segera membukanya dan melihat pelayan berbicara, "Selamat pagi, Malia dan Alex. Saya diperintahkan oleh Nyonya agar kalian segera bersiap untuk pergi berkeliling kota. Baju kalian berdua sudah saya siapkan di lemari kaca sebelah kanan ya. Terima kasih."

Segera Alex membangunkan Kak Malia dengan lembut, "Kakak, ayo bangun.. Kita harus bergegas lho.."
"Huamm.. Iya, kamu mandi duluan gih. Sementara Kakak yang membereskan tempat tidur."

Alex kemudian mandi di kamar mandi bawah karena segan dengan Kak Malia. Dilihatnya pakaian yang telah disiapkan oleh pelayan itu, Alex kemudian bergumam, "Eh, kok bajunya seperti pangeran ya? Aneh.." Tanpa menghiraukan hal tersebut, Alex tetap memakainya.

Kak Malia akhirnya turun ke lantai bawah untuk menemui Alex. Terpukau Alex dibuatnya, Kak Malia terlihat sangat anggun bak seorang putri. Gaun yang berwarna rose gold disertai dengan high heels yang terbuat dari emas sangat cocok dengan Kak Malia yang berkulit eksotis dan rambut hitam yang pekat.

Tidak lama kemudian, Kirana datang untuk menyapa mereka berdua, "Kalian sangat cocok menggunakan pakaian seperti itu. Jika kalian ingin pergi sekarang, saya titipkan kalian bersama para ajudan ya. Selamat bersenang-senang."

Alex, Kak Malia dan para ajudan keluar dari rumah mewah itu. Seketika setelah keluar, mereka menyadari bahwa mereka sedang berada di istana kerajaan. Akhirnya mereka telah tiba di kota tempat tujuan mereka. Suasananya sangat ramai, namun terlihat seperti tempat yang kuno. Semuanya terlihat memanjakan mata, namun hawanya bukan terasa di masa kini.

"Wah, Kak liat nih masa ada poster Sherlock Holmes sih?! Dia fansnya Rachelle lho."

"Eh, sejak kapan kamu peduli sama kesukaannya Rachelle? Biasanya cuek tuh?"

Suasana hening seketika.

Alex terlihat malu setelah Kakaknya berbicara seperti itu.

"Bang, beli kacamata dua ya. Satu yang bening satunya item." Tawar Kak Malia kepada salah satu penjual barang antik.
"Ih Kak, ngapain beli kacamata?" Tanya Alex. "Nih ya, siapa tau kita kembali lagi ke tempat asli kita kan, terus kamu ga bisa liat, nah mangkanya mumpung di sini murah Kakak beliin buat kamu."

Canda tawa menghiasi wajah mereka.

"Hei ajudan, kenapa kalian buntutin kita terus sih? Kita kan bisa sendiri, ga usah dijagain terus." Omel Alex. "Maaf Raden, saya di sini bertugas untuk melindungi kalian. Situasi saat ini sedang tidak aman."

Alex sangat penasaran dengan apa yang terjadi di sini.

"Boleh diceritakan ga apa yang terjadi di sini?"

"Sebenarnya bisa saja saya ceritakan, namun Nyonya pasti akan sangat marah kepada saya."

Alex kemudian sangat memaksa para ajudan untuk buka suara.

Para ajudan hanya bisa memberikan isyarat dengan tangan yang di kepalkan lalu dibuka dengan penuh tenaga seakan itu adalah kehancuran.

"Kak, ayo cukup berkeliling kotanya. Kita harus segera membuktikan apa yang telah terjadi di sini. Ada yang tidak beres, Kak!" Sahut Alex sambil menarik tangan Kak Malia.

Saat mereka sedang berjalan..

"Hei, bagaimana ini? Perang Dunia ke- II akan segera datang. Ratu akan sangat marah dan pasti ia akan melenyapkan sesuatu yang sangat penting." Ocehan dari beberapa masyarakat terdengar di telinga Alex.

*Perang?!* Gumam Alex.

*Ratu? Apakah itu adalah Kirana? Apa yang akan ia hancurkan? Apakah ini semua ada kaitannya dengan keberadaan kami di sini?*

Saat kembali ke istana, Alex mencoba untuk menenangkan diri. Ia dan Kakaknya akan berusaha untuk keluar dari dunia ini. Sebelum itu, mereka harus membuktikan siapa sebenarnya sosok Kirana. Apakah ia jahat dan menentang dunia? Tetapi mengapa ia sangat baik kepada Alex dan Kak Malia?

Misteri belum dapat terpecahkan.

The Beauty Of GoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang