I Can't Believe This

0 0 0
                                    

Aku baru saja selesai melaksanakan Ujian Nasional. Ujian ini dilakukan sebagai standar dan menentukan luus atau tidaknya siswa SMA padaa masa itu. Yap! Kalian tidak salah mengira, ini adalah tahun terakhir di berlakukannya Ujian Nasional dengan 5 paket. Jika kalian tau ini tahun berapa, selamat! Kalian seumuran dengan ku.

Ditahun ini tahun 2015, aku harus menyelsaikan segala urusanku yang berkaitan dengan SMA. Walaupun satu urusan ku yang tidak pernah selesai. Bisa kalian tebak apa itu? Kalian benar. Itu adalah urusan hati yang masih tertinggal disini.

Anggap saja kalian penasaran dengan kisah hidupku ini. Akan aku ceritakan kisah hidupku ini.

Awal aku tahu tentang dia hanya dari teman sekelasku yang selalu bbergosip tentang dia. Dia tidak tampan, tidak juga pintar. Aku rasa dia juga tidak mencolok di kalangan siswa SMA kala itu. Yaa, dia siswa biasa sampai sebelum teman sekelasnya mengejar dia selama satu tahun tanpa ada rasa malu.

Aku hanya tahu namanya saja, tanpa ada tegur sapa, mungkin juga dia tidak tahu namaku saat itu. Attau mungkin dia juga tidak tahu bahwa aku juga ada disekolah itu, jujur saja aku siswa yang biasa biasa saja. Bahkan mungkin aku tidak dkenali selama aku sekolah.

Hari berlalu tanpa ada kesan yang berarti. Tahun pertama aku sekolah hanya diisi dengan sekolah,belajar,bermain,les hal lumrah yang dilakukan siswa sekolah. Jujur saja aku hanya mengikuti yang dilakukan teman-temanku tanpa tau tujuan hidupku ingin menjadi apa.

Temanku yang membantu ku di tahun pertama ini adalah Rani, Putri dan Anggraini. Sebenarnya masih ada satu lagi tapi tidak aku sebutkan. Bukan karna aku membenci temanku yang satu lagi. Tapi karna dia tidak ada di cerita kehidupanku di tahun kedua dan seterusnya.

Ditahun pertama kami belum diberikan pilihan untuk fokus ke ilmu yang mana. Ada dua pilihan ilmu yang di berikan. Yaitu IPA dan IPS. Mungkin sekarang lebih dikenal dengan MIPA dan SOSHUM. Diakhir tahun pertama kami di berikan formulir untuk memilih jurusan yang kami minati. Teman teman ku tanpa ragu memilih IPA. Aku sendiri belum menentukan pilihan yang harus aku pilih.

"Za, udah ngumpulin formulir belum?" Tanya rani dengan lembut

Ya rani selalu bersuara lembut, tidak pernah marah dan berbiacara kasar, sosok wanita sejati aku bilang

"Belum ran, nanti aja masih bingung mau pilih yang mana, hehe"
"Cepetan ih, nanti nggak kebagian kelas" ucap Anggraini dengan nada menakut-nakuti
"Iya iya nanti deh jam istirahan gue serahin. Bawel" ucapku dengan bete
"Emang siapa cepat dia dapat ya?" Tanya putri dengan muka polosnya
"Yaa nggak sih, biar dia cepet ngumpulin formulir aja hehe" ucap Anggraini dengan santainya

Saat ini kami sedang duduk di kelas. Aku duduk sebelahan dengan Rani. Sedangkan Anggraini duduk bersama dengan Putri. Rani si wanita mungil yang cantik, dengan tinggi 155cm dan berat 40Kg sudah terbayangkan gimana mungilnya dia. Rani selalu berbicara lembut tidak pernah berbicara kasar, rajiin sholat. Pokok nya mah istri idaman kata aku sih hehe

Anggraini sosok teman yang nyebelin sih, tapi dia baik. Wanita dengan paras cantik kulit sawo matang dengan tinggi 160 cm dan berat 48Kg, dia juga menjadi primadona di kalangan cowo cowo disekolahku karna parasnya dan dia juga mudah bergaul bersama teman yang lain.

Putri, wanita yang cantik pake banget. Kulitnya putih walaupun dia suka main panas. Iri sih banyak banget yang mau kenalan sama dia. Salah satu primadona juga nih teman ku yang satu ini. Tingginya? Mungkin sekitar 158cm berat badannya sih 49Kg oke banget kann.
Jangan bayangkan seperti apa rambut teman-temanku mereka menggunakan hijab.

Aku? Wanita biasa yang beruntung bisa mengenal mereka, berteman dengan mereka. Aku tidak pintar, aku juga biasa-biasa saja. Warna kulitku coklat akibat terkena sinar matahari atau mungkin ini memang warna asli dari kulit ku. Pokoknya tidak ada yang spesial dari aku dehh. Kalau jalan sama mereka, aku nggak pernah mau deket deket mereka. Ngerasa kebanting aja sih hhehe

Sudah kan? Kukenalkan kalian kepada teman-temanku.

Kembali aku baca formulir konsentrasi ilmu yang akan aku pilih. Dengan mengucapkan bismillah aku menulis jurusan yang ak ingin kan. Bisa tebak apa yang aku pilih?

Jika kalian mengira aku memilih IPA sama seperti teman-temanku, kalian salah besar. Aku memilih IPS.

"Kamu yakin milih itu za?" Tanya Rani

Terkejut segera aku tutupi formulir itu dengan buku yang ad di atas meja.
"Ssstttttt" kataku sambil meletakan jari didepan mulut agar rani berhentii berbicara, karna jika di dengar oleh anggraini ribet urusannya. Bakal diceramahin aku panjang kali lebar deh karna nggak milih yang sama dengan mereka.

Kudengar helaan nafas dari rani. Sebelum kembali ke pelajaran yang sedang di terangkan guru di depan. Ngga lama setelah itu bel istirahat berbunyi dengan segera aku berdiri dan berjalan keluar kelas dengan membawa formulir di tanganku. Dengan cepat aku berjalan menuju ruang Tata Usaha untuk menyerahkan formulir itu. Dan segera aku kembali kekelas untuk memakan bekal yang aku bawa.

Baruu saja aku masuk ke dalam kelas, aku sudah disuguhi tatapan tidak enak dari anggraini. Haahh sepertinya rani sudah memberitahu anggraini dan putri tentang pilihan yang akan aku pilih. Dengan lemas aku berjalan ke arah mereka karna tau apa yang bakal terjadi selanjutnya.

"Kenapa?" Tanya ku
"Kenapa lo bilang? Ayo coba ngomong lagi kenapa coba aku mau denger" dengan muka galaknya
"Udah lah ai, nggak usah pake emosi ngomongnya" ucap rani ke anggraini yang biasa kami panggil ai
"Nggak bisa gitu dong, ni bocah kalo ngga di marahin nggak bakal ngerti. Kenapa lo milih jurusan itu? Karna lo ngerasa nggak sanggup ngelewatinya? Lo ngga sanggup belajar terus? Kenapaaaaa?" Ucap ai dengan wajah gemas.
"Ya itu lo tau, gimana gue yang susah banget masuk ke otak setiap pelajarannya." Kataku dengan muka memelas
"Ya lo pikir putri bakal bisa ngikutin pelajarannya?" Katanya lagi
"Loh kok bawa bawa gue sihh' bela putri
"Sudah ihh jangan berantem. Bismillah aja semoga zaza di tolak dijurusan IPS dan masuk ke IPA" doa rani
Baru aja anggraini akan berbicara tapi udah dipotong dengan suara perut dari putri. Kami semua melihat putri yang sedang menyengir dengan tidak berdosa. Terima kasih putri kau telah menyelamatkan sahabatmu ini huhuuh

" hehe, gimana kalau kita makan dulu?" Ucap putri tanpa berdosa.
Yang di setujui dengan kami semua, dan memulai lah kami makan siang dengan bekal yang kami bawa masing-masing. Secepat kami memulai perdebatan dan secepat itu pula kami melupakan perdebatan itu.

Hari hari yang kami lalui tanpa ada yang berarti, kami berantem, beradu argumen, tertawa bersama dan melakukan hal gila bersama. Waktu terus berjalan hingga ttiba hari ini pembagian rapor, sudah bisa di tebak sih siapa yang akan mendapatkkan peringkat pertama di kelas tntu saja teman ku Rani disusul oleh temanku Anggraini dengan peringkat 4. Aku dan putri? Di bagikan rapornya dan tidak ada yang remedial saja aku sudah bersyukur.

Liburan semester selalu menjadi hal yang membosankan. Begitu pula liburan semester kali ini. Semua berlalu tanpa ada yang berarti. Hingga kami memulai masuk sekolah lagi. Kali ini kami akan dibagikan kelas sesuai jurusan yang telah kami pilih.

Nama siswa dicetak dan di tempel di diding masing-masing kelas. Kami mencari nama masing masing di setiap kelas. Tentu saja aku tidak suka berdesak-desak seperti itu. Aku menunggu tidak ada lagi yang berdesakan baru aku akan mencari namaku. Temanku rani dan putri di tempatkan di kelas yang sama yaitu di IPA3 sedangkan anggraini di IPA4 beda kelas yang tidak membuat perbedaan. Kulihat tidak begitu ramai lagi siswa yang ingin melihat nama mereka dikertas tiap-tiap kelas.

Aku mencari satu per satu namaku disetiap kelas IPS tapi tidak ada. Aku yakin kalau aku memilih kelas IPS kok, tapi ini aneh namaku memangg tidak ada padahal aku ttelah mencarinya 3 kali. Segera akuu ke ruangan WAKA 2 yang mengurus kesiswaan. Aku bertanya tentang namaku yang tidak ada di setiap kelas. Dengan santai dan sambil tertawa ibu itu bilang 'wajar aja ngga ketemu, namamu ada di IPA3'

Meminta dan memohon untuk pindah ke kelas IPS tidak membuahkan hasil. Sehingga aku harus tetap di jurusan IPA ini. Dengan lunglai aku jalan ke kelas IPA3 begitu masuk aku tanpa sadar melihat sosok wanita yang selalu mengejar lelaki itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 21, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Our Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang