prolog

0 0 0
                                    

Hari sudah larut malam. Suasana dingin karna hujan membuat orang-orang enggan untuk keluar rumah dan lebih memilih bergelung dibalik selimut.

Di sebuah rumah yang cukup besar, terdapat sepasang suami istri yang sedang beradu argumen. Sang suami yang sedang berusaha tenang dengan berdebat ini, sedangkan sangat istri sudah mulai terlihat kesal dengan berdebatan tersebut.

"Sudah ku bilang, kau lebih baik di rumah saja, menjaga rumah dan anak, biar aku saja yang bekerja" ucap sang suami dengan nada suara yang bisa terbilang menahan emosi karna sang istri yang keras kepala.

"Tidak bisa.! Aku tidak bisa meninggalkan pekerjaanku dengan seenaknya" balas sang istri.

"Tapi karna kau selalu lebih mementingkan pekerjaanmu anak kita jadi terluka"

"Salahkan saja para pekerja.!! Kenapa mereka tidak bisa menjaga anak itu dengan baik. Apa gunanya kita membayar mereka jika mreka tidak bisa menjaganya"

"Kamu itu ibunya, seharusnya kamu yang menjaganya bukan mreka. Dimana kewajibanmu sebagai seorang ibu?"

"Sudah aku katakan!! Aku tidak bisa meninggalkan pekerjaanku begitu saja. Kamu tau sendiri pekerjaan ini dari dulu aku impikan, saat aku sudah mendapatkannya aku tidak akan menyia-nyiakannya"

Perdebatan antara suami istri terus berlanjut. Tidak ada yang mau mengalah. Sang istri yang keras kepala tidak akan langsung mengiyakan perintah Sang suami untuk meninggalkan pekerjaannya.

Tanpa mereka sadari, sedari tadi perdebatan mereka didengar oleh Sang putra dibalik tembok kamarnya. Bocah berusia 10tahun itu menangis dibalik tembok kamarnya mendengar perdebatan sang orang tua.

Hal seperti ini memang sudah sering terjadi. Namun malam ini, berdebatan itu sangat hebat, perdebatan itu di karenakan karna bocah itu yang tertabrak motor tadi siang.

Bocah itu selalu mendengarkan perdebatan kedua orangtuanya. Dia selalu menangis sampai ketiduran, lalu besoknya dia akan bersikap biasa saja seperti tidak terjadi sesuatu. Bocah itu selalu menutupi Kesehedinnya dengan menampilkan wajah ceria seolah dirinya baik" saja.

Satu yang dia takutkan, dia takut orang tuanya lebih memilih berpisah. Tak apa meski dia selalu mendengar perdebatan kedua orangtuanya, yang terpenting mereka tidak ada niatan untuk berpisah.

Akankah bocah itu bisa bertahan dengan semua itu. Kita doakan saja semoga hidup bocah itu lebih baik ke depannya.

                    ✯✯✯✯✯✯✯✯✯✯
Jangan lupa tekan➡︎✮
Trimakasih 🙏🤗

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 11, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WoundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang