Save Your Tears

324 61 58
                                    

Play mulmed
Save Your Tears
—Ariana & The Weeknd

Masa demi masa terlewati, bagaikan video time lapse, hari-hari terasa semakin cepat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Masa demi masa terlewati, bagaikan video time lapse, hari-hari terasa semakin cepat. Luka-luka lama yang pernah ada, perlahan mulai mengering. Seorang wanita berkulit putih yang sangat cocok menggunakan jas dokternya itu, menarik nafasnya kencang  sembari berjalan di koridor rumah sakit. Ia selalu meyakinkan dirinya bahwa semua akan baik-baik saja, bahkan tanpa kehadiran sang pujaan hati yang sedari dulu menyemangatinya untuk mengambil profesi ini.

Agaknya sudah hampir satu windu keduanya tak pernah bertukar kabar lagi. Ruang maya yang tadinya selalu ramai dengan pesan pengobat rindu, kini terasa hampa. Tak ada usaha dari keduanya untuk kembali, toh buat apa? Dahyun selalu berpikir dirinya dibuang.

Tapi tak sekali dua kali Dahyun berpikir, sebenarnya dirinya yang dicampakan atau dirinyalah yang lari dari kenyataan? karena saat mereka semakin asing, Dahyun masih sangat-sangat mencintai lelakinya. Dahyun berani bersumpah lelaki itu pun masih merasakan hal yang serupa. Tapi mengapa keduanya seakan berusaha untuk saling mendorong dan menjauh?

Saat Dahyun akan masuk ke ruangan dokter spesialis anak yang merupakan ruangannya sendiri, ia terkejut saat melihat ada seorang anak perempuan menangis di ruang bermain yang di sediakan khusus untuk pasien anak-anak yang sedang rawat inap di rumah sakit ini. Dahyun yang memang penyayang anak kecil langsung saja menghampiri anak itu, memastikan bahwa keadaannya baik-baik saja.

"Adik manis, kenapa menangis? Hmm?" ucap Dahyun sembari merentangkan tangannya, mempersilahkan gadis kecil berusia sekitar 4 tahun itu berhambur ke pelukannya.

"Ayaaah hiyaang! tadi ayah Ciya ada disitu, teyus.....huwaaaaa!"

Tanpa rasa takut, anak perempuan itu akhirnya menghamburkan dirinya untuk memeluk Dahyun, dan lanjut menangis karena takut. Banyak anak-anak lain yang melihatnya.

"Cup..cup..cup, bu dokter punya permen untuk Cila, mau permen?" tanya Dahyun sembari mengeluarkan permen lolipop yang memang selalu ia sediakan di sakunya untuk diberikan pada pasien-pasiennya. Diluar dugaan, anak itu malah menggeleng.

"Gak mau, kata ayah, Ciya gak boleh makan permen, nanti gigi Ciya boyonggg!" Dahyun jadi terkekeh mendengar celotehan anak ini yang sangat lucu. Dahyun mengasak rambut Cila dengan lembut.

"Pinternyaa, yasudah Cila lanjut main aja, bu dokter jagain Cila disini, sampai ayah Cila datang." Cila malah menggeleng, ia malah anteng berada di pelukan Dahyun. Tangan mungil itu menggenggam erat jas dokter Dahyun, seakan tidak ingin di lepaskan.

"Cila! Cila!" Cila yang tadinya sedang merungkut di pelukan Dahyun, langsung bersemangat saat mendengar suara ayahnya.

"Ayah?!" Cila langsung melepas pelukannya dan berlari untuk menghampiri ayahnya. Berkebalikan dengan Dahyun yang masih membelakangi lelaki itu, ia malah ingin cepat-cepat pergi saja dari tempat ini. Dahyun hafal benar suara yang selalu berhasil menenangkannya itu.

Save Your Tears [OneShoot]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang