"Bun, Abang berangkat sekarang ya! Ibun baik-baik dirumah sama Baba. Abang usahain tiap bulan pulang" Ujar Navi sedikit khawatir kepada ibundanya.
"Gausa dipaksain, Bang. Abang kasih Ibun kabar tiap hari aja udah cukup kok, Ibun paham nanti disana pasti kamu sibuk banget" Sang Ibunda mengelus surai lembut anak semata wayangnya dengan perasaan yang sedikit tidak mengganjal.
"Abang! Inget ya! Abang ga boleh lupa apa aja?" Tanggap sang Ayah.
"Iyaa, abang inget kalo itu, pasti! Abang bakal tetep rajin Ibadah kok, Ba" Jari kelingkingnya diacungkan kepada Babanya.
Sang Baba menggeleng tertawa dan mengaitkan jari kelingkingnya, "Sama jangan lupa baik sama orang ya, Nak! Inget, setiap hal yang kamu lakukan, pasti ada balesannya baik ataupun buruk, Baba percaya kamu!"
"Siap, Ba! Abang janji bakal jaga kepercayaan Baba!" tak lupa dengan pose hormat bak prajuritnya.
"Dah! sana, itu mobil jemputanmu udah dateng, maafkan kami ya, Bang. Ngga bisa antar kamu kesana, terakhir kalinya."
"Apasih, Bun! hahaha... ini tahun terakhirku di SMP bun, 8 bulan lagi aku pulang, kan Baba bilang ingin aku jadi Marinir, nanti aku lanjutkan sekolah marinir disini ya, Bun."
"Nah! Bagus Itu! dah sana pergi, kejar cita-cita mu, Nak! Buat Kenir bangga dengan mu, dari atas sana!" Dengan bangga sang Baba menepuk bahu sempit bocah ingusan kesayangannya itu.
Namanya Kelana Navian Samudera. Masih cukup belia, sekitar 16 tahun usianya. Yap! kalian tidak salah baca kalau Ia sudah merantau di usia semuda ini. Bukan karena orang tuanya tega menelantarkan anak semata wayangnya itu, tapi alasannya karena Navian adalah cucu kesayangan Kakeknya yang merupakan seorang pensiunan perwira tinggi angkatan laut.
Dari sini, nggak heran lagi kan kalau nama Navian sangat berunsur kelautan? Ya, itu karena Kakeknya yang turut andil menyumbang namanya saat Ia lahir. Jadi, sejak Ia masih sekolah dasar kelas 5 dirinya diminta untuk tinggal bersama Kenir-nya. Anu, Kenir itu singkatan dari Kakek Marinir yang khusus Ia ciptakan untuk Kakek tersayangnya itu.
Nah, karena Baba Navian adalah seorang pedagang kain di pusat kota. Maka, mau tak mau, agar lebih efesien, Ibun dan Babanya memutuskan untuk pindah, meskipun masih seminggu sekali mengunjungi Bapaknya di kota seberang itu. Navian awalnya diajak oleh kedua orang tuanya, namun entah iming-iming apa. Ia, dengan raut berseri-seri mengatakan bahwa Ia ingin menetap di kota seberang dengan Kerinnya.
Hidup Navian berjalan sebagaimana mestinya, meskipun tidak ada orang tua disisinya, Ia dapat bertahan dengan baik dan mandiri ketika tinggal bersama Kakeknya meskipun di sekolah Ia sering kali diejek oleh teman-teman sebayanya yang mengatai dia anak terlantar, anak terbuang, dan kata-kata kasar lainnya. Padahal, teman-temannya tidak tahu saja kalau orang tuanya sangat menyayanginya. Karena Navian itu pendiam.
Meskipun kehidupan sekolah dasar Navian sering menyendiri, untungnya saat Ia naik kelas 6. Entah dari mana, ada empat anak yang mendekatinya dan mengajaknya bermain bersama. Memang sih, awalnya Navian menghiraukannya dan langsung berlalu tanpa sama sekali membalas sapaan anak-anak itu. Tapi, karena kegigihan empat anak ini untuk mendekati Navian yang super duper cuek ini, akhirnya mereka mulai berteman baik.
Lumayan banyak hal seru yang Ia lakukan bersama keempatnya. Misal, ya! ketika Jean dikejar anjing Doberman milik petshop di depan sekolah mereka yang tidak sengaja talinya terlepas, saat itu Jean sedang bermain dengan anak kucing yang ada di kandangnya, namun siapa sangka justru si Doberman ingin ikut bermain dan berujung Jean dikejar hingga Navian tidak berhenti tertawa saat itu.
Julian si tukang makan, meskipun dia yang paling muda, badannya tinggi dan berisi. Hmm, seperti perawakan atlet. Meski nyatanya Ia memang atlet renang, di pulau kapuk. Saat pertama kali bertemu, sebenarnya Navian takut dengan Julian. Itu arena mimik wajahnya yang sedingin kutub utara saat itu. Masih untung hanya wajahnya saja, daripada si Hiro! sudah wajahnya dingin, kalau ditanya jawabnya singkat sekali! Navian rasanya ingin menyuapkan kamus ke mulut Hiro, supaya ribuan kata di kamus itu bisa menambah kosa kata Hiro selain "Iya", "Nggak", "Kayaknya", "Ayo", "Tidak", dan sebagainya yang lebih baik jangan di ceritakan terlalu lengkap disini.
KAMU SEDANG MEMBACA
vice versa? Asahi ft. Maknae Line [ Treasure AU ]
Short StoryAsahi ft. Maknae Line "Stay in the middle!" "Like you when a little, don't want no riddle" "Say it back!" "Say it ditto!" #myholidayproject