| ALPHA X ALPHA
"Kapan istri saya akan melahirkan, Dokter?"
Dari sebuah kaca kecil ruang inap pasien, Peter tengah mengintip punggung lebar suaminya yang sedang melakukan tindakan pemeriksaan ultrasonografi pada seorang Omega.
Sorot mata indahnya meredup. Peter kembali lagi teringat akan statusnya sebagai seorang Alpha. Sampai kapan pun dia tidak akan pernah bisa memberikan seorang keturunan.
Mungkin seandainya Nathaniel tidak bertemu dengannya, pria itu pasti sudah menikah dengan seorang Omega cantik dan memiliki seorang anak yang mirip dengannya.
Akan tetapi, bayangan tentang Nathaniel hidup bersama dengan orang lain membuat Peter tak rela. Tanpa sadar pemuda itu menggigit bibir tipisnya hingga terluka.
Clek!
Pintu ruangan terbuka.
Peter masih berdiri termenung tanpa menyadari keberadaan Nathaniel yang sudah berdiri tepat di hadapannya. Baru ketika sebuah bibir hangat menyentuh bibirnya, Peter tersadar.
"Pretty? Kenapa menggigit bibirmu, sayang?"
Wajah khawatir Nathaniel kembali menghangatkan suasana hati Peter detik itu juga. Disentuhnya wajah tampan suaminya itu dan tersenyum kecil.
"Tidak, aku hanya kelaparan menunggumu."
'Ya, tak peduli apa. Selama pria ini milikku maka tak ada yang perlu ku pusingkan lagi.'
Setidaknya itu yang sempat Peter pikirkan untuk menenangkan diri sebelum suasana hatinya kembali mendung mendapati salah seorang anak kecil berlari memeluk Nathaniel dengan manja.
"Dr.Nieeeeel...!"
Nathaniel seperti biasa, tentu saja menyambut hangat anak kecil yang tak lain adalah mantan pasiennya itu. Anak berwajah menggemaskan tersebut memang sering kali datang berkunjung ke rumah sakit untuk menemui Nathaniel, seorang Dokter yang berjasa menyembuhkan penyakitnya.
Melihat bagaimana manis interaksi keduanya, Peter merenung. Mungkin memang Nathaniel sebenarnya sangat ingin menjadi seorang ayah.
Lihatlah betapa lembut perilakunya terhadap seorang anak kecil. Jika saja dia tak bertemu dengan Peter, dia pasti sosok ayah yang penyayang.
Perlahan Peter memutar tubuhnya berniat untuk meninggalkan Nathaniel berdua dengan mantan pasiennya itu. Dia pikir Nathaniel tak akan sadar. Namun Peter tak menyangka jika suaminya itu langsung sadar dan memenangi bahunya sambil tetap mempertahankan obrolan dengan anak kecil tersebut.
"Pergi kemana, sayang?"___
___
Brak!
Peter merasa pusing. Nathaniel membawanya ke ruangan pribadi lalu mengunci Peter di antara pintu dan tubuh besar pria itu. Keduanya saling menatap intens sampai Nathaniel mengakhirinya dengan sebuah ciuman basah.
"Katakan...kau menyembunyikan sesuatu dariku?"
Sembari menghela nafas, Peter mengalungkan tangannya di kedua bahu lebar suaminya itu. Tak mungkin dia bisa menyembunyikan sesuatu dari Nathaniel. Kecerdasan emosional pria itu sama bagusnya dengan kecerdasan intelektualnya.
"Aku melihat Omega yang mengandung itu dan berpikir kau pasti akan menjadi seorang ayah yang baik jika kau bertemu seorang Omega sebelum bertemu denganku, Niel..."
Nathaniel nampak mengerutkan kening begitu dia mendengar apa yang Peter katakan. Pria itu mencubit nipple sang istri yang tertutup kain seolah mengekspresikan rasa gemasnya.
"Ah!" pekik Peter.
"Apa aku saja tak cukup sayang? Hm? Katakan!" bisiknya terdengar kesal.
"Hah?"
Sungguh, Peter tak mengerti apa yang suaminya itu maksudkan.
"Tak bisakah kau hanya memiliki aku dalam hidupmu? Mengapa kau berpikir untuk memiliki mahluk lain yang akan membuatku berbagi kasih sayangmu?" ujar Nathaniel dengan wajah suram.
Sementara Peter kebingungan, Nathaniel telah berhasil membuka kancing kemeja yang Peter gunakan. Pria itu menghisap kencang puting kemerahan yang bertengger di dada Peter hingga sang empuh meronta.
"A-akh, Niel hentikan! Aku tak punya payudara. Sampai kapan pun kau menghisapnya tak akan ada yang keluar!"
Nathaniel lantas tersenyum.
"Ya...tak ada air susu, artinya tak perlu ada bayi di antara kita sayang."
Semburat merah muda seketika menghiasi wajah menawan Peter. Cara suaminya itu menghibur memang vulgar namun entah bagaimana ampuh membuat Peter kembali tersenyum dengan malu-malu.
"Namun...susu yang disini, milikku!"
Peter menunduk kala suara berat Nathaniel menginterupsi. Entah sejak kapan Nathaniel berlutut di depan selangkangannya dengan wajah mesum. Pria bermata sayu itu nampak menurunkan celana kain yang Peter gunakan berniat mengeluarkan kejantanan Peter detik itu juga.
Tersadar, Peter buru-buru mendorongnya menjauh.
"Hentikan! Ini rumah sakit."
"So what?"
___
• The end
___🎀 Author Note 🎀 :
Nggak bakat nulis sebenarnya dari dulu, tapi demi kapal hantu/ghoib yodah pakai ilmu trabas aja 💅
TANDAIN KALAU ADA TYPO MENG (人 •͈ᴗ•͈)
KAMU SEDANG MEMBACA
PETER HAREM | Killer Peter BxB
FanfictionMan x Man only! Note : Oneshot Harem Killer Peter IDN-vers pertama di Wattpad 😋